"Setiap aku kemari, aku selalu melihat bunga-bunga di sini bermekaran terus menerus. Apa memang selalu seperti ini?"
Lia mengangguk. "Iya, Rizki. Bunga ini memang sering sekali bermekaran. Meskipun aku selalu memetiknya, tapi tak pernah layu."
"Lalu kamu biarkan bunga ini untuk apa?"
"Ya karena bosan, aku diamkan saja sampai bunga-bunga kecil ini bermekaran lagi."
Rizki terdiam sesaat.
Lia menoleh ke arahnya. "Memangnya ada apa?"
"Aku berpesan pada kamu, boleh tidak?"
"Tentu. Apa itu?"
Rizki memetik satu bunga. "Kalau suatu saat nanti aku pergi dari dunia ini dan kebetulan bunganya masih bermekaran, kamu jangan lupa simpankan bunga-bunga ini di atas makamku, ya?"
"Kenapa kamu berkata seperti itu? Rizki, jangan buat aku takut. Aku-"
"Bukankah aku sering bilang kepada kamu kalau semua orang pasti merasakan kematian. Iya kan?"
"Tapi-"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com