"Karin anakku... anakku." ucap Riswan semakin memeluk Karin dengan sangat erat.
"Ayah.... Ayah." ucap Karin menenggelamkan kepalanya di dada Ayahnya Riswan.
Hingga beberapa saat lamanya, tanpa ada batasan lagi Karin dan Riswan saling berpelukan erat dan tak saling melepaskan.
"Ayah... Kenapa Ayah tidak mengatakan jujur dari awal kalau Ayah adalah Ayahku. Kalau aku tahu dari awal pasti Ayah tidak akan menderita sendirian seperti ini." ucap Karin merasakan kesedihan yang di alamat Ayahnya.
"Aku takut kamu menolak dan tidak percaya padaku Karin, aku hanya punya satu impian di masa tuaku nanti di saat aku meninggal aku bisa bertemu kalian dan kalian mengetahui kalau aku Ayah kalian yang juga sangat mencintai kalian dan sekarang Tuhan telah mengabulkannya." ucap Riswan dengan tatapan matanya yang masih berkaca-kaca.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com