"Ih, ketahuan banget kamu aslinya gimana? Aku malah bersyukur sadar cepet dan nerima perjodohan sama Alan, dia jauh lebih baik dari kamu. Ayahku nggak salah! Bahkan jodoh yang dicarikan buat aku, bener-bener yang aku butuhkan, meski sebelumnya yang kumau itu, kamu!" Benar-benar memancing emosi saja manusia satu ini.
"Aku tahu kamu hanya terpaksa aja, Nad. Aku masih nyimpen chat curhat kamu, waktu bilang benci sama suamimu itu!"
"Aku nggak pernah curhat bilang benci sama suamiku sama kamu, ya! Itu hanya keluhan aku di masa lalu, saat kamu masih memerangkapku dalam lingkaran dosa, yang nggak jelas ujung pangkalnya!"
Aldo tampak mencoba mengabaikan kemarahanku itu. Ia seolah tak peduli, dan terus saja membujukku, agar mendengarkannya, kembali ke rasa di masa lalu, yang bergejolak antara kami.
"Meskipun begitu, tapi sudah jelas, kalau kamu menerima dia dalam keadaan terpaksa. Nggak baik lho, Nad, seperti itu. Pantas saja, kamu jadi begini! Bertengkar sana, bertengkar sini!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com