5 Flower girls adalah sekelompok wanita berhijab. Mereka memiliki kemampuan yang bisa melebihi dari seorang pria. Tidak ada yang mengetahui jika pekerjaan mereka sangat berbahaya. Bahkan bisa membuat nyawa mereka sebagai taruhannya. Mereka adalah Fahira, Nisrina, Rosmalia, Zetta, dan Violetta. Mereka berlima selalu melakukan misi bersama-sama. Karena adanya suatu peristiwa sehingga mereka berlima memutuskan untuk berpisah. Tidak ada dari satu pun mereka boleh berhubungan, kecuali jika salah satu dari mereka dalam bahaya.
Terdengar dentuman bom yang membuat telinga orang menjadi tidak bisa mendengar dengan jelas. Namun, berbeda dengan dia yang selalu berhadapan dengan peluru dan bom yang bisa menghabisi nyawa setiap manusia yang sedang dalam suatu daerah berkonflik.
Seorang wanita yang sedang berlindung di balik tembok tua. Dia sudah terdesak dan sudah sulit bergerak oleh peluru yang menghujaninya.
"Apa kau akan kalah dengan mereka?!" tanya seseorang dalam jaringan earpiece.
Dengan tersenyum tipis dia menjawab, "Aku Flower 1 tidak akan kalah dengan mereka!"
Kepercayaan dirinya selalu menjadi daya tarik bagi setiap orang yang berada dalam satu tim dengannya. Dia mulai bertanya pada salah satu tim yang bertugas sebagai informasi posisi dia dan para musuh yang sedang mengepungnya.
Dengan cepat seorang wanita yang berada di balik layar komputer memainkan jari-jemarinya untuk melihat apa yang diperintahkan oleh Flower 1.
"Cepat. Jangan sampai kau mengecewakanku! Sebab aku butuh informasi itu dalam 2 detik!" perintahnya pada seorang wanita yang sedang memainkan jari-jemarinya di atas keyboard. Dia tak lain adalah Flower 2.
"Cih, kau menyepelekan aku hah!" jawab Flower 2 dengan nada kesal.
Flower 2 kembali memuaskan jari-jemarinya untuk mengumpulkan informasi yang diinginkan oleh Flower 1. Dia adalah wanita yang tidak pernah menyerah.
"Binggo!" Flower 2 yang sangat senang itu langsung memberikan semua informasi yang diperlukan oleh Flower 1.
Total musuh yang mengelilinginya kurang lebih sepuluh orang. Mereka memegang senjata lengkap dan yang pasti peluru mereka masih banyak. Ada satu orang yang memegang senjata dan pelurunya tanpa batas.
"Kau butuh waktu berapa menit?!" tanya Flower 2 yang masih memainkan jari-jarinya di keyboard.
"Sepuluh menit!" jawabnya singkat.
Baru saja dia mengatakan sepuluh menit, peluru sudah menghujaninya lagi. Dia menunggu waktu yang tepat untuk menyerang balik, mereka tidak tahu jika saat ini sudah berada di area yang sudah terpasang jebakan.
Jebakan itu sengaja dibuat oleh Flower 1 untuk menghabisi seluruh musuhnya. Karena mereka semua adalah orang yang tidak pantas untuk hidup.
Terdengar bunyi yang menandakan jika seseorang sudah menginjak ranjau yang sudah disiapkan oleh Flower 1. Salah satu musuh terpental, dia adalah orang yang sudah menginjak ranjaunya.
Ledakan dari ranjau yang di buat Flower 1 membaut semua musuh kalangan kabut. Dan inilah saatnya baginya untuk menyerang balik.
Flower 1 menembakkan peluru yang ada di dalam senjatanya para musuh yang masih kesulitan mencari keberadaan dirinya. Asap dari bom tersebutlah yang membuat penglihatan mereka kabur.
Satu per satu musuh jatuh dengan lubang tepat di kepala mereka. Tembakkan dari Flower 1 tidak akan pernah meleset karena dia adalah salah satu wanita yang diakui seluruh dunia sebagai sniper.
Terdengar suara baling-baling helikopter yang sudah pasti menjemputnya. Sudah terdengar juga suara seseorang yang mulai menggodanya, itu membuat dirinya semakin kesal saja.
Dia kembali dihujani dengan peluru, terdengar dari suaranya jika senjata yang digunakan adalah senjata yang berpeluru tanpa batas. Dengan cepat Flower 1 berlari ke tempat yang bisa dijadikan perlindungan.
Masih ada waktu lima menit, musuh pun tersisa tinggal beberapa orang saja. Para musuh mulai mencari keberadaannya dengan cara menembak kesehatan arah.
"Kau bisa cepat tidak?!" ucap seseorang melalui earpiece.
"Bisa!" jawabnya singkat sembari berlari menuju helikopter dan menembakkan peluru yang masih ada di dalam senjatanya.
Seorang pria bertubuh besar dengan senjata berpeluru tanpa batas mulai menyebakinya lagi. Pria itu menggila, dia tidak peduli siapa yang terkena oleh peluru yang ditembakkan olehnya.
Sekarang yang tersisa tinggal pria itu, secara tidak langsung dia sudah menghabisi rekannya. Itu semua meringankan pekerjaan Flower 1.
Flower 1 mencari celah untuk menghabisi pria bertubuh besar itu. Beberapa detik kemudian suara tembakkan sudah tidak terdengar lagi. Mungkin inilah saatnya bagi dia untuk menghabisi musuhnya.
Dia tersebut saat melihat satu kesempatan untuk membalas serangannya. Flower 1 pun mulai mengarahkan senjatanya untuk menembak pria itu.
Tembakan Flower 1 mengenai leher pria itu sehingga mengeluarkan darah segar dan tidak bisa berhenti mengalir. Pria itu pun terjatuh dan kehilangan nyawanya seketika.
Flower 1 menaiki helikopter yang sudah menunggunya. Terdengar tembakan yang hendak menghalangi kepergiannya. Rupanya bantuan para musuh sudah tiba, dengan cepat pilot menerbangkan helikopternya agar tidak terkena tembakan dan berakhir kematian.
Helikopter sudah berada di atas, "Apa mereka semua pantas mati?!" tanyanya pada pilot yang masih fokus memegang kendali helikopternya.
"Ya. Mereka pantas mati!" jawab sang pilot yang sering dipanggil Flower 3 dengan santai.
Flower 1 tersenyum, dia pun menyiapkan senjata api yang masih memiliki banyak peluru dan sudah disiapkan dengan baik.
"Berputar!" perintahnya sembari jari-jarinya sudah siap meluncurkan peluru itu pada musuh-musuhnya.
"Ok!" jawab Flower 3 dengan tersenyum.
Dia menembakkan pelurunya hingga menembus tubuh para musuh yang sudah berada dalam targetnya. Satu per satu musuh jatuh dan tidak bisa bangkit lagi, mereka mati seketika oleh peluru yang ditembakkan oleh Flower 1.
"Bravo!" Flower 3 tersebut mengucapkan selamat atas keberhasilan misi kali ini.
Helikopter pun mendarat di sebuah landasan, sudah ada seorang wanita yang menunggunya. Dia tersenyum menyambut kedatangan Flower 1 yang masih selamat.
"Aku pikir akan melihat darah di tubuhmu?!" tanya seorang wanita dengan nada menggoda, dia tak lain adalah Flower 4
"Jangan harap kau melihat aku berlumuran darah!" jawab Flower 4 dengan senyum miring.
Flower 3 mendekati mereka lalu mengajak mereka untuk bergegas pergi dari landasan ini. Sebab tidak lama lagi akan tiba para musuh yang sedang emosi.
Mereka bertiga pun berjalan dengan gagahnya menuju sebuah mobil Van berwarna hitam. Flower 1 dengan cepat berganti pakaian di dalam mobil yang sedang berjalan dengan kecepatan tinggi.
"Kita belum bisa pergi dari Kamboja!" ucap Flower 3 dengan tegas.
"Kenapa?!" Flower 4 bertanya dengan nada penasaran, menurutnya bukankah misi kali ini sudah berhasil.
Flower girl adalah sebuah tim agen rahasia yang digawangi oleh Flower 1 sebagian ujung tombak atau bisa di sebut sebagai pimpinan dari tim. Timnya berjumlah 5 orang dan semuanya di panggil Flower berdasarkan nomor yang sudah ditentukan.
"Kapan kita bisa kembali ke Jepang?" Flower 4 kembali bertanya.
"Dua hari! Kita harus menyelesaikan semuanya dalam dua hari!" jawab Flower 1 dengan nada dingin.
Flower 4 mulai menggerutu, dia mengatakan sudah ingin tidur di kasur kesayangannya. Sehingga Flower 3 menggoda menggoda Flower 4 agar dia selalu membawa kasurnya di setiap misi-misinya.
Ponsel Flower 1 bergetar, dia lupa untuk mematikan ponselnya. Ada sebuah pesan yang masuk dan pesan itu berasal dari seseorang yang begitu penting baginya. Dia adalah sang ibu.
Pesan itu menanyakan kapan dia akan kembali ke Jakwrta. Akan ada acara keluarga dan dirinya harus menghadiri acara tersebut jika tidak sang ayah akan mendapatkan masalah lagi.
Dia membalas pesannya dan mengatakan akan kembali dua atau tiga hari lagi. Setelah membalas pesan itu, dia langsung mematikan ponselnya.
Mobil berhenti tiba-tiba, terlihat ada beberapa orang yang menghentikan mobilnya. Flower 4 mulai siaga, dia hendak mengeluarkan senjata yang berada di samping jok mobil.
"Tunggu!" ucap Flower 1 sembari memegang tangan Flower 4.
Flower 4 mengikuti perintahnya, seorang pria yang sedang memegang senjata mengetuk jendela mobil. Flower 3 membukanya, dia ditanyai berbagai pertanyaan dan menjawabnya dengan santai karena dia sudah tahu akan ada yang menghalau jalannya.
Pria persenjataan itu melihat wajahnya lalu kedua wanita yang duduk di kursi belakang dengan saksama. Dia meminta semuanya untuk keluar dari mobil lalu menyuruh beberapa temannya untuk mendekat.
Muncul niat buruk mereka setelah melihat kemolekan ketiga wanita yang baru saja keluar dari mobil. Mereka tidak tahu jika ketiga wanita itu sangat berbahaya dan bisa membunuh mereka dengan sekali serangan saja.