webnovel

Demam Tinggi

Redakteur: Wave Literature

Suara peringatan baterai ponsel Shia Tang akan habis telah berbunyi, sungguh suara itu terdengar seperti memotong harapan terakhirnya.

Dug…

Shia Tang terjatuh lagi, tapi kali ini ia tidak dapat berdiri lagi. Dengan mengandalkan kesadarannya yang terakhir ia membuka kontak di hpnya dan menekan nomor telepon terakhir yang sangat mustahil jika orang itu akan mengangkat teleponnya sekarang. 

Di Klinik Psikologi Gera, sebelum Ethan Gu tidur ia tiba-tiba teringat file penting yang harus segera diurusnya, jadi ia pergi mengemudi dan kembali ke klinik untuk mengambil file tersebut. Baru saja dirinya membuka pintu klinik, tiba-tiba telepon di klinik berdering seperti bel pertanda gawat darurat.

"Halo, Klinik Psikologi Gera." Ethan Gu melangkah menjawab telepon.

"Senior... Selamatkan... Aku..." Mendengar suara yang akrab di telinga ini, Ethan Gu merasa darah di seluruh tubuhnya mengalir berlawanan. 

"Shia, kamu dimana? Cepat katakan padaku!" Etha Gu bertanya dengan cemas.

"Aku tidak tahu, kuburan... batu nisan ada di mana-mana. Sangat gelap… sangat… Tuut tuut tuut…" Suara telepon sudah berubah menjadi suara operator. 

Ethan Gu mengambil kunci dan bergegas keluar dari klinik. Setelah menutup pintu, ia membuka aplikasi peta sambil mengemudi untuk menemukan alamat semua kuburan di kota A ini.

Sebenarnya Ethan Gu ingin memanggil polisi, tetapi ia ingat panggilan terakhir Shia Tang ternyata meminta bantuan dengan hanya menelpon ke klinik, di dalam hati ia merasa takut dan khawatir. Jadi, Ethan Gu meminta teman-teman di sekitarnya untuk membantunya sebisa mungkin.

Keesokan harinya, hari mulai menampakkan matahari, fajar memantulkan ribuan cahaya yang datang mewakili sinar matahari setelah hujan. Di dalam ruang ICU, terlihat seorang wanita dengan mata tertutup dan wajahnya sangat pucat.

"Shia Tang sudah sadar tetapi tidur lagi." Ethan Gu memberi tahu pria yang baru saja menerima berita darinya.

Ethan Gu sengaja terlambat memberi tahu Billy Li tentang keadaan Shia Tang. Sejauh yang Ethan Gu tahu, tadi malam Shia Tang jatuh pingsan di daerah pemakaman milik Billy Li. Dengan kata lain pria ini adalah alasan mengapa Shia Tang dibiarkan di sana sendirian sampai pingsan.

Jika pria ini benar-benar peduli pada Shia Tang, dengan melihat kekuasaan Billy Li, tidak mungkin jika gadis ini sampai tidak terdeteksi keberadaannya. Fakta telah membuktikan, bahwa pria ini benar-benar tidak peduli sama sekali kepada Shia Tang yang sekaligus adalah istrinya sendiri.

Billy Li berdiri di depan ranjang pasien dengan wajah yang masih sama, begitu suram tidak memperlihatkan emosi apapun. Ia hanya menatap wanita yang sedang sakit itu tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Dokter bilang, jaringan lunak di tangannya terluka parah, tangannya penuh luka, karena tertusuk duri bunga, dan demam tingginya disebabkan oleh guyuran hujan." Dengan dingin Ethan Gu mengulang kalimat dokter dan menyampaikannya kepada Billy Li.

Tadi malam, Ethan Gu hampir meminta seluruh teman-temannya mencari di seluruh kota A. Tetapi akhirnya, Ethan Gu menemukannya dimana ia baru saja pergi ke tempat itu, seolah-olah Shia Tang ditakdirkan untuk ditemukan oleh dirinya.

Shia Tang pingsan di pinggir jalan di malam yang gelap sambil menjulurkan tangan yang sedang mengepal. Jika Ethan Gu tidak memperhatikan dengan baik, mungkin ia tidak akan bisa melihat sedang ada seseorang yang jatuh di sana.

Jika Shia Tang pada saat itu tidak menelpon meminta bantuan dan Ethan Gu tidak datang kembali ke klinik untuk mengambil berkas, maka ia tidak dapat membayangkan apa akibatnya.

Terutama, ketika dokter memberitahukan diagnosis setelah membawa Shia Tang ke rumah sakit untuk pertolongan pertama. Hal pertama yang ingin Ethan Gu lakukan saat itu adalah meninju seseorang.

Pada saat itu, dokter bahkan menganggap Ethan Gu sangat jahat karena sudah memperlakukan wanita itu sampai kondisinya begitu menyedihkan, lalu dokter itu memarahinya. Dokter hampir saja melaporkan kejadian ini kepada polisi dengan laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Karena, Ethan Gu juga tidak memberikan penjelasan tentang kejadian yang sebenarnya terjadi kepada dokter. Ia hanya mengkhawatirkan Shia Tang yang masih demam tinggi dan tidak berhenti mengigau.

Ethan Gu benar-benar ingin memukuli Billy Li ketika ia menemukan kondisi Shia Tang tadi malam, tetapi itu hanya keinginan sesaat Ethan Gu tidak pernah melakukan tindakan yang buruk dalam suasana hati yang juga sedang buruk.

Billy Li memang tampak tidak peduli, tetapi terlihat jelas dari gerakan tubuhnya, sebenarnya tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya sudah mengepal dengan kuat.

Ethan Gu berkata, "Ada sesuatu di telapak tangan kirinya. Aku dan dokter telah mencoba mengeluarkannya, tetapi dia tidak mau melepaskannya. Dia menggenggam benda itu seperti menggenggam nyawanya sendiri. Atau karena benda yang digenggamnya itu dia masih hidup sampai sekarang...!"

Nächstes Kapitel