"Ya sudah, sekarang salat dulu, sana. Trus bantu ibu berbenah di meja makan, ya."
Demi menjaga perasaan anak. Sang ibu tak ingin menanyakan sesuatu yang sangat diharapkan. Sudahlah. Segalanya telah menjadi suratan. Alan dan Nada pasti baik-baik saja. Mereka tentu telah berobat jika memang mengalami kendala pada salah satu.
Ayah dan Alan pulang dari masjid saat Nada tengah membantu Ibu menghidangkan santap siang di dapur. Nada lupa mengenakan jilbabnya kembali, sebab, ia merasa tak ada lagi orang asing, yang haram melihat auratnya.
Lelaki yang menjadi suaminya pun terkesan biasa saja. Sehingga, tak ada yang perlu dipersoalkan.
"Ayo, makan dulu. Pasti sudah pada lapar. Dari tadi bicara cuma dengan segelas saja." Ibu menyambut kedatangan suami dan menantunya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com