"Aku baru tahu kalau dokter bisa sakit." ejek Anggi saat meneliti kembali penampilan Ando.
"Dokter juga manusia, bukan dewa." jawab pria itu sekenanya. "Pelanyan!" ia melambaikan tangan saat seorang pelayan lewat tak jauh dari tempat mereka duduk.
Saat ini mereka tengah duduk santai di sebuah kafe. Ya, terimakasih untuk Anggi yang sudah membawanya kabur dari ancaman racun —masakan Ariana— yang siap menyerangnya.
"Kau mau pesan apa?" tanya Ando seraya membolak-balikkan buku menu.
Wanita di depannya menggeleng, "Aku mana bisa bayar makanan di tempat ini." keluhnya seraya memutar bola mata.
Anggi menyesal telah mengiyakan ajakan Ando untuk nongkrong di kafe. Ia kira kafe yang ... setara dengan kantongnya yang minim tapi ternyata dia justru membawanya ke kafe mahal.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com