webnovel

Broken White

Penulis: Sekarani
Perkotaan
Lengkap · 357.3K Dilihat
  • 282 Bab
    Konten
  • 5.0
    58 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Kirana Agniya menghadapi masalah klasik bagi perempuan yang berusia hampir 30 tahun. Dia diharapkan segera menikah, tapi trauma di masa lalu membuatnya enggan berkomitmen. Kirana dijodohkan dengan Birendra Wijaya, lelaki yang dua tahun sebelumnya menolak perjodohan mereka. Kini, pria itu mendadak ingin menikah dengan Kirana. "Kenapa Mas tiba-tiba berubah pikiran?" tanya Kirana. "Memangnya, kenapa tidak bisa?" pria itu justru balik bertanya. Kirana tak berniat menolak perjodohan ulang. Namun, dia harus tahu mengapa calon suaminya bisa berubah pikiran. Mungkinkah dia hanya pelarian? *** "Kenapa Bos memilih dia?" "Karena dia sepertinya juga tidak mungkin jatuh cinta kepada saya," tutur Rendra. "Jadi, tidak akan ada pihak yang terluka saat ikatan itu berakhir."

tagar
7 tagar
Chapter 1Menolak Patah Hati

Patah hati itu jelas menyakitkan. Kamu memang tidak bisa melihat serpihan hatimu yang terlanjur hancur secara kasat mata tanpa terkendali tapi itu benar-benar menyiksa. Kamu merasakan sesak yang teramat hingga mungkin jadi sulit bernapas. Kamu tidak selalu menangis tersedu-sedu tapi itu sebenarnya menandakan kesedihan yang lebih parah.

Patah hati yang paling menyedihkan? Semua orang tentu punya versinya sendiri. Namun bagi Kirana, itu adalah ketika hatinya dipatahkan seseorang yang mestinya bahkan tak punya hak untuk melakukan apapun terhadap perasaannya. Seseorang yang sejak awal bukan pilihannya dan tidak pernah berniat memilihnya pula.

Ini seharusnya bukan kisah cinta bertepuk sebelah tangan.

Kirana yakin dia tidak mencintai lelaki itu. Dia tidak menyangka kalau ternyata keyakinannya itu salah besar.

Dia jatuh cinta. Dia menghindar. Dia mengelak. Akhirnya, dia patah hati.

"Bodohmu ini mau dipelihara sampai kapan?"

Setelah mengatai dirinya sendiri bodoh, Kirana memutuskan untuk mengabaikan perasaannya. Lagi.

***

Ini adalah pagi yang paling melelahkan. Setelah hampir lima hari mengurung diri di sebuah kamar home stay, Kirana akhirnya bisa sedikit bernapas lega.

Sebenarnya tidak mengurung diri dalam arti sesungguhnya, sih. Kirana masih sempat keluar untuk sesekali menghirup udara segar, menikmati pemandangan alam yang didominasi hijau perkebunan teh. Bagaimanapun, dia sengaja memilih tempat yang jauh dan tenang untuk menuntaskan proyek novel barunya. Terlalu sayang jika cuma di kamar seharian.

Namun, lebih dari 20 jam dalam seharinya, Kirana mengasingkan diri di kamar. Dia mungkin hanya tidur kurang dari tiga jam setiap hari. Dua malam terakhir bahkan terasa lebih berat karena dia hampir benar-benar tidak bisa memejamkan mata akibat terobsesi untuk membaca naskahnya berulang kali, memastikan tidak ada yang terlewat, apalagi kesalahan sepele seperti salah ketik.

Jadi tidak berlebihan jika Kirana merasa pagi ini begitu melelahkan. Dia baru tidur selepas subuh, belum sampai dua jam, tapi kemudian dipaksa bangun oleh orang paling menyebalkan yang sialnya adalah sahabat andalannya.

"Bangun, Na! Makan dulu, terus terserah kalau mau tidur lagi," kata Firda, si sahabat andalan Kirana sambil menggoyangkan tubuh Kirana yang masih bertahan dengan selimut tebalnya.

"Aku berangkat abis subuh dari rumah. Jauh-jauh ke sini bukan cuma buat jemput kamu. Aku mau jalan-jalan pagi di kebun teh juga. Tapi aku harus mastiin kamu sarapan dulu. Bangun, Na!"

Kirana bahkan tidak paham apa hubungan Firda ingin jalan-jalan pagi di kebun teh dan jadwal sarapannya. Dia tidak ingin mengunyah apapun sekarang, dia hanya butuh tidur lebih lama.

"Kirana!" suara Firda naik satu oktaf.

"Ya.... Kasih aku 10 menit lagi...," Kirana menyerah. Dia tahu Firda tidak akan diam sebelum dirinya bangun dan makan, sesuai kehendaknya.

Sahabat andalan tapi menyebalkan.

***

"Tempat ini jauh lebih baik ketimbang yang kukira ternyata. Wah, mereka bahkan punya WiFi. Pantes kamu bisa betah sampai lima hari di sini."

Kirana tidak menanggapi celotehan Firda. Dia hanya duduk tenang di bangku yang ada di beranda kamar, mengunyah nasi goreng plus telur dadar sebagai sarapannya dengan mata sayu khas orang kurang tidur.

"Kamu udah tahu juga, kan? Kemarin heboh banget di medsos. Udah kayak berita seleb kawinan gitu."

Kirana sempat berhenti mengunyah karena merasa terusik dengan pertanyaan Firda.

"Seharusnya dia beneran pergi sekarang. Kali ini, jangan bukain pintu lagi kalau dia datang. Dia tamu yang nggak jelas," Firda melanjutkan kalimatnya karena tidak mendapatkan balasan dari Kirana.

Keduanya sedang duduk di balkon kamar Kirana yang berhadapan langsung dengan hamparan perkebunan teh. Ini sudah hampir pukul 8 pagi tapi udaranya masih sangat dingin. Sebagian area perkebunan masih tertutupi kabut, mungkin bahkan sampai menjelang tengah hari nanti.

"Gimana rasanya, Da?" Kirana akhirnya bersuara.

"Rasanya apaan?"

"Menikah sama orang yang sebelumnya nggak kamu kenal."

Firda curiga Kirana sedang mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Pertanyaan itu tidak ada hubungannya dengan apa yang dia jadikan bahan obrolan tadi. Ini masalah berbeda.

Apapun itu, Firda memang memutuskan menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Suaminya adalah anak dari teman baik ayahnya. Namun, sebelumnya mereka benar-benar tidak pernah saling mengenal.

"Kami udah hampir empat bulan bareng. Sejauh ini semua berjalan sebagaimana mestinya. Dia bukan pria sempurna tapi dia luar biasa sabarnya," kata Firda.

Kirana cukup puas dengan jawaban Firda, terlebih soal 'luar biasa sabar'. Sahabatnya bukan orang yang mudah ditangani. Pemangkasan waktu tidurnya pagi ini adalah contoh nyata dalam versi paling sepele.

Suami Firda pasti juga merasakan penderitaan serupa. Kalau habis subuh dia sudah harus menyetir demi mengantarkan sang istri, jam tidurnya jelas bisa dipastikan terpangkas secara dramatis.

"Ngapain tanya begituan? Jangan bilang kalau kamu juga mau pasrah aja?" selidik Firda. "Orang tuamu bukannya santai banget, ya? Mereka udah berubah pikiran?"

Baru saja Kirana ingin menjawab rentetan pertanyaan itu, tiba-tiba perhatiannya teralihkan dengan dering ponsel miliknya. Kirana pun dengan malas-malasan masuk ke kamar, mengangkat telepon, lalu kembali ke balkon untuk duduk di samping Firda lagi.

"Nanti sore paling udah sampai rumah, Bu. Ini yang jemput malah udah datang," kata Kirana. "Firda, dong. Siapa lagi?"

"Ya, kamu emang cuma punya aku.... Awww!" Firda pikir dia hanya menggumam pelan tapi ternyata Kirana dengar juga, sampai berujung kena jitak.

Reaksi Firda yang kini mengeluh kesakitan sambil memegang kepalanya terkesan berlebihan. Tangan Kirana bahkan tidak benar-benar mendarat ke kepalanya. Dia cuma melakukan gerakan menjitak di atas kepala Firda. Namun begitulah Firda, harus banget dibikin dramatis.

"Iya, Bu. Mana ada aku punya rencana kabur. Sebelum magrib aku sampai rumah, deh. Ini mau nemenin Firda jalan-jalan dulu," Kirana yang masih berbicara dengan seseorang di telepon.

Sialnya, Kirana langsung menyesali kalimat terakhir yang ia ucapkan barusan. Dia melihat wajah Firda sekarang sudah sangat antusias dan penuh harap. Kirana yakin Firda setelah ini akan menagih realisasi omongannya. Padahal, tadinya setelah makan dia berniat rebahan lagi sampai siang.

Tak lama kemudian, telepon ditutup. Kirana melanjutkan sarapannya.

"Di deket sini katanya ada air terjun. Nanti ke sana, ya! Beberapa hari kemarin hujan, kan? Airnya pasti banyak. Bagus buat foto, Na!"

Sesuai dugaan. Hilang sudah kesempatan Kirana tidur seharian sebelum pulang.

Eh, tapi bagaimana jika Kirana mencoba mengalihkan perhatian Firda? Siapa tahu minatnya jalan-jalan minimal jadi agak berkurang.

"Calon suamiku nanti sore mau ke rumah sama keluarganya. Kita pulang agak cepet, gimana?" kata Kirana dengan santai, lalu kembali memasukkan sesendok nasi ke mulutnya.

"Hah? Gimana? Gimana? Calon suami? Nanti sore ke rumah?"

Kirana tersenyum. Firda benar-benar kelihatan lebih heboh ketimbang membahas perkara jalan-jalan tadi. "Iya, calon suami. Hebat, kan, aku? Mendadak pamer calon suami."

"Siapa orangnya? Aku kenal?"

"Kayaknya kamu nggak kenal, deh."

"Orangnya kayak apa? Baik? Ganteng? Kaya?"

"Nggak tahu, deh."

"Kok, gitu???"

Kirana hanya mengangkat kedua bahunya. Iya, memang kenyataannya Kirana tidak tahu apapun tentang calon suaminya. Sebelum ini, dia terlalu tidak peduli dengan kehidupan orang itu.

***

"Kamu udah sejauh ini dan nggak cerita apapun sama aku? Wah, ternyata pertemanan kita nggak sedekat itu, ya."

Kirana akhirnya menceritakan kronologi rencana perjodohan dengan seseorang yang kisahnya terlalu klise itu.

"Sejauh apa, sih, maksudmu? Dimulai aja belum, lho," Kirana malas-malasan menanggapi Firda. Dia berharap bisa tidur sebentar sebelum sampai rumah.

Mereka baru saja keluar dari area perkebunan teh di wilayah Kulonprogo, Yogyakarta, dan diantar suami kesayangan Firda kembali menuju pusat kota. Sungguh perjalanan pulang yang melelahkan bagi Kirana.

Ya, tentu saja mereka pulang setelah sebelumnya Kirana menemani Firda jalan-jalan sambil menahan kantuk setengah mati. Dugaannya meleset. Ternyata fokus Firda tetap tidak teralihkan. Dia menuntut cerita lengkap tapi juga masih harus ditemani mendatangi beberapa tempat wisata di sekitar perkebunan.

"Rencananya udah ada sejak 2 tahun lalu, Na. Ini jelas bukan main-main. Kalau kamu iya-iya aja kayak begini sekarang, bisa jadi bulan depan kamu udah jadi istri orang," Firda masih heboh.

"Nggak apa-apa. Jadi istrinya GM kayaknya lumayan juga. Aku bisa berhenti kerja terus alih profesi jadi sosialita."

"Heh? GM? General Manager?"

Firda baru sadar kalau ada satu hal yang luput dari perhatiannya sejak tadi, yakni pekerjaan calon suami Kirana. Sejak awal Kirana belum menyebutkan perihal itu, Firda juga lupa bertanya.

Kirana suka punya teman ekspresif kayak Firda. Kadang, membuat Firda heboh dan bereaksi berlebihan begini bisa jadi hiburan untuknya.

"GM di mana, Na?" Kali ini pertanyaan bukan datang dari Firda, melainkan suaminya. Penasaran juga ternyata. Kirain bakal cuma jadi pendengar sepanjang perjalanan.

Sayangnya, rasa penasaran pasutri itu tak bisa langsung terbayar. "Nggak tahu. Lupa. Nanti, deh, aku tanyain pas ketemu," jawab Kirana sekenanya.

"Ampun, deh, Na! Kamu beneran nggak tahu apa-apa soal dia? Jangan secuek ini, dong. Kalau dia ternyata punya catatan kriminal gimana? Pernah korupsi? Perusahaan dia sekarang jadi pusat money laundry? Atau, dia punya maksud terselubung nikahi kamu?"

Terserah Firda mau bilang apa lagi. Sahabatnya itu kebanyakan membaca fiksi. Lebih baik Kirana tidur.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja. Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas; Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing; Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan; Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar… Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal. Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~ Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu?? Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya??? [Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada] PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih. Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Road of Flowers · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
529 Chs

Tuan CEO, Istri Anda adalah BOSS Tersembunyi!

Lima tahun lalu, Qiao Nian dikhianati oleh kakaknya, Qiao Xin. Setelah menghabiskan satu malam dengan seorang pria asing, Qiao Nian hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak tersebut, dan akhirnya melahirkan seorang bayi yang lahir mati. Di bawah tipu daya ibu dan kakaknya, Qiao Nian kehilangan sahamnya di Grup Qiao dan dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adiknya, Qiao Xin, akan menikah dengan Putra Muda Kedua dari Keluarga Gu. Dia dikabarkan sangat buruk rupa. Pada hari ia lahir, dokter meramalkan bahwa ia tidak akan hidup lewat usia dua puluh tahun. Ibunya tidak tega melihat Qiao Xin menikah dengan orang seperti itu dan teringat pada Qiao Nian yang masih terkunci di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Qiao Nian dikeluarkan dari rumah sakit untuk menggantikan Qiao Xin dalam pernikahannya dengan Keluarga Gu. Ibunya berkata, "Baguslah jika Qiao Nian, yang tidak berguna ini, bisa menggantikan Xin'er untuk menjadi janda hidup di Keluarga Gu. Jika Xin'er yang menikah ke keluarga itu, aku akan patah hati." Qiao Xin berkata, "Ibu, jangan berkata begitu tentang Kakak. Kalau bukan karena dia, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya khawatir kalau Kakak tidak akan setuju." Ayahnya berkata, "Xin'er, kamu terlalu baik hati. Sudah lupa kah bagaimana Qiao Nian menfitnahmu lima tahun yang lalu? Dia tidak tahu mengendalikan diri. Dia hamil sebelum menikah dan bahkan melahirkan anak yang masih mati. Sudah cukup baik kita membiarkannya menikah dengan seseorang dari Keluarga Gu yang terpandang! Hak apa yang dia miliki untuk memilih?" Qiao Nian mengejek. Saat itu, konspirasi terhadapnya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, membuatnya menderita. Dia akan membalas semuanya! Semua orang berpikir bahwa tindakannya berasal dari kombinasi mentalitas orang kalah dan penyakit jiwa, namun sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi union yang kuat seimpak Mars menabrak Bumi! Dengan mengambil keuntungan dari keterampilannya yang brilian di bidang kedokteran, Qiao Nian membuat berbagai orang sampah dan penjahat menelan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, berbagai identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing terungkap. Ternyata dia kaya raya sampai bisa menyaingi sebuah negara! Kemudian, Tuan Muda Kedua Gu meletakkan sepasang klon mini Qiao Nian di depannya. Dihadapkan dengan dua anak yang menyerupai dirinya dan Gu Zhou, Qiao Nian berkedip dengan terkejut. "Kapan aku melahirkan anak-anakmu?"

JQK · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
645 Chs

WANITA-MALAM

Demi mendapatkan banyak uang, Ariela terpaksa memilih jalur cepat sebagai wanita malam. Ariela sendiri merupakan wanita yang sangat terkenal di club malam mewah yang berada di kota Manhattan ini. Ia terpaksa bekerja di tempat ini demi menyembuhkan penyakit ibunya yang sangat membutuhkan biaya banyak. Suatu malam, seorang pria yang cukup misterius itu meminta wanita yang dilihatnya untuk tidur bersama dengannya. Wanita itu adalah Ariela—wanita yang sangat professional dalam pekerjaannya. Pria ini terkenal sudah banyak meniduri wanita. Dan dia tidak suka tidur dengan wanita yang sama. Rey—pria yang sudah tidur dengan Ariela itu merasa ketagihan. Baru kali ini ia ingin tidur dengan wanita yang sama. Ia tidak merasa rugi membayar Ariela dengan harga yang fantastis. “Layani aku setiap malam. Dan aku akan memberikan kamu satu juta dollar untuk sekali main, jika dalam satu malam kita bercinta tiga kali. Maka kau akan menerima tiga juta dollar. Pindahlah ke rumahku, bagaimana?” tawar Rey saat melihat wanita yang memiliki tubuh seksi itu sedang memakai pakaiannya. “Aku akan memikirkannya,” jawab Ariela dengan tenang. Walau ia bekerja sebagai wanita malam, tetap dirinya masih memiliki harga diri. Ia tidak mungkin tinggal di tempat pria asing. “Menarik, baru kali ini ada orang yang ingin berpikir lebih dulu untuk mendapatkan tawaran yang fantastis,” ucap Rey di dalam hatinya. Follow ig author @natalia_theresyana87

Natalia_Theresyana · Perkotaan
5.0
275 Chs

Sisa Hidupku Adalah Untukmu

Yu Yuehan adalah seorang presiden direktur yang kaya, sempurna, dan tidak mudah didekati seperti orang kaya pada umumnya - pria terkaya di Kota H; tapi suatu hari, seorang bocah perempuan tiba-tiba muncul dalam hidupnya sebagai putrinya! Walaupun pria itu cukup yakin dirinya tidak pernah menyentuh wanita sebelumnya, hasil tes DNA memastikan bahwa bocah itu adalah anaknya! Segera ia menjadi seorang 'papi' yang baik bagi bocah mungil itu, Xiao Liuliu. Dua tahun kemudian, untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan, Xiao Liuliu menjadi sangat menyukai seorang perawat yang sedang dalam masa percobaan, Nian Xiaomu, yang dipekerjakan untuk merawat Xiao Liuliu. Nian Xiaomu memiliki kepribadian yang kuat dan tidak membiarkan siapa pun merundungnya. Terus-menerus khawatir jika ada yang akan mencelakai putrinya, Yu Yuehan selalu mengawasi Nian Xiaomu. Namun, putrinya yang terlihat baik dan manis di luar, diam-diam mempunyai rencana untuk ayahnya .... Waktu berlalu, Nian Xiaomu menunjukkan sisi yang memikat sedikit demi sedikit; dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Yu Yuehan tertarik pada wanita misterius ini .... Kata Kunci: Putri yang Misterius, Putri yang Manis, Tidak Mudah Didekati, Wanita Kuat Adegan yang manis: “Papi, Papi sangat tampan!” pipi Xiao Liuliu memerah. “Papi, aku mau digendong!” Xiao Liuliu merengek. “Papi, aku mau adik perempuan! Ayo cepat buat bersama Mami.” “Papi ....” Yu Yuehan berkata dengan ekspresi datar, "Aku tidak pernah tidur dengan wanita mana pun! Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak perempuan!?" “Apa Mami tidur dengan Papi tanpa Papi sadari?” Yu Yuehan: "…"

Stupa Demon · Perkotaan
4.8
1546 Chs
Indeks
Jilid 1

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru

DUKUNG