Wanita itu kini hanya bisa diam tak berkutik tatkala mendengar ujaran yang tadi Ibunya Rizki lontarkan pada anaknya itu.
Ternyata Lia baru tahu sifat ibunya sangat keras dan penuntut hingga Rizki menyukai puisi pun, sama sekali tak didukung dan malah menolaknya dengan keras.
Padahal kalau dipikir apa salahnya? Justru Ibu Lia sangat mendukung bakat yang dimiliki anaknya itu. Ya memang Lia tidak pintar menulis kata-kata. Namun dirinya cukup lihai dalam menggambar kaligrafi.
Terkadang orang tua selalu egois dan menginginkan sebuah kesempurnaan bagi anaknya. Mereka lebih mengutamakan keinginannya itu tanpa pernah memikirkan apa sebenarnya keinginan yang anak harapkan.
Baru kali ini seorang Lia bisa melihat sikap ibunya Rizki seperti itu secara langsung. Dan sampai saat ini..., hatinya masih terus saja memikirkan bagaimana kondisi Rizki ketika di sana.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com