webnovel

FALLING IN LOVE

Auteur: NicksCart
Sports, voyage et activités
Actuel · 1.5M Affichage
  • 529 Shc
    Contenu
  • 4.9
    700 audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

Khusus Dewasa!! "Mungkin Dia hadir di hatiku di awal perjalananku, tapi kamu hadir di akhir dari perjalananku hingga akhir hidupku nanti." (Aska Aliando) Berawal hanya karena sekedar candaan Karin, di sebuah kamar pasiennya di rumah sakit. Karin yang selalu jahil dengan tiap laki-laki yang baru di kenalnya. Karena di mata Karin, laki-laki semua adalah hidung belang. Yang patut untuk di permainkan. "Apakah kamu mau menjadi kekasihku?" Kata Karin dengan santainya. "Oke...aku mau menjadi kekasihmu." jawab Aska Aliando "Tapi ada syaratnya, kamu harus menyerahkan semua hartamu..apa kamu mau?" lanjut Karin dengan suara merayu. "Baik,..aku setuju! tapi harus ada surat perjanjian kontraknya..jika kita bisa menjalani 6 bulan hubungan ini, maka semua hartaku untukmu." sahut Aska dengan serius. Perjanjian sudah tertulis dan sudah di tandangani masing-masing..bersamaan hasil lab Aska yang sudah keluar. Aska di vonis Leukimia stadium 4. Dunia Karin berubah seketika, ingin dia membatalkan perjanjiannya namun takdir mengharuskan Karin di samping Aska. Mampukah Karin bertahan dengan hubungannya tanpa berdasarkan cinta?? Dan apakah Aska bisa bertahan dari penyakitnya..dan harus meninggalkan Karin beserta harta yang di berikannya pada Karin?? 'Jangan tinggalkan aku, aku mohon..kamu harus bertahan hidup untukku..jika aku harus bertahan untuk hubungan ini..kamu pun harus bertahan untukku..karena aku sudah jatuh hati padamu!! ( Karin Aadvantika )

Étiquettes
2 étiquettes
Chapter 1KESEPAKATAN

Karin menyusuri koridor rumah sakit, dengan sedikit tergesa.

Tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan, Karin segera masuk ke ruang kerjanya.

Pagi ini Karin mendapat tugas menjaga seseorang pria yang masih muda yang berada di kamar VIP Mawar nomor lima belas.

Dengan senyum yang selalu mengembang di bibirnya yang indah, Karin keluar dari ruang kerjanya menuju kamar pasien yang akan di rawatnya secara pribadi.

Karin menjalankan rutinitasnya sebagai perawat di Rumah sakit besar di Surabaya yang sudah di jalaninya hampir selama dua tahun lamanya.

Banyak suka duka yang di alami Karin dengan para pasiennya, dari pasien yang sifatnya menurut sampai pada pasien yang sifatnya pemarah, dan itu semua membuat Karin semakin pintar untuk menganalisa watak tiap pasien.

Hati Karin sedikit ragu saat menerima tugasnya barunya, karena menurut teman-temannya pasien yang satu ini sangatlah dingin dan tak punya hati walau itu terhadap wanita.

Mendekati kamar nomor lima belas, Karin menghela nafas panjang, dia berdoa dalam hati semoga pasiennya kali ini tidak mempersulit pekerjaannya seperti yang di alami teman-temannya.

Di ketuknya pelan pintu kamar pasien, dan berlahan membuka pintu tersebut.

Nampak wajah pasien yang berada di tempat tidurnya dengan posisi setengah bersandar.

"Sungguh sangat tampan wajah pria ini, sungguh seperti wajah-wajah artis korea," ucap Karin dalam hati.

"Selamat pagi Pak Aska Aliando." sapa Karin dengan tersenyum manis.

Aska yang sebagai pasienpun membalas sapaan Karin dengan tersenyum pula.

"Selamat pagi juga suster," Aska tidak melanjutkan karena dia belum tahu nama suster yang akan merawatnya.

"Karin," sahut Karin dengan cepat, karena tahu maksud dari ucapan Aska yang tidak berlanjut.

"Suster Karin, sebuah nama yang indah." ucap Aska setelah tahu nama suster yang merawatnya.

"Oh ya, permisi pak Aska..saya akan cek dulu suhu badan pak Aska, setelah itu saya akan memberikan suntikan vitaminnya." ucap Karin minta ijin terlebih dulu pada Aska untuk memberikan suntikan vitamin.

"Suster Karin, apakah aku bisa minum obat saja? jujur aku tidak mau di suntik." ucap Aska dengan jujur.

"Kenapa Pak Aska tidak mau di suntik?" tanya Karin sedikit heran, laki-laki dewasa tapi tidak mau di suntik.

"Aku takut dengan jarum suntik Sus." jawab Aska sedikit malu.

"Kalau takut...tutup mata saja Pak Aska, dan itu tidak akan sakit, hanya seperti di gigit semut," bujuk Karin.

"Suster, apakah aku terlihat tua?" tanya Aska menatap wajah Karin yang terlihat sangat cantik.

"Terlihat masih sangat muda...memang kenapa Pak Aska?" jawab Karin membalas tatapan mata Aska yang sedang menatapnya.

"Kalau aku terlihat masih muda...apakah suster bisa memanggilku dengan namaku saja." pinta Aska yang merasa canggung dipanggil Karin dengan sebutan Pak.

"Baiklah...jika itu membuatmu senang Pak Aska Eh...Aska," ucap Karin dengan tersenyum.

Sambil menyiapkan alat suntiknya, Karin mengusap punggung tangan Aska yang sudah terpasang jarum infus dan mencabutnya dengan pelan untuk segera menyuntikkan vitamin pada Aska.

Masih dengan mengajak Aska berbicara, Karin mencoba mengalihkan perhatian Aska pada obrolan yang ringan dengan sebuah candaan.

"Kalau boleh tahu...apakah kamu sudah mempunyai kekasih Ka?" tanya Karin dengan sifat isengnya.

"Belum...kenapa? apakah kamu mau menjadi kekasihku." tanya Aska dengan tersenyum.

"Emm, apakah kamu sedang bercanda?" tanya Karin yang sudah tak percaya dengan kesungguhan seorang pria.

"Aku serius, jika kamu mau...aku sangat senang...jadi, bagaimana? mau kan kamu menjadi kekasihku?" tanya Aska lagi menatap wajah Karin yang terlihat begitu mempesona.

"Tentu kenapa tidak, tapi aku punya syarat-syarat yang harus kamu penuhi, apa kamu mau dengan syaratnya?" tanya Karin dengan memulai memasukkan obat pada alat suntiknya.

Tanpa di sadari Aska yang masih asyik dengan percakapannya, berlahan Karin menyuntik Aska dengan sangat pelan.

"Apa syaratnya? Aaauhhhhh," Aska berteriak mengalami sakit seperti kena tusukan pada punggung tangannya.

"Aaahhhh...kamu telah menyuntikku, kamu curang." teriak Aska pada Karin.

Karin tersenyum lebar, penuh kemenangan.

Sambil tersenyum, Karin menjawab pertanyaan Aska yang telah terputus akibat suntikan yang mendadak tadi.

"Syaratnya adalah jika kamu sudah berani dengan sebuah suntikan maka aku mau jadi kekasihmu." ucap Karin dengan tertawa renyah.

"Kamu curang." desis Aska menahan rasa kesal karena telah di permainkan Karin.

"Aku sudah memberitahu syaratnya, karena kamu tidak bisa memenuhi syarat itu, jadi kamu tidak layak untuk menjadi kekasihku." kata Karin dengan tersenyum, sambil membereskan alat suntikannya.

"Suster kapan aku bisa pulang?" tanya Aska mengalihkan pembicaraan.

"Tunggu hasil lab keluar besok pagi...jika hasil labnya bagus maka kamu bisa langsung pulang," jelas Karin.

"Memang aku sakit apa Sus?" tanya Aska,

"Untuk sementara hasil pemeriksaan kamu terserang typus...tapi tetap saja kita harus menunggu hasil labnya...jadi sabar ya Ka," ucap Karin menenangkan hati Aska.

"Apakah boleh aku minta tolong?" kata Aska memohon pada Karin.

"Tentu...minta tolong apa?" tanya Karin seraya mendekati Aska.

"Jadilah kekasihku mulai sekarang...aku akan membayar berapapun yang kamu minta." ucap Aska dengan bersungguh-sungguh.

"Untuk soal itu aku tidak bisa menolongmu, dan kenapa harus aku yang kamu mintai tolong? kenapa bukan yang lainnya?" tanya Karin dengan heran.

"Karena aku yakin, hanya kamu yang bisa menolongku," jawab Aska dengan wajah serius.

"Jika aku meminta semua hartamu...apakah kamu bisa memenuhinya?" gertak Karin dengan sangat yakin, karena Aska tidak akan mau memenuhinya.

"Baiklah...aku akan penuhi permintaanmu." jawab Aska dengan pasti.

Karin terdiam dan mulai berpikir keras, dia tidak bisa melakukannya, tapi Aska sudah menyetujuinya.

"Baiklah...harus berapa lama aku akan menjadi kekasihmu?" tanya Karin dengan sangat terpaksa jadi menerimanya.

"Hanya enam bulan saja." jawab Aska singkat.

"Oke deal...aku pegang kata-katamu," ucap Karin tidak bersungguh-sungguh, dia hanya ingin tahu reaksi Aska saja.

"Tunggu...aku akan membuat surat kontraknya, agar kamu tak bisa mudah untuk lari meninggalkanku." sahut Aska cepat.

"Baiklah...terserah kamu saja, sekarang ijinkan aku untuk istirahat, karena ini sudah jam waktunya istirahat." ucap Karin seraya mengambil peralatannya, dan berlalu dari kamar Aska Aliando yang sekarang adalah kekasihnya.

Vous aimerez aussi

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Sports, voyage et activités
4.9
425 Chs
Table des matières
Volume 1