webnovel

Mengejar Cinta Janda Perawan

Autor: Uvieyy
Real
En Curso · 287.9K Visitas
  • 296 Caps
    Contenido
  • 5.0
    19 valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

21+ Jangan baca kalau masih bocil oke! Siapa yang tak mengenal gadis muda yang cantik jelita bernama Bianka Augustin ini. Gadis yang menikah, tapi sudah menjadi janda karena ditinggal suaminya pergi untuk selamanya. Yang jelas gadis ini dijuluki gadis murahan dan gadis pembawa sial di desanya. Dia menjadi bahan pembicaraan semua orang, karena sudah menikah tapi belum pernah disentuh, jadi bisa dibilang dia janda tapi masih perawan. Bahkan para perempuan selalu menghujatnya kegatelan karena para lelaki berbondong-bondong datang mendekatinya. Lalu datanglah seorang lelaki tampan yang berbadan kekar datang menghampirinya. "Bianka, maukah kau menikah denganku?" ucap lelaki itu dengan membawa kotak yang berisi cincin. "Apa! Pergi sana! Sembarangan sekali kau!" balas Bianka dengan sewotnya, tapi dia sebetulnya tersentuh karena tidak pernah merasakan keromantisan seperti itu. "Pokoknya aku akan mengejarmu terus sampai dapat." Apakah lelaki itu akan menyerah? Dan cintanya secepat itu didapat? Yang jelas para wanita iri akan datang terus menghampiri kehidupan Bianka. Ikuti terus cerita ini. Bagaimana Bianka dapat menemukan cinta sejatinya ditengah hujatan dan kehidupannya yang ganas.

Etiquetas
3 etiquetas
Chapter 1Meminta Izin

Pagi hari di desa yang agak pelosok. Namun, segar dan permai karena banyaknya pepohonan di sekitaran desa itu, tepat di rumah yang sederhana yang semuanya terbuat dari batu bata, bahkan lantainya juga hanya beralaskan tanah. Terdengarlah suara ponsel berdering dengan sangat nyaring yang berada di atas meja kayu yang berwarna merah. Lalu seorang gadis muda yang sedari tadi duduk di luar rumahnya sambil menikmati sejuknya angin, sontak langsung berhamburan karena kaget oleh suara ponselnya itu. Senyuman terukir di wajah indahnya ketika dia mendapati sang pujaan hatinya lah yang meneleponnya. Tangannya dengan lincah langsung menggeser tombol hijaunya.

"Halooo, Sayaaaang, kamu kapan pulang? Apa kamu tak merindukan aku? Kita sudah lama lho tidak bertemu hampir dua tahun, kamu bagaikan bang Toyib saja yang pergi tak pulang-pulang dan cinta kita hanya sebatas LDR saja, kapan dong kamu menikahi aku sesuai dengan janjimu, keburu aku diambil orang baru tau rasa kamu karena aku sudah berumur hampir 22 tahun," terang gadis muda yang bernama Bianka Agustin ini. Suaranya terdengar merengek karena tak tahan lagi menahan kerinduan yang amat besar kepada pacarnya itu. Bahkan ia ingin segera menikah, karena di desanya, rata-rata kebanyakan menikah muda, kalau seumuran dia sebentar lagi sudah di stempel julukannya menjadi perawan tua. Bahkan banyak temannya yang sudah menikah.

"Sabar dong, Sayaaang, hoho ... hmmm aku punya ide, apa kita menikah saja? Aku pernah belajar dari pak yai ku yang sewaktu di pondok pesantren itu, katanya boleh menikah dalam status LDR," balas pacarnya itu yang bernama Betran Alandra.

Ucapan Betran itu sungguh membuat Bianka kebingungan dengan alisnya yang kini sudah dinaikturunkan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bianka tidak pernah berada di pondok pesantren jadi dia tidak tau apa-apa, dia hanya gadis desa yang polos dan kurang bergaul, berbeda dengan Betran. Meskipun dia satu desa dengan Bianka, tapi Betran sering mengembara, bahkan pernah berada di pesantren selama beberapa tahun lamanya, jadi dia agak tau tentang masalah seperti itu.

"Maksud kamu bagaimana, Sayang? Aku benar-benar tidak paham, mana boleh yang seperti itu, mending kamu segera pulang saja lalu menikahi ku," tanya Bianka, dengan pemikirannya yang katanya sungguh semua itu tak masuk akal baginya.

"Bisa, Sayang, boleh kok, sekarang musim covid jadi pulangnya sulit kalau di luar negeri seperti aku ini, jadi untuk sementara menikah dalam ponsel saja, kalau sudah resmi suami istri kan enak nanti kepulanganku sudah kamu sambut dan kita bisa bikin bayi hehe," balas Betran disertai candaannya. Gara-gara candaan Betran itu, pipi Bianka bersemu merah dan kini dia membisu tak membalas ucapan Betran sama sekali.

Awalnya Betran mengira kalau Bianka sudah menutup ponselnya karena tak ada suara apapun, tapi melihat telepon yang belum dimatikan. Betran pun berdehem terlebih dahulu dengan berulang-ulang, itu membuat Bianka mengerjapkan kedua bola matanya. Sedikit kaget karena deheman Betran itu.

"Heeey kamu kok diam saja, Sayang? Apa tidak mau? Kalau tidak mau ya gak apa-apa sih ... tunggu aku pulang saja kalau begitu." Betran yang tadinya sangat bersemangat kini agak tak bersemangat lagi karena tak kunjung mendapat balasan dari pacarnya itu.

Sejenak Bianka termenung, mencoba memikirkan yang terbaik, di sisi lain dia ingin pesta pernikahan pada umumnya seperti orang-orang, tapi semenjak ada PPKM bahkan di desanya tak diizinkan resepsi, tapi kalau menunggu Betran pulang bisa-bisa dia menjadi perawan tua dan akan terus digunjingkan oleh mereka semua. Jadi menurutnya ide Betran boleh juga, dengan begitu dia sudah mempunyai status dan tak ada lagi orang yang berani menghujatnya. Memang di desa itu mulutnya pedas-pedas semua. Jadi tak akan bisa dihindari dan dipungkiri lagi.

"Beri aku waktu, Sayang, aku nantinya akan mendiskusikan dengan Ibu dan Ayahku dulu, kamu juga sama harus mendiskusikan dulu dengan keluargamu, kalau sudah semua menyetujui, mungkin aku juga akan setuju, jadi tergantung itu semua, kamu juga harus semangat untuk meyakinkan semuanya dan meminta izin mereka terlebih dahulu," jawab Bianka yang masuk akal juga, jadinya Betran menerima ucapan Bianka.

"Baiklah, Sayang, kalau begitu aku sudahi ya teleponnya, besok aku hubungi lagi, pokoknya nanti kamu bilang biar besok bisa segera menikah, intinya yang penting ada ijab, qobul, wali juga saksi, itu sudah lebih dari cukup, untuk maharnya nanti kamu sebutkan berapa, pastinya akan aku transfer dari sini."

Setelah Betran memperjelas kata-katanya, ia pun mematikan teleponnya tanpa berucap kata manis lagi. Karena begitulah dia, sering sekali melupakan itu semua, saking bersemangatnya. Tapi bagi Bianka itu sudah tak heran lagi dan sudah terbiasa.

Memang kedua orang tua Betran ada bersamanya sejak dahulu karena memang mereka mengurus bisnis keluarga jadi sangat jarang untuk pulang, tapi kalau keluarga seperti bibik dan lainnya masih banyak yang ada di desa ini. Jadi mereka bisa dijadikan saksi nantinya.

Bianka dengan riang gembira langsung menaruh ponselnya kembali ke atas meja. Lalu berhamburan untuk menghampiri kedua orang tuanya, yang pastinya mereka di jam segini berada di sawah yang tak jauh dari rumahnya.

Bianka terus berjalan dan tersenyum merekah ketika melihat ayah dan ibunya yang sudah beristirahat dan menatapinya. "Biankaaaa, ngapain, Nak? Tumben menghampiri Ayah dan Ibu dengan sangat tergesa-gesa seperti itu? Biasanya kamu jarang mau ikut ke sawah karena pernah terjatuh ke lubang parit, tapi kenapa sekarang ke sini?" seru ibunya ketika Bianka sudah semakin dekat dengannya dan Bianka sangat jelas mendengar semua ucapan ibunya.

Dengan nafas yang sedikit tersengal. Bianka pun menjawab dengan sedikit terbata karena memang sambil mengatur pernafasannya. "Bi—Bianka mau menikah besok, Yah, Bu ... apa boleh?"

"Menikah? Besok? Apa kamu gila? Jangan sembarangan! Nikah bukan untuk main-main, Nak, dan butuh persiapan banyak, apa kamu sedang ngelindur? Sehabis bermimpi? Begitukah? Sadar halloooo putri Ayah yang cantik." Ayah Burhan yang tak percaya dengan ucapan anaknya yang menurutnya ngaco dan mengada-ngada itu, beliau akhirnya tertawa. Bahkan ibu Bihana juga ikut tertawa karena ulah suaminya yang begitu ceria itu.

Lalu Bianka dengan sedikit frustasinya, bingung mau menjelaskan mulai dari mana, ia pun mencoba menjelaskan semuanya secara detail, seperti apa yang dibilang oleh Betran tadi. Kedua orang tua Bianka yang mengerti tentang pernikahan dalam ponsel, keduanya lalu saling bertukar pandangan, serasa hati mereka bergetar hebat, seperti mendapatkan ketidaknyamanan dan ketidakcocokan, bahkan firasat mereka kacau. Kata mereka, boleh-boleh saja menikah, tapi apakah seperti ini akan terjamin? Takutnya itu semua malah akan melukai anaknya suatu saat nanti karena LDR yang berkepanjangan dan tak ada habisnya itu, jelasnya Bianka akan terus menunggu dan itu sungguh sangat menyakitkan.

"Benarkah? Kamu yakin? Tidak akan menyesal?"

También te puede interesar

Bos Mafia Kejam dan Jingga

Seorang Bos Mafia Kejam tengah menjalankan misinya di kota kecil. Naas yang tak bisa di hindari saat dirinya sedang menjalankan Misi tanpa di kawal beberapa anak buahnya. Ia di serang oleh musuh yang membayar penembak jitu untuk membunuhnya. Tubuhnya bersimbah darah, ia pura-pura mati agar hidupnya bisa selamat. Hujan tiba-tiba mengguyur bumi, tubuhnya yang di penuhi darah dan luka berusaha kabur dan menyelamatkan dirinya menjauh dari lorong kecil tempat ia di tembak. Bos Mafia Kejam keluar dari gang kecil di samping gang kecil terdapat toko kecil, penglihatannya mulai buyar, ia mengulurkan tangan kiri yang di penuhi darah kepada seorang wanita yang sedang berteduh. Bos Mafia Kejam yaitu Alcador telah terbangun dari koma selama 1 Minggu lamanya. Ia koma karena terdapat luka yang cukup serius di beberapa bagian tubuhnya. Wanita yang menolong dirinya sebut saja Jingga, ternyata adalah anak dari Bos 'Geng kucing di dalam selimut'. Nama Bosnya adalah Nathan. Alcador ingin berterima kepada Jingga dengan menyamar nama menjadi Tedy dan apa pekerjaan dirinya kepada seorang wanita yang telah menyelamatkan nyawanya. Awalnya Bos Mafia Kejam yaitu Alcador ingin membalaskan dendam kepada seluruh orang yang berkaitan dengan Nathan atau 'Geng kucing di dalam selimut' termasuk keturunannya yaitu Jingga. Alcador ingin membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya. Karena sering bersama dan rasa cinta mulai tumbuh di hati Alcador (Nama samaran Tedy). Tedy mengurungkan niatnya untuk menghabisi nyawa Jingga. Mereka sering bersama hingga malam itu terjadi hal yang tak terduga membuat Alcador (Nama samaran Tedy) merenggut kesuciannya. Beberapa bulan kemudian Jingga merasa aneh dengan bentuk tubuhnya, ia memutuskan ke rumah sakit dan hasilnya positif. Saat pulang dari rumah sakit Jingga menelpon anak buah Alcador (Nama samaran Tedy) untuk menjemput dirinya karena tidak mendapatkan taksi. Setelah setengah jam berjalan mobil yang dinaiki Jingga di kejar oleh beberapa mobil. Fans menelpon Alcador memberitahu jika mobil yang di tumpangi mereka di kejar oleh beberapa mobil yang tidak di kenal. Kejar-kejaran pun terjadi hingga mobil milik Fans dan Jingga menyudut di sudut gang. Fans dan Jingga turun dari dalam mobil secara paksa karena mereka di tarik oleh pria tampan dari 'Geng kucing di dalam selimut.' Siapa pria tampan tersebut?

Syhr_Msd_Syhr · Real
Sin suficientes valoraciones
12 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1