Warning!!! Rate M untuk adegan dewasa dan kata-kata kasar. Bekerja di sebuah penerbitan besar dan ternama adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi Inggrid. Tapi kalau owner penerbitnya adalah Mikael Dewangga? Inggrid harus punya stok kesabaran yang banyak. Inggrid sadar, sejak awal ia mengirim lamaran ke Orange Publishing adalah suatu kesalahan besar. Tapi jika itu berarti ia tidak akan bertemu dengan mantan keparatnya, Inggrid rela harus berhadapan dengan orang paling menyebalkan bernama Mikael Dewangga, tetangga yang merangkap menjadi bosnya itu!! "Sudah puas menggerayangi tubuhku?" "Aku ... itu ... maksudku ..." "Menyusup ke dalam kamar seorang pria tengah malam begini, hormon mu pasti sedang naik pesat." "Apa? Heeey ... jaga bicaramu, ya!" . "Apa yang kau bawa? Tali? Kain? Kamera?" Mika mengerling nakal, "Aku lebih suka jadi dominan kalau kau ingin tahu." "Dasar pria sinting!"
Tiga tahun lalu...
Kling!
Lonceng di atas pintu berbunyi sebagai tanda bahwa seseorang baru saja membuka pintu dan masuk ke dalam restoran tersebut.
Seorang gadis menggunakan dress cantik di bawah lutut kini tengah mengedarkan pandangannya, mencari meja dengan nomor 19 yang sudah dipesan oleh sang kekasih untuk acara makan malam, malam ini.
"Di sana!"
Hati gadis itu berseru saat matanya baru saja menangkap nomor yang dicarinya. Kaki jenjang miliknya segera mengayun penuh rasa percaya diri.
Malam ini perasaannya begitu membumbung tinggi, dia pun yakin bahwa semua perempuan akan merasakan hal yang sama jika berada diposisinya.
Menjalin hubungan yang lumayan lama, kira-kira sekitar 2 tahun dan apa yang perempuan tunggu selain dari ikatan yang lebih tinggi dari label kekasih? Benar, yaitu meng-upgrade status itu menjadi tunangan, calon istri atau semacamnya yang tingkatannya lebih tinggi daripada kekasih.