Kami sama-sama terdiam sepanjang perjalanan pulang. Aku yang sedang bergelung dengan kegugupanku dan dia yang bergelung dengan dunia gadgetnya. Entah apa yang sedang ia lakukan, tapi sepertinya itu jauh lebih menarik daripada diriku.
"Sialan!"
Aku tersentak saat ia tiba-tiba mengumpat. Kami sedang di dalam lift, hanya berdua dan itu lah yang membuatku kaget. Kukira dia sedang mengumpati diriku. Tapi saat aku menoleh padanya, ia sedang menempatkan ponselnya di telinga.
"Sudah kubilang aku tidak mau dan jangan hubungi aku lagi!" ia menutup telponnya setelah berteriak pada seseorang di seberang sana yang bisa kutebak kalau itu adalah kakaknya sendiri.
Dan suara pintu lift yang terbuka membuatku bernapas lega. Setidaknya aku tidak harus terperangkap dalam obrolan canggung kakak-adik itu."Arkaaa..." seperti Dejavu, lagi-lagi mataku menangkap seorang gadis berdiri di depan pintu rumahnya dan sekarang ia sudah berlari ke arah kami, maksudku ke arah Arka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com