webnovel

SEIN KIRI, BELOK KANAN

Penulis: da_pink
Masa Muda
Lengkap · 222.8K Dilihat
  • 219 Bab
    Konten
  • 4.9
    14 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Hallo, terima kasih buat yang tetap setia baca meski udah digembok... insyaallah cerita ini kuupadate 3 bab sehari. ------------ Kisah cinta Nada, yang akhirnya berbelok arah. Ia menjalin hubungan selama bertahun-tahun dengan Aldo, tapi, tak kunjung dinikahi, sementara kedua orangtuanya sudah sangat resah mengingat usia yang semakin matang. Di perjalanan, ia malah dijodohkan dengan Alan, sosok yang dibenci. Pertemuan mereka diawali insiden menyebalkan, yang membuat Nada tak pernah bisa ikhlas menerima perjodohan dengannya. Pada akhirnya, Nada tidak mampu membantah orangtua, terutama Ayahnya sendiri. Menikah dengan orang yang dibenci, lantas meninggalkan sosok yang dicintai. Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Mampukah Alan menaklukkan hati Nada, atau malah melepas Nada di tengah jalan demi bersama Aldo.

tagar
2 tagar
Chapter 1KECELAKAAN

"Awaaaassss!!!" 

 

Suara decitan rem, klakson dan teriakan seorang cowok dari arah belakang, membuatku terkejut setengah mati.

 

Tidak sempat melihat, tiba-tiba saja, tubuhku seolah melayang, pandanganku mengabur. Tahu-tahu sudah berada di tengah jalan. Dengan posisi menelungkup. 

 

Telapak tangan perih, lutut  juga pedih, hidung mancungku rasanya sakit. Kurasa ujungnya terluka. 

 

Padahal sebelum ambil jalur kanan, sempat lihat kaca spion, tidak ada motor di belakang, hanya sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan sedang. Eh, malah ditabrak begini. Apes sekali nasibku pagi-pagi.

 

Seketika lokasi tempat kecelakaan yang menimpaku dan cowok itu, jadi macet. Seseorang membantuku berdiri. 

 

"Wah, Mbak, kira-kira dong kalau mau motong jalan, itu seinnya ke kiri, tahu-tahu belok kanan, nggak pake aba-aba lagi."

 

Cowok yang menabrak tadi tampak berjalan agak terpincang ke arahku. Syukurnya aku masih sadar dan rasanya baik-baik saja.

 

"Lha, kok nyalahin saya. Situ nggak pake mata, udah jelas mobil depan nepi ke kiri, jangan salahin saya dong!"

 

Aku mana mau disalahkan, jelas-jelas dia yang sudah menabrak. Malah dia yang merepet begini.

 

"Wah, dasar emak-emak, nggak mau kalah!" ucapnya menyinggung perasaanku. 

 

"Situ bilang apa? Saya ini masih gadis, enak aja bilang emak-emak!"  jawabku seolah menantangnya. Pokoknya aku tidak mau disalahkan begini, sorry lah yaw.

 

"Hah! Susah urusan sama kaum satu ini!" katanya sambil berbalik, lalu menegakkan lagi motornya. 

 

"Woi, nggak bisa gitu, maen kabur aja lo. Ini motor gue gimana!" teriakku kesal di tengah jalan itu.

 

Sudahlah terlanjur malu. Biar deh mereka lihat, untung masker masih terpasang. Peduli amat, aku merasa di posisi yang benar kok. Dia yang salah, kenapa datang-datang langsung main tabrak saja. Apa tidak bisa mengendarai sepeda motornya biasa saja? Sudah tahu setiap pagi jalanan ini pasti disesaki kendaraan, tidak hanya kaum laki-laki saja yang memenuhi jalan. Banyak juga kaum wanita yang juga bekerja. Dan tidak semua juga yang memiliki pasangan, yang bisa mengantarkan pergi bekerja setiap pagi.  

 

"Sudahlah, Mbak, kalau mau kelarin masalah, mending di tepi itu aja. Entar ketahuan sama polisi, kena pasal macam-macam nanti."

 

Seorang pengendara lain menghampiriku. Dan kulihat, cowok itu juga dihampiri oleh pengendara yang lainnya. Mungkin bermaksud membiarkan kami mediasi, tanpa harus mengganggu kelancaran lalu lintas. 

 

Sepeda motorku dibawa oleh cowok lain untuk diketepikan. Banyak sekali yang peduli padaku. Biasalah ya, kalau cewek cantik jatuh dari motor, banyak tangan yang akan terulur untuk membantu. Beda jika yang jatuh itu kaum bapak-bapak. Boro-boro di tolongin, palingan cuma disuruh cepat berdiri, terus jalan lagi. 

 

"Makasih ya, Mas," ucapku sopan ke arah cowok yang sudah membantu membawa motorku ke tepi jalan.

 

Cowok yang menabrak aku tadi juga sudah berdiri di sebelah. 

 

Tak butuh waktu lama, lalu lintas lancar kembali. Orang-orang yang sempat membantu, juga telah berlalu pergi, menyisakan aku dan cowok ini. Tatapanku sinis ke arah dia. Halah, lagaknya sombong sekali, macam orang sukses saja gaya nelponnya.

 

"Iya, saya terlambat, Pak. Ada insiden kecil di jalan. Ah iya, nabrak emak-emak galau. Biasalah, Pak. Iya, makasih ya Pak, atas pengertiannya, saya akan segera ke sana."

 

Sumpah, ingin kutoyor mulutnya itu. Seenaknya saja bilang aku ini emak-emak galau.

 

"Heh! Kamu itu ya, bukannya minta maaf, malah nyolotin saya!" bentakku ke arahnya, sambil menurunkan masker sampai dagu. Helm juga sudah kulepas, jilbab sampai kusut-kusut seperti ini. Belum lagi hidungku, perih. Huft!

 

"Mbaknya yang salah, malah saya yang dimaki!"

 

Hih! Dasar ya nich cowok, tidak mau kalah. Perempuan apa laki-laki sih sebenarnya dia ini. Wajahnya juga tidak kelihatan lagi, pasti sengaja, supaya tidak bisa kulihat betul bagaimana rupanya. Takut kutandai 'kan. Makanya kalau salah, tidak usah menyolot pula. 

 

"Kamu itu yang salah, udah tahu ada cewek motoran di depan, malah pakai ngebut segala lagi. Untung kepala saya nggak pecah, itu motor gede kamu juga udah rusakin motor matic saya. Pokoknya kamu harus tanggung jawab, ganti rugi, saya nggak mau tau!"

 

Aku kesal sekali rasanya. Tapi, dia malah santai saja gayanya, juga tidak mau melihat kondisi motorku.

 

"Nggak bisa! Kamu yang salah!" jawabnya cuek, sambil memasang kembali helmnya.

 

"Lho kok nyalahin saya, kamu itu, pake motor nggak kira-kira, ini pagi, jalanan rame, nggak mikir apa bakal nyelakain orang kayak gitu!"

 

Dia menatapku tajam, tidak terima kali dengan apa yang aku bilang ini. Benar 'kan. Dari tadi sudah kukatakan dengan jelas, coba saja dia berkendara biasa saja, tidak akan terjadi insiden seperti ini.

 

"Kalau kamunya tetap di jalur kiri sesuai arah sein kamu, nggak tiba-tiba sok paten motong di kanan, nggak bakal kayak gini kejadiannya. Itu bahaya tahu. Nyelakain orang lain juga kan jadinya."

 

"Enak aja ngomongnya gitu, harusnya kamu itu bisa jeli, di jalan raya kok ugal-ugalan. Kalau mau balap-balapan di sirkuit sana. Sekalian aja ikut F1, biar kerasa jadi pembalapnya."

 

Pagi-pagi bertengkar sama cowok yang mulutnya 'lemes' gini, bikin naik darah, bukannya minta maaf saja dari tadi.

 

"Kok bawa-bawa F1, hei, Mbak, nggak usah ngomongnya kemana-mana dulu ya. Sekarang bahasan itu soal Mbak, yang udah bikin pengendara lain celaka. Apa perlu saya ajarin gimana tata caranya berkendara yang baik dan benar?"

 

Buset ini cowok, malah menantang aku. Bilangnya aku emak-emak, mulut dia saja melebihiku. Menjawab saja dari tadi. Ya Allah, rasanya ingin kusumpal saja mulutnya itu dengan kaos kaki busuk.

 

"Biasa aja lah ya lagaknya. Saya udah punya SIM, udah lulus ujian sepeda motor, jadi nggak perlu repot-repot nawarin diri buat jadi mentor motor saya!"

 

"Kalau gitu, harusnya Mbak tahu aturan di jalan itu gimana. Bukannya malah sein ke kiri, belok kanan. Itu yang bikin orang lain celaka."

 

Waduh, benar-benar membuatku kesal, sakit hati sekali. 

 

"Kenapa sih susah banget lo itu minta maaf, gue cewek lho, udah lo tabrak, untung gue nggak kenapa-napa! kalau tadi gue sampai nggak sadar diri gimana? Hah!" 

 

Keluar juga kan mulut kasarku. Dari tadi ditahan-tahan, dia terus nyalahin aku.

 

Tapi, dengan tidak sopannya, dia malah naik ke atas motor. 

 

"Mbak sendiri bilang nggak kenapa-napa kan, jadi nggak ada yang perlu kita bahas lagi, sorry saya buru-buru!"

 

Dia lalu menghidupkan sepeda motor.

 

"Enak aja, buka masker lo! gue foto, buat laporin ke polisi!" geramku sambil mengacungkan HP ke arahnya.

 

Dia lalu mengibaskan tangan, menutup kaca helm dan pergi. Tidak tinggal diam, kufoto saja motornya, lengkap dengan nomor plat kendaraan itu. Nanti kulaporkan sama Om, yang sudah jadi Kapolres Kota ini. 

 

Awas aja lo! 

 

Sakit hati sekali rasanya, dasar cowok tidak bertanggung jawab! Aku sumpahin susah dapat jodoh! Jahat. Huh!

------------

Anda Mungkin Juga Menyukai

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Masa Muda
5.0
268 Chs

Sahabatku Kekasih Hatiku

Aira Salsabila gadis cantik dan menarik, anak kepala desa yang memiliki wawasan luas dan modern,bersahabat dengan Ihsan Airlangga,pemuda tampan yang pandai bermain musik,dan punya sederet keahlian, putra seorang dokter pemilik salah satu rumah sakit terkenal Cikarang. Persahabatan itu terjalin sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Ihsan memendam perasaannya cintanya sekian lama hanya untuk Aira seorang.Pemuda itu tidak mau memulai untuk mengutarakan isi hatinya,berbagai macam pertimbangan dan rasa sungkan pada sahabatnya. Kekhawatirannya terhadap gadis itu yang banyak disukai oleh banyak pemuda, membawa keberanian bagi dirinya untuk segera menyatakan cintanya pada sang "Tuan Putri kembang desa yang amat dicintainya. " I love you Aira" Alhasil cintanya tidak bertepuk sebelah tangan,gadis pujaannya itu menerima cinta Ihsan dengan tulus. " I love you too" Kemudian mereka menjalani hubungan jarak jauh antara Jakarta - Bandung "Long Distance Relationship" kata anak muda zaman now. Dapatkah mereka menahan rasa rindu yang menggelora,dan cinta yang membara? Apa reaksi dari Aira dan keluarganya, ketika tiba tiba Ihsan ingin menikahinya? Mampukah Aira dan Ihsan bertahan dalam hubungan jarak jauh tersebut?Apa saja yang akan mereka alami berdua???? Yuuuk ikuti terus kelanjutan cerita ini "Sahabatku,Kekasih Hatiku" pada bab bab berikutnya. Jangan lupa dukung terus novel ini dengan memberi power stone dan review yang baik, sebagai energi baru untuk author dalam menulis cerita ini. Selamat Membaca....... Kamila Qha

Kamila_Qha · Masa Muda
4.9
178 Chs
Indeks
Jilid 1