Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi antara aku dan Alan masih saja tak bisa tidur. Entah apa yang salah?
Sejak tadi kami hanya terbaring bersebelahan, setelah kuobati lebam di wajahnya karena mendapatkan sekali pukulan dari Aldo, sebelum pria itu tumbang.
Alan juga tak ingin bertanya apa-apa. Ia hanya banyak diam, tapi bukan karena marah padaku. Diri ini tak pula mampu berkata, bertanya atau sejenisnya.
Sorot mata kami, sama-sama memandang plafon kamar yang ia cat warna pink. Mataku sampai sakit karena sekeliling, semuanya berwarna pink.
"Nad ...."
Setelah sekian masa terlampaui, akhirnya ia bersuara.
"Ya?" Segera kuputar kepala ke arah kiri. Wajahnya masih lurus menatap langit-langit kamar.
"Apa masih ada masalah dengan wanita itu?" Perlahan wajah tampan mempesona itu mengarah kepadaku. Mata ini seketika berbinar, manakala tatapan kami bertemu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com