Mereka bertiga tampak terdiam, hingga sebuah panggilan masuk dari ponsel Yoga. Fabian, dan Hardi tampak memandang pada ponsel itu, sebuah nomor tak dikenal. Panggilan pertama diabaikan oleh Yoga, hingga ada panggilan-panggilan berikutnya dari nomor yang sama. Sebenarnya dari terkesan itu telepon iseng, malah lebih terlihat itu seperti sebuah panggilan darurat yang sangat penting.
"Gimana, Ga? Lo mau angkat enggak?" tanya Fabian. Sebenarnya tangannya sudah gatal, untuk menggesel tombol hijau di ponsel Yoga. Tapi, meski mereka sepupuan, tetap saja itu tidak sopan. Terlebih sekarang masalahnya bukan main-main.
"Angkat ajalah, gue penasaran," kata Hardi.
Tapi Yoga masih diam, sambil memandang ponselnya dengan seksama. Sampai Fabian langsung mengangkat panggilan itu kemudian meloadspeakernya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com