webnovel

Wanita Sang Boss

Romance
Terminé · 1.8M Affichage
  • 1035 Shc
    Contenu
  • 4.8
    95 audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

Meta, seorang perempuan berusia 34 tahun yang masih lajang. Dia adalah lulusan terbaik di kampusnya, dengan segala predikat sempurna yang melekat pada dirinya. Namun, karena hal itulah membuatnya kesulitan mendapat jodoh. Hingga berkali-kali, tawaran perjodohan selalu gagal di tengah jalan. Rasa frustasi Meta akan jodoh, ditambah dengan keluarnya dari perusahaan, membuatnya semakin dilema. Hingga suatu hari, Kinan--teman satu kos Meta memberikan informasi jika di perusahaannya sedang membutuhkan seorang sekertaris kompeten. Tak butuh waktu lama, akhirnya Meta pun diterima kerja di sana. Dan siapa sangka, perusahaan maju, bergengsi itu dipimpin oleh seorang lelaki muda. Yoga, bos perusahaan itu, adalah jenis pria yang kolot dan selalu semua berjalan dengan sempurna. Kekolotannya sering membuat Meta keteteran dibuatnya. Hingga akhirnya, perdebatan-perdebatan kecil yang menjadikan mereka terbiasa, tak bisa lepas satu sama lain, dan menimbulkan getaran-getaran aneh di hati Meta.

Étiquettes
1 étiquettes
Chapter 1Lowongan Kerja

"Mmmh, i love you, Brian. Emmh, ahhh,"

"Sebut namaku lagi, Airin, lagi... aku segera keluar,"

Desahan keduanya tampak nyata, terlebih saat Brian meremas dada Airin, menghentaknya sampai-sampai Airin merasa jika rahimnya diaduk-aduk oleh milik Brian. Semakin lama ritme yang mereka mainkan semakin cepat, sampai Airin berteriak saat dirinya, dan Brian keluar secara bersamaan. Keduanya berpelukan, seolah tenaga mereka telah terkuras habis karena kegiatan mereka itu.

Plak!!!

"Aduh!" dengus Meta, dia langsung melirik ke arah Kinan dengan sebal. Bagaimana bisa, kebahagiaannya yang hampir menuju puncak harus hancur karena dirusak oleh Kinan. Seharusnya, Kinan datang nanti. Ya, nanti setelah Meta menyelesaikan semuanya.

"Elo apaan sih, Met? Hampir tiap hari yang elo tonton vidio porno. Mending elo kawin, deh, kalau enggak elo bakal gue cap jadi ratu porno di dunia. Nganggur udah tiga bulan, enggak cari kerja apa pulang, malah ngedikem aja di kontrakan. Niat lo mau apa? Elo udah tua, Met, inget umur!" cerocos Kinan, sembari berkacak pinggang, dengan gaya galaknya sembari memarahi Meta membabi buta.

Meta menutup laptop yang ada di depannya, kemudian memutar kursi kerjanya. Memandang Kinan dengan tatapan lebih sebal, kemudian ia bersedekap. Meta salah sasaran tadi, seharusnya dia mengunci pintu rapat-rapat agar Kinan tidak menyelinap masuk ke kamarnya. Cewek itu, memang hobi mengintai, dan mengendap-endap masuk ke kamar orang tanpa permisi.

"Pertama, kenapa gue nggak kawin-kawin? Karena nggak ada satu makhluk yang namanya cowok mau deketin gue. Kenapa mereka nggak mau deketin gue? Gue cantik, gue lulusan terbaik dari Universitas Negeri terbaik di Indonesia, gue lulusan terbaik S2 dari Universitas terbaik di Luar Negeri, latas belakang keluarga gue jelas, gue anak baik-baik. Dan fakta itu buat gue sebel? Dan yang kedua, gue ini pengangguran terhormat, gue mengundurkan diri, enggak dipecat. Gara-gara tua bangka bernama Broto mau merkosa gue, makanya gue keluar dari kerjaan. Coba kalau tua bangka itu nggak mesum, pastilah gue udah jadi menejer sekarang. Dan ketiga, kenapa gue nggak mau pulang...." kata Meta terputus.

"Kenapa?" tanya Kinan dengan mata memincing. Dia tak mau kalah dengan Meta dalam masalah ini.

"Apa yang harus gue katakan ama Emak gue, Kin, masak iya gue pulang karena gue udah jadi pengangguran. Tolonglah, tampung gue sebentar lagi. Gue pasti dapet kerja, kok!"

Sebenarnya, bukan itu masalahnya. Pertama, kenapa Meta tak kunjung dapat pacar, bukan hanya apa pun yang melekat pada dirinya. Benar, memang jika semua cowok merasa minder mendekatinya, kecuali cowok-cowok kelas atas. Namun begitu pun, semuanya ada di dalam diri Meta. Meta seolah memiliki magnet untuk menolak semua cowok yang mendekat, dan itu benar-benar tidak akan pernah baik untuk kelangsungan asmaranya. Usianya sekarang sudah tak muda lagi, seharusnya sekali saja, Meta merasakan yang namanya jatuh cinta atau patah hati. Tapi sayangnya, ini tidak sama sekali. Dan yang kedua, benar memang jika dia dikeluarkan dari perusahaan karena fitnah kejam dari lelaki hidung belang bernama Broto. Namun lebih dari itu, memang seharusnya Meta tak bekerja di perusahaan itu. Perusahaan yang terus memeras tenaga karyawannya, dengan gaji yang benar-benar tak seimbang. Dan yang ketiga, kenapa Meta tak pulang? Jelas, Kinan tahu persisi akan alasannya. Alasan paling perih yang berusaha Meta untuk tutupi. Alasan paling perih yang membuat Meta sedari SMA tidak mau pulang untuk selamanya.

Kinan mendengus dengan sebal, sedari beberapa bulan yang lalu, Meta selalu bilang untuk menampungnya. Bukannya enggan, toh Meta pun telah memberi uang untuk kontrak rumah ini sampai tahun depan. Hanya saja, kebiasaan Meta setelah menjadi pengangguran benar-benar membuat Kinan sebal. Meta hampir tidak pernah keluar rumah, yang ia lakukan dari pagi sampai malam adalah, menonton film-film, dan mayoritas dari itu adalah film porno. Meta mengabaikan mandi, mengabaikan kegiatan-kegiatan berguna lainnya, dan itu benar-benar membuat Kinan sebal.

"Elo beneran mau kerja?" tanya Kinan pada akhirnya. Antara yakin, dan tidak yakin dia menawarkan itu juga kepada Meta.

"Emang kerjaan apa?" tanya Meta meremehkan, dia itu tipikal memilih pekerjaan. Karena baginya, dengan kualifikasi terbaiknya, dia akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Bukan pekerjaan sembarangan, dan rendahan.

"Kerjaan sekarang, yang dipandang siapa yang bawa elo, Met. Bukan dari lulusan mana elo, paham?" kata Kinan.

Meta langsung memalingkan wajahnya, masih melipat kedua tangannya di dada, dia mendengus. Andai Meta bukan sahabatnya, pasti dengan senang hati Kinan sudah menendang cewek menyebalkan ini keluar dari kontrakan. Agar matanya terhindar dari polusi yang namanya cewek males mandi dan mesum sedunia.

"Jadi sekertaris bos gue. Elo tahu, kan, perusahaan gue kayak gimana? Nggak diragukan lagi, dan tentu lo tahu juga kalau jadi sekertaris dari--"

"Oke," jawab cepat Meta. Bahkan Kinan belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Kinan tahu, kalau sejatinya sahabatnya ini sedang benar-benar butuh pekerjaan. Tapi, gengsinya yang setinggi langit seolah membuatya enggan.

Kinan mengulum senyum, dia memandang Meta yang tampak acuh itu dengan jenaka. Sebenarnya sahabatnya ini cantik, cantik sekali. Itulah kenapa tidak ada cowok yang mau mendekatinya, karena mereka merasa minder dengan semua yang melekat pada Meta.

"Beruntung lo punya temen gue, sepupu bos itu temen deket gue. Sepupunya sendiri yang nyuruh gue nyariin sekertaris buat bos gue. Jadi, elo bisa masuk dengan mudah. Beliin gue sepatu entar...," kata Kinan menodong. "Tapi," katanya lagi, seolah dia ingat sesuatu. Alasan kenapa dia sampai dimintai tolong Bian--sepupu bosnya untuk mencarikan seorang sekertaris.

"Tapi, apa? Dia nggak bos tua bangka yang mesum, kan?" selidik Meta, dia begidik ngeri saat mengingat direkturnya yang dulu. Lelaki berusia 54 tahun sudah beristri, dan punya anak tapi tetap saja selalu berusaha menggodanya.

Kinan menggeleng kuat, "enak aja!" ketusnya tak terima. "Lagian, ya, bos gue masih muda. Hanya saja, sifat yang semuanya harus sempurna itu membuat banyak sekertaris yang nggak betah. Akhirnya, mereka milih ngundurin diri dari pada harus tekanan batin, gila, atau bahkan bunuh diri. Dan gue rasa, elo cocok ama bos gue, sama-sama suka hal-hal yang selalu sempurna," jelas Kinan lagi.

Meta terdiam beberapa saat, bekerja dengan seseorang yang perfectionist sampai membimuat karyawannya terdahulu harus undir diri? Apa dia benar bisa melakukannya? Sejenak, Meta tampak ragu untuk mengambil pekerjaan itu. Dibandingkan ia harus bekerja keras, bukankah dia lebih baik duduk manis di dalam kamar sembari menekuni hobi menyenangkannya itu?

"Enggak, deh, gue nggak mau," tolak Meta, sembari mendorong tubuh Kinan yang terus menodongnya.

"Beneran elo nggak mau? Gajinya gede banget, lho. Bahkan, katanya dapet dua kali lipat dari gaji sekertaris di perusahaan lain," kata Kinan lagi. Sembari menarik sebelah alisnya, Kinan pun memandang ke arah Meta.

Satu...

Dua....

"Ehm, duh, gimana, ya. Gue itu nggak suka ama pekerjaan yang suka nekan-nekan gitu sekarang. Tapi, pikir-pikir dulu, deh!" jawabnya semangat.

Tepat, sesuai dengan tebakan Kinan, Meta pasti akan menerimanya dengan suka rela. Namun begitu, agaknya Kinan ikut cemas, karena Meta yang sekarang memang berbeda jauh dengan Meta yang dulu.

Vous aimerez aussi

Terhimpit

Cempaka tak menyangka kalau pria yang di jodohkan oleh kakaknya itu sudah punya seorang isteri. Dia tak mau bila harus di madu dan menyakiti perasaan isteri pertamanya. Cempaka minta cerai, namun Kardiman tidak mau menceritakannya. Dia malah pergi meninggalkan Cempaka di tengah kebingungan. Dengan berbekal sehelai kertas segel yang bermaterai, yang ditandatangani oleh pengurus setempat dan juga saudara dari kedua belah pihak. Cempakapun hidup dalam kesendirian. Entah apa statusnya dia sekarang. Mau menguruskan perceraiannya ke pengadilan, dia tidak punya uang. Sedangkan Kardiman sang suami menghilang seperti di telan bumi. Tak terasa Cempaka hidup sendiri sudah tujuh tahun lebih, hampir delapan tahun dia menanti Kardiman agar menandatangani surat perceraian itu. Namun, dia tak kunjung datang. Tak ada kabar beritanya. Beberapa kali Cempaka ke rumah orangtuanya. Namun, tak ada kejelasan sama sekali. Katanya Kardiman tidak pernah pulang-pulang dan tak ada kabar beritanya. Akhirnya Cempaka membiarkan masalah itu mengalir apa adanya. Hingga suatu hari, dia bertemu degan seorang pria yang bernama Angga. Mengaku duda beranak tiga. Sang duda itu nampak tertarik kepadanya, dia mengejar Cempaka dengan berbagai cara. Cempaka mengatakan bahwa dia tidak mau sakit hati lagi. Dia tidak mau gagal lagi. Angga bilang dia tidak akan menyakiti, dan kalau menikah dengan dia pasti tidak akan gagal lagi. Karena diapun merasa tidak enak di sakiti oleh Isterinya. Dan Isterinya itu kabur meninggalkannya, dengan anak ada yang masih kecil. Katanya Isterinya kabur karena dia tidak tahan hidup miskin setelah usahanya bangkrut. Hingga Cempaka pun luluh, dan mau menerima cintanya. Entah apa yang membuat Cempaka tertarik padanya. Padahal, sebelumnya sudah beberapa orang yang mendekatinya, dia selalu menolaknya dengan halus. Pernikahan Cempaka yang keduapun dilangsungkannya dengan sangat sederhana sekali. Hanya nikah SIRI... Karena, pihak kua menolak surat cerai Cempaka yang hanya sehelai kertas segel bermaterai. Dan juga surat cerai Angga pun tak beda jauh. Tanpa kehadiran mertua, iring-iringan seuseurahan hanya tiga orang, itupun dengan sang mempelai pria. Tak beda jauh dengan pernikahan pertamanya. Sangat Menyedihkan... Perih... Ketiga anak tirinya tidak ada yang datang menghadiri. Tanda tanya mulai terselip di dalam hatinya. Saudara dan para Tetangga pun mulai nyinyir dengan berbagai praduga. Setahun kemudian, anak dan mantunya Angga datang berkunjung. Cempaka di marahi habis-habisan, karena Cempaka telah mau dinikahi oleh bapaknya. Yang Isterinya ternyata belum resmi di cerai. Surat cerai yang di bawa oleh Angga ternyata palsu!... Sa'at itu Cempaka tengah hamil muda. Dia bingung!... Apa yang harus dia perbuat. Akhirnya dia menerima apa adanya. Semua kenyataan itu dia simpan bersama Angga. Orangtua Cempaka dan saudaranya tidak ada yang tahu. Cempaka merasa malu dan kasihan kalau kedua Orangtuanya mengetahui apa yang sebenarnya. Setelah anaknya berusia beberapa bulan, Cempaka di ajak ngontrak sebuah kamar kontrakan yang tak jauh dari rumah orangtuanya. Dari kontrakan satu ke kontrakan lainnya. Hingga akhirnya dia kembali lagi ke rumah orangtuanya, setelah kedua Orangtuanya meninggal dunia. Itupun atas paksaan dari saudaranya Cempaka, yang tak tega melihat kehidupan Cempaka yang serba kekurangan di perantauan. Dikira Cempaka benar saja saudaranya itu akan menyayanginya. Namun kenyataannya hatinya semakin terluka oleh sikap saudara-saudaranya itu. Yang menghinanya, mengacuhkannya hanya karena dirinya miskin. Anak semata wayangnya geram setelah tahu bahwa bapaknya punya isteri dua. Tinggal di satu rumah yang hanya di batasi oleh tripleks, tanpa saling tegur sapa. Apalagi setelah Cempaka membongkar perselingkuhan adik iparnya. Bukan terimakasih yang di dapat. Tapi, dia malah di jauhi, di musuhi oleh adiknya sendiri. Mampukah Cempaka keluar dari semua himpitan itu? Ikuti kisah selengkapnya... Selamat membaca...

Zaitunnur · Romance
Pas assez d’évaluations
18 Chs

KARAKTER LEWAT

Mei Bathari Puspa baru selesai melaksanakan Ujian Masuk Perguruan Tinggi di usia 15 tahun. Sebagai Yatim Piatu yang jenius, banyak orang memiliki harapan besar padanya. Termasuk keluarga angkatnya. Dia tidak berpikir untuk memenuhi harapan mereka. Dia berpikir untuk mulai hidup mandiri setelah Kuliah dan mencari orang tua kandungnya. Siapa sangka, belum sehari setelah Ujian Masuk Perguruan Tinggi, dia mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu membuat dia dan saudara angkatnya mengalami kondisi kritis. Antara anak angkat dan anak kandung, tentu saja kedua orang tua itu memilih menyelamatkan anak kandungnya. Setelah kematian dia tidak tau dari mana, hal tidak logis bernama Sistem mengikatnya. Dia harus memenuhi keinginan setiap karakter yang hanya muncul dalam satu kalimat atau satu paragraf dari penulis. Ketika dia melihat keinginan-keinginan duniawi para Karakter kecil itu, dengan senyum kemenangan dia melangkah maju. [Tuan Rumah, dunia selanjutnya mengenai jaman modern.] [Oh, saatnya menjadi bos besar] [...] Jika tuan rumah tidak menggikuti alur buku dan menjadi sangat kuat. Apa yang harus dilakukan. Darurat, menunggu online!!! Tapi setelah beberapa dunia [Tuan Rumah, mari menghancurkan mereka!!] Mei: [....] Dalam setiap dunia. ketika dia mencapai piramida puncak. Seseorang akan selalu berpura-pura menjadi anak kucing dan memeluk pahanya. Sistem: [Tuan Rumah, tidak bisa melakukan ini. Peliiharaan mu akan menghancurkan dunia.] Mei: [Hancurkan saja] Sistem: [....] Anak Kucing tertentu: [Kenapa tidak mengganti Sistem?] Mei: [Itu masuk akal.] Sistem: [ ((╬◣﹏◢)) ] Alert! Pemimpin pria selalu menjadi bos tersmbunyi.

TrytoAngry · Romance
Pas assez d’évaluations
9 Chs
Table des matières
Volume 1