Shia Tang terlahir sebagai gadis yang berparas bagai seorang dewi, dia tumbuh sebagai seseorang yang pendiam dan suka bermain piano. Dikucilkan dan dijebloskan ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya sendiri, tiba-tiba presdir Keluarga Tang mengatakan bahwa Shia Tang akan menikah dengan putra tertua keluarga Li. Seorang gadis seperti Shia Tang pasti berharap pernikahan adalah suatu moment sekali seumur hidup. Tapi bagaimana jika orang yang dinikahinya itu adalah seseorang yang tidak dikenalinya... Kehidupan Shia Tang yang begitu tenang kini dibuat berantakan, satu persatu peristiwa kelam yang ditutup rapat oleh keluarganya mulai terungkap. Mampukah Shia Tang mempertahankan pernikahannya...?
Pada malam hari di kediaman keluarga Tang, di dalam sebuah taman mansion, terdengar suara alunan lagu Nocturnes karya musikus Chopin dari sebuah piano yang sangat merdu. "Nona, tuan Tang menyuruh anda masuk ke dalam." Perintah tersebut membuat suara piano yang merdu tiba-tiba berhenti mengagetkan seorang gadis yang duduk di depan piano dan perlahan membalikkan badannya menuju sumber suara tersebut.
Gadis itu memiliki wajah seperti malaikat. Ia mengenakan gaun bermotif bunga yang berwarna terang dan memiliki sepasang mata hitam berkilau, terlihat takut untuk melihat orang yang datang menghampirinya. "Paman memanggilku? Ada perlu apa?", tangannya yang putih dan berjari lentik meremas roknya diam-diam. Ketegangan yang dirasakannya benar-benar terlihat dengan jelas.
Nama gadis itu adalah Shia Tang. Putri ketiga dari keluarga Tang. Ia menghabiskan waktu lima tahun di rumah sakit jiwa dan baru kembali lagi ke kediaman keluarga besar ini ketika menginjak usia 13 tahun. Ia tidak suka berbicara dengan banyak orang. Begitupun dengan orang-orang di kediaman keluarga Tang, mereka juga terlihat enggan dan benar-benar berusaha untuk menghindarinya. Mereka bahkan menganggap Shia Tang tidak pernah ada disana.
Tetapi, pamannya, pria yang mengendalikan nasib semua anggota keluarga Tang, justru ingin menemuinya sekarang. Ada apa sebenarnya? Di dalam hati, Shia Tang bertanya-tanya.
Kepala pelayan yang mengantar Shia Tang sama sekali tidak menjawab pertanyaannya dan hanya menyuruh untuk mengikutinya tanpa banyak bicara. Shia Tang pun merasa sangat gelisah. Bagaimana bisa orang yang sengaja dilupakan oleh keluarganya sendiri tiba-tiba diingat? Mana mungkin aku tidak merasa takut?
Shia Tang lalu mengikuti pengurus rumah tersebut melewati villa-villa kecil yang berjajar di sepanjang jalan menuju villa utama.
Sebenarnya, villa utama adalah rumah yang ditinggali oleh presiden direktur yang sekarang tengah memimpin keluarga Tang. Paman tidak tinggal disini, tapi semua hal-hal penting akan dibahas di villa utama ini. Shia Tang sangat jarang keluar dari tempat tinggalnya, apalagi sampai pergi ke villa utama.
Shia Tang kemudian masuk ke dalam villa utama. Setelah dipersilahkan, ia kemudian duduk di dalam ruangan tersebut. Di hadapannya, kini tengah duduk Robert Tang, salah satu pamannya.
Walau tampak seperti tidak punya kewenangan apapun, sebenarnya Robert Tang memiliki kekuatan untuk mengendalikan nasib para anggota Keluarga Tang yang lain. Baik itu mereka yang lebih tua, maupun yang lebih muda darinya. Semua berada di bawah kekuasaannya. Jangan tanya kenapa. Karena yang Shia Tang tahu, Robert Tang sudah memiliki posisi seperti sekarang setelah ia kembali ke keluarga Tang.
"Shia, hari ini aku memanggilmu kemari karena aku ingin membahas tentang pernikahan." Robert Tang memulai percakapan dengan Shia Tang.
Di dalam ruangan yang biasanya digunakan untuk acara minum teh bersama dengan para keluarga disana. Pria tampan yang kini sedang memeluk seekor kucing hitam kecil itu, langsung menuju pada topik pembicaraan.
Shia Tang tersentak, lalu mendongak dan melihatnya dengan takut-takut, tanpa mengeluarkan suara apapun.
"Ayahmu memanfaatkan keluarga Tang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Lalu itu semua berdampak buruk pada nama besar dan reputasi keluarga Tang." Setelah berbicara sampai disini, pandangan pria itu menyusuri gadis yang kini menggenggam roknya lebih erat. "Aku sudah membicarakannya dengan keluarga Li. Asalkan kamu menikah dengan salah satu putra keluarga Li, aku bisa melupakan apa yang telah dilakukan oleh ayahmu."
Ujung jemari Shia Tang menggenggam roknya semakin erat. Wajahnya yang mungil cantik dan putih tampak ketakutan. Bibir merah mudanya bergetar dan sepasang matanya yang polos terlihat cukup tegang.
"Orang yang akan kamu nikahi adalah putra tertua keluarga Li." Ucap Robert Tang, seolah-olah menebak apa yang ada dalam benak Shia Tang.
Putra tertua keluarga Li?, Shia hanya bisa berkata dalam hati dan tetap terdiam.
Meskipun hampir tidak pernah keluar dari taman musim gugur, tapi Shia Tang juga pernah mendengar satu dua hal terkait dengan ketiga anak dari keluarga Li. Dari ketiga anak keluarga Li itu, hanya putra pertamanya lah yang memiliki sifat sangat tenang dan lembut, dibandingkan dengan dua saudaranya. Shia Tang menganggap bahwa dirinya cukup beruntung jika bisa menikah dengan putra tertua itu.
"Aku, aku bersedia untuk menikah." Jawab Shia Tang, yang merasa bahwa tidak ada pilihan lain baginya.
Seumur hidupnya, Shia Tang tidak pernah berani membayangkan bahwa ia bisa menjadi seorang perempuan yang akan menikah. Tiba-tiba, ia dijodohkan dan tidak siap untuk menghadapi apa yang menunggunya di masa depan nanti.
※
Bulan tampak seperti mata kail perak di langit. Sementara, di mansion keluarga Li yang megah, sedang terjadi sebuah pembicaraan serius disana. Terlihat dua orang, yaitu ayah dan anak sedang memperdebatkan sesuatu.
"Ayah masih waras, kan? Bagaimana mungkin ayah berniat menikahkan aku dengan gadis gila seperti itu!!" tanya seorang pemuda dengan nada marah.
"Shia Tang menderita penyakit jiwa saat masih anak-anak, tetapi itu dulu. Sekarang dia sudah sembuh." Orang yang dipanggil ayah pun menjelaskan kepada lawan bicaranya.
"Gadis itu sudah memiliki riwayat penyakit jiwa ayah. Apa ayah tidak takut kalau sewaktu-waktu penyakitnya kambuh? Penyakit itu adalah penyakit keturunan! Jika ayah menginginkanku untuk menikahinya, lebih baik aku merelakan posisi presdir pada orang lain." Ia pun melanjutkan, "Meskipun aku juga ingin menduduki posisi itu, tapi jika ayah menyuruhku untuk tidur di ranjang yang sama dengan orang gila, memikirkannya saja sudah membuatku takut."
Setelah mengumumkan kepada ketiga putranya, siapapun yang mau menikahi putri ketiga keluarga Tang, maka dia akan berhak menggantikannya sebagai presdir di keluarga Li. Namun hal tersebut, langsung ditentang oleh putra kedua dan putra bungsu Donny Li.
Karena tidak ada pilihan lain, Donny Li hanya bisa berharap pada putra pertamanya yang kebetulan memiliki mental paling stabil diantara putra kedua dan putra bungsunya. Namun sayangnya, putra pertama yang selama ini tidak pernah mengecewakannya sekalipun, kali ini mengatakan hal yang sama dengan kedua putranya yang lain.
"Ayah, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bisa mempertaruhkan sisa hidupku." Tolak Wilson Li dengan tegas.
"Kalian!!!" Donny Li pun merasa frustasi sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tawaran kompensasi dari keluarga Tang tidak dapat ditolaknya begitu saja. Apakah dia sendiri yang akan menikahi gadis itu? Tapi mana mungkin?
Brak!
Tiba-tiba, pintu didorong dengan keras dari luar.
Sesaat, semuanya melihat ke arah sumber suara keras itu. Disana, terlihat seorang lelaki bertubuh tinggi sedang berjalan masuk. Ia memakai jas abu-abu dengan lengan baju yang sengaja digulung rapi. Setiap langkah kakinya terkesan mantap dan kuat.
Suasana yang hening membuat langkah kakinya terdengar mengerikan. Pria yang baru datang itu tampak seperti iblis dari kegelapan. Momen suram itu seolah-olah bisa mengubah warna langit dan bumi menjadi lebih gelap.
Setelah ia mendekat, Donny Li dan ketiga putranya akhirnya bisa melihat wajah pria itu dengan jelas dan ternyata ia adalah….