Aku masih mendekap semua pemberian Alif di dalam pelukan.
Hingga tak menyadari, bahwa bibi sudah berada di sisiku saat ini.
Tanpa ba-bi-bu lagi, ketika sadar aku segera memeluknya dengan erat sambil mencurahkan semua tangisanku.
Bibi juga ikut menangis sambil mengusap rambutku dengan lembut.
Dia tak banyak bicara. Mungkin mengerti juga akan perasaanku saat ini yang begitu kacau.
Aku terus memeluknya sambil menangis sesenggukan.
Rekaman lagu itu masih berputar hingga membuat bibi mengambilnya dan bertanya padaku.
"Dari mana kamu mendapatkan lagu ini?"
"Pemberian dari Alif, bi."
"Ya Allah...." Bibi menangis dengan pilu, "dia seakan sudah tahu dengan semua tanda-tandanya bahwa dia tak akan pernah bisa bersama atau membersamai mu, Rein. Instingnya begitu kuat hingga dia bisa memberikannya padamu dengan waktu yang pas."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com