webnovel

Rumah Tanpa Cinta

Tác giả: JaneJena
Khoa huyễn
Đang thực hiện · 46K Lượt xem
  • 193 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Kehidupan tiga saudara sepupu yang harus tinggal dalam satu atap, Satya, Rangga dan Lukas. Mereka adalah ahli waris dari bisnis keluarga Wardana. Takdir membawa Satya bertemu dengan Anika, sikap dinginnya sempat membuat Satya kesal. Devan, sahabat Satya juga semakin penasaran pada wanita itu. Dan, ketika akhirnya masa lalu Anika terkuak, kedua lelaki itu mulai bersimpati dan menaruh hati pada Anika. Namun, siapa yang berhasil mencairkan sikap dingin Anika dan merebut hati gadis itu? Sementara itu Rangga nekat menikah dengan Gwen. Untuk menggantikan posisi Carlo, kakaknya. Pernikahan yang tidak berjalan baik. Pernikahan itu di awali oleh dendam dan kebencian. Hingga akhirnya Rangga sadar bahwa selama ini Gwen tidak seperti wanita yang dipikirkannya. Bagaimana caranya Rangga meminta maaf kepada wanita yang sudah terlanjur trauma berdekatan dengannya itu? Apa yang akan Rangga lakukan untuk merebut hati dan mendapatkan maaf dari Gwen? Dan Lukas, seorang playboy yang suka mempermainkan wanita-wanita kelas atas, ia tidak sengaja bertemu dengan Ruby, karyawan bawahan ayahnya. Dunia seakan mengarahkan mereka terlibat dalam ikatan yang rumit. Apakah ikatan itu bisa terurai? Atau Justru menjadi simpul mati yang selamanya akan mengikat mereka berdua?

Chapter 1Anika dan Elisa

Bali

Elisa

Yang membuatku makin bersedih hanyalah sisa-sisa puing kesabaran. Ragaku lelah menangis. Mataku sembap dengan garis hitam melingkarinya. Betapa besar kesedihan yang aku tanggung. Menjalani hidup kini menjadi satu-satunya hal yang membuat tubuhku gemetar ketakutan.

Kehilangan orang yang paling aku sayangi membuat kaki ini seakan lumpuh. Rasanya aku ingin mati saja, menyusul orang-orang tersayang secepatnya. Tak perlu susah payah memikirkan hari esok.

Aku belum jadi apa-apa, masih jauh dari sukses. Namun, kenyataan pahit silih berganti menghampiri. Ayahku, satu-satunya orangtua yang aku miliki sejak kecil, dikabarkan meninggal.

Saat mendarat, roda pesawat yang ditumpangi ayahku tergelincir, lalu begitu saja mematahkan bagian tengah badan pesawat hingga tak berbentuk. Beruntung hanya hanya dua korban. Sayang itu bukan keberuntunganku.

Kecelakaan itu malapetaka bagiku: ayahku menjadi satu dari dua korban bernasib malang itu. Meninggal di tempat. Sedangkan korban lain koma di rumah sakit di kotanya.

Dan sekarang aku benar-benar takut menjalani kehidupan sendirian. Tanpa sandaran. Meskipun selama ini ayahku hanya meluangkan hari weekend untukku, aku tak khawatir. Setidaknya aku masih bisa bersandar. Aku tidak punya ibu sejak kecil. Kelahiranku seakan menjadi kesialan bagi ibuku. Aku tidak pernah diajari rasanya mempunyai ibu. Namun, ada hal-hal yang membuatku masih bersyukur. Walaupun bukan ibu kandung, aku sempat merasakan kasih sayang ibu, meskipun hanya sebentar. Dan kini perempuan yang menjadi ibu tiriku itu terbaring, mempertahankan nyawa di rumah sakit. Iya, ibu tiriku korban yang satunya, selain ayahku.

Aku terus menangis. Kepedihanku tak terbayarkan apa pun. Aku kecewa campur menyesal karena tak berada di sisi kedua orangtuaku saat mereka mengalami kemalangan itu.

"Ka Elisa" Suara lembut memanggil namaku. Aku buru-buru menghapus air mata yang sedari tadi mengalir, kemudian menoleh ke arah pintu. Sejak tadi aku hanya memandang nanar ke hamparan taman yang terlihat dari jendela kamar. Orang yang memanggilnya masuk dengan tenang ke kamarku. Anika namanya. Dia baru saja datang dari Bandung dan matanya tak kalah sembap dengan mataku. Dia pasti merasakan sakit yang sama, meski kejadian seperti ini pernah menghampiri hidupnya. Waktu mengalami pertama kali mungkin rasanya tak bisa bernapas. Mungkin kejadian pertama itu membuatnya tahan banting saat menghadapi kemalangan kali ini.

Anika saudara tiriku. Gadis itu berjalan mendekat. Ketika ia merentangkan lengan ingin memelukku, aku menggeser badan, tanda penolakan. Tatapanku kosong.

"Keluarlah. Aku ingin sendirian," ucapku lemah. Selemah itu ragaku saat ini.

Mata bulatnya membesar, kaget dengan usiranku. Dia tahu aku masih terbawa emosi. Makanya ia memilih diam, hanya menatapku dengan kecewa. Aku adalah saudara yang paling mengerti dirinya. Namun, sekarang gadis ini menolak dirinya.

"Keluar!" kataku menghardik, seolah kehilangan akal sehat. Sungguh, aku membentak tanpa penyesalan. Nadaku yang cukup keras langsung menggema ke seluruh kamar. Saat sampai ke telinga Anika, hardikan itu mungkin terasa seperti tumbukan yang menyakiti hatinya.

"Maaf," ujar Anika

Dengan langkah enggan, Anika berbalik dan bersiap meninggalkanku sendirian.

"Pembawa sial!" Ucapanku itu membuat Anika kembali berbalik.

"Apa?" ucap Anika, mencoba meyakinkan pendengarannya.

"Pembawa sial! Kalau saja Ayah tidak pergi menyusulmu ke Bandung, semua ini tidak akan terjadi!" cecarku membabi buta. Kali ini harunya terdengar jelas di telinganya.

To Be Continued

Bạn cũng có thể thích

Pulau yang Hilang

• VOLUME 1 : Laut dan Pulau • Bermula dari kekesalan pada kedua orangtuanya yang terjebak dalam kesulitan ekonomi, membuat Beno memutuskan untuk pergi memancing bersama sahabat karibnya ke lautan lepas. Dimana Indra, sahabat karibnya itu pernah mendengar di lautan tersebut ada hal yang tak biasa. Singkat cerita, mereka pergi ke tujuan. Awal mula, keadaan biasa-biasa saja. Namun, tiba-tiba gumpalan awan hitam ada di hadapan mereka. Pusaran air laut yang maha dahsyat tiba-tiba tercipta dan dengan sekejap menarik mereka masuk kedalamnya. Dunia baru tercipta disana. Membawa Beno ke tempat dimana ia tak tahu sama sekali keberadaanya. Setiap masalah dihadapannya harus dituntaskan. Dengan atau tanpa bantuan siapapun. "Aww, apa ini?" Teriak beno sembari menyingkirkan kepiting kecil yang baru saja mencubit hidung Beno. Seketika itu, Beno terbangun dari hamparan pasir putih. Ia duduk, menyandarkan diri di bawah pohon kelapa tak berbuah. Kepalanya masih terasa pusing, mungkin karena tadi terbawa arus pusaran air dahsyat itu. "Dimana aku ini?" Katanya sambil memijat lembut kepalanya. ~~~ • VOLUME 2 : Padang pasir • Berkisah tentang perjuangan seorang abnormal berupaya membebaskan dirinya dari keabnormalannya yang sudah menjeratnya selama 2 tahun. Hidup bagai robot dengan segala perintah. Dipekerjakan tanpa kenal lelah. Membuahkan banyak untung bagi para penguasa. Dilindungi seorang penjaga yang selalu memprotectnya dari segala macam kecurigaan penjaga lain saat ia kembali mengingat semua kenormalannya. Gagal-Bangkit dialaminya saat hendak meraih kembali kenormalannya. ~~~ Masih penasaran dengan kelanjutannya?? Kuy baca!

Ayunaeli · Khoa huyễn
4.8
103 Chs
Mục lục
Âm lượng 1