"Menikah dengan sahabat ayah, atau pergi dari rumah ini selamanya dengan adikmu itu." amarah Daris memuncak setelah Kanaya menolak perjodohan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. "Ayah, Naya belum mau menikah. Naya masih ingin memperjuangkan cita-cita Naya, agar masa depan Mauren terjamin. Sekarang umur Mauren masih 6 bulan yah, Naya akan bantu cari uang." tolak Kanaya, berusaha untuk sopan. "Alah cita-cita, ingin jadi chef? Sebelum ibumu meninggal, uangku malah habis cuma karena beli bahan masakan yang gak pernah jadi. Kalian bisanya cuma bikin hidupku susah, arghhh!!" Daris menggebrak meja yang ada di hadapannya, membuat Mauren terbangun dan langsung menangis. Begitu berat hidup yang dialami Kanaya, ia harus memilih salah satu dari dua pilihan yang diberikan oleh ayahnya. Dengan ambisinya akan cita-cita yang sudah ditanam seja kecil, tentu Kanaya akan memilih pergi dari rumahnya. Tapi, apakah Kanaya bisa membuktikan dan membungkam mulut ayahnya itu dengan keberhasilannya nanti?