"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.
Terkadang, kita merasa sulit bagaimana cara mencintai diri sendiri. Apalagi jika tak ada orang yang mengerti, rasanya hidup seakan beban berat yang sulit dilewati. Untungnya, aku sudah menemukan orang itu dalam hidup. Entah bagaimana kisah awalnya, yang terpenting aku hanya ingin menjalaninya hari ini. Tentu bersama dia, karena tak ada lagi pria lain atau siapapun yang mampu menggantikan posisinya; hanya sebagai teman bersama atau mungkin teman hidup.
Aku tahu penantian ini sungguh menyakitkan. Apalagi ketika tengah memakan nasi goreng ati ampela, rasanya ada ribuan bawang yang disimpan hingga terus saja membuatku menangis. Aku tak mengerti semua terjadi secepat ini. Aku hanya berharap, cerita kita layaknya seperti kisah Laila dan Majnun, walau sudah tak mampu melihat, tapi jiwa masih saling bersatu dalam satu hati.
Inilah kisah ku. Terima kasih jika ada yang ingin menyelaminya begitu dalam. Maaf, bila ada hal yang tiba-tiba membuatmu patah. Aku tak bermaksud tapi mungkin takdir kita memang sama. Aku yakin kita semua memiliki ujian sesuai porsinya masing-masing, dan aku yakin kamu semua mampu menjalaninya dengan ikhlas.
Percayalah, ada Allah yang senantiasa bersama dan menyayangi hamba-hamba-Nya.
-Reine-