Malam diselimuti kalbu yang teramat penat. Rintihan gelora rindu semakin menyeruak dalam kondisi hati tak bertulang.
Menyongsong kegelapan menyinari sinar yang tak melabuhkan hati tak bernama.
Seperti sebuah syair yang pernah aku baca di buku diary Hamzah.
'Menggenggam irama dipenuhi kasih bertautan hati bak merindu.
Disinyalir malam menghampar ruang pada sejadah hijau untuk bersyukur pilu pada bumi.
Menggertak gelora pada untaian kisah kasih yang mengharu biru.
Menetap kesal pada ruang hingga ingin meneriaki kekesalan pada semesta.
Berawan abu, berdetak syahdu.
Menanggalkan kisah kita kata-kata berakhir sampai kapan.
Bertahan pada rindu hingga berdetak pada syahdu.
Terhampar indah dan suci luas permata.
Luka di hati biarlah baik.
Menjuntai di antara langit hingga bumi.
Bergulat dalam alunan sembilu yang terus berhentaman dengan kalbu.
Menoreh kasih, membilu sunyi.
Bermuram durja pada bilah bambu tak bernama.'
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com