"Kita mau kemana?" tanya Amzar tiba-tiba ketika melihat Hamzah memarkirkan mobilnya di tempat parkiran pemakaman umum.
"Kita akan menemui seseorang." jawab Hamzah.
"Siapa?"
"Nanti akan kuberi tahu." Hamzah melepas sabuk pengaman kemudian keluar dari mobil.
Sementara itu, aku juga keluar dan segera menemui tukang bunga.
"Eh, neng." sapa ibunya dengan ramah sekali, "mau beli apa?"
"Ini, Bu. Saya ingin bunga tujuh rupanya lima keresek sama bunga sedap malamnya lima juga."
"Wah, iya neng siap." dengan gesit ibu penjual itu segera membuatkan pesanan. "Ibu mau tahu. Neng beli banyak-banyak seperti ini, memang buat ziarah ke berapa makam?"
Aku tersenyum. "Satu, Bu."
Ibunya seperti terkejut. "Cuma satu?"
Aku mengangguk cepat. "Iya Bu, satu."
"Memangnya neng ini ziarah ke makam siapa?"
"Masih yang waktu itu saya katakan, Bu. Ke tempat teman saya."
"Oh itu. Iya, saya ingat." ujar ibunya sambil memberikan pesananku.
"Berapa bu semuanya?"
"Seratus dua puluh ribu, neng."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com