webnovel

3. Ledakan

Yang menjadi targetnya sudah ada di hadapannya, Flower 1 hanya tersenyum melihat pria itu. Dia tidak menyangka yang menjadi targetnya ini begitu tidak waspada.

"Lepaskan pakaianmu dan juga kain yang menutupi rambut indahmu itu!" perintah pria bertato yang duduk dengan santainya dia atas sofa layaknya seorang raja pada Flower 1.

Dia mendekat seperti mengikuti apa yang diinginkan oleh targetnya. Namun, sang target tidak mengetahui jika saat ini ada sebilah belati yang sudah berada di tangan Flower 1.

Flower 1 langsung menghunuskan belati yang dipegangnya pada targetnya itu. Namun, targetnya bisa menghindari serangnya. Sang target menyeringai, dalam benaknya merasa tertantang dengan wanita yang tidak mudah didapatkan.

Terjadilah perkelahian di antara mereka berdua, tendangan, pukulan dan sabetan belati di arahkan pada targetnya.

"Keluarkan semua kemampuanmu!" ucap sang target sembari tersenyum samar.

"Akan aku penuhi keinginanmu!" jawab Flower 1 dengan menyerang kembali.

Flower 1 menyerang dengan bertubi-tubi, dia mengeluarkan semua kemampuannya. Dia tidak akan melepaskan yang sudah menjadi targetnya. Pria bertato itu pun terjatuh, setelah mendapatkan serangan yang tiada henti dari Flower 1.

"Dasar wanita murahan—siapa kau sebenarnya?!" tanya pria bertato itu sembari menghapus darah yang keluar dari pinggir bibirnya.

"Ini adalah permintaanmu yang terakhirmu. Maka aku akan menyebutkan siapa aku! Flower girl itulah aku!" jawabnya dengan penuh percaya diri.

"Jadi ini kau—wanita yang sudah menghancurkan gudang milikku!?" Pria bertato itu berkata sembari menyerang Flower 1 dengan cepat.

Akibat serangan mendadak itu, Flower 1 terhuyung ke belakang. Pria itu dengan cepat mendekat lalu mencekiknya dengan sangat kuat sehingga dia tidak bisa bernapas.

"Akan aku bunuh kau wanita murahan!" ucap pria bertato itu dengan penuh amarah.

Suara ledakan dari segala arah mengejutkan semua penjahat yang sedang bersenang-senang. Mereka tidak menyangka jika akan ada penyerangan, Flower 5 yang sudah siap dengan semua senjata mulai menembakkan peluru pada para penjahat.

Dentuman bom dan tambakan dari senjata api Flower 5 menjatuhkan satu per satu musuh. Semua itu membuat pria bertato yang sedang mencekik Flower 1 terkejut. Secara refleks melepaskan tangannya dari leher Flower 1.

"Siapa yang akan habis?!" tanya Flower 1 pada pria yang masih menjadi targetnya itu.

Pria itu kembali menyerangnya, tendangan yang begitu kuat dilayangkan pada Flower 1 sehingga dia terlempar ke luar ruangan.

"Flower 1!" teriak Flower 5 sembari meleparkan senjata api yang ada di tangannya.

Fliwer 1 melompat untuk mengambil senjata yang telah dilemparkan ke arahnya. Dia mulai menembakkan pelurunya, satu per satu musuhnya tumbang dan tidak bisa berdiri lagi.

"Apa hanya ini ledakanmu, Flower 5?!" Flower 1 berkata sembari menembakkan peluru yang ada di dalam senjata apinya.

"Cih—kau meremehkan aku! Lihat saja sebentar lagi!" jawab Flower 5 dengan nada kesal.

Flower 1 menyisir semua tempat, dia mencari sesuatu yang diinginkannya. Sebuah senjata yang bisa menghabisi seluruh kota bahkan negara dalam waktu yang sangat cepat.

"Apa kau mencari ini, Sayang?!" ucap pria bertato yang sudah menjadi targetnya itu.

Tepat sekali yang dicari oleh Flower 1 adalah senjata berbahaya itu. Dengan santainya pria itu berjalan mendekat, dia tahu jika nyawanya akan selamat saat memegang senjata itu.

"Dasar kau pria bodoh!" Flower 5 berkata dan itu terdengar jelas oleh pria yang sedang memegang senjata berbahaya itu.

Hanya dengan satu tembakan saja, pria itu terjatuh. Namun, senjata yang dipegang oleh pria itu terbang dan akan jatuh ke tanah.

"Flower 5!" teriak Flower 1.

Flower 5 tahu apa yang harus dilakukan olehnya, dia berlari dengan sekuat tenaga untuk menangkap tabung yang akan jatuh itu.

Dia terjatuh, Flower 5 akhirnya bisa bernapas lega karena tabungnya sudah berada dalam genggamannya. Senyumnya merekah, dia sudah berhasil menyelamatkan kita atau sebuah negara saat ini.

Terdengar suara tembakkan yang membuat Flower 1 dan Flower 5 terdiam. Mereka melihat seorang pria yang sedang menodongkan senjatanya pada seorang sandera. Dan sandera itu adalah seorang wartawan wanita yang sudah disandera beberapa hari.

"Dia sudah terjebak!" ucap Flower 3 yang berjalan mendekat pada Flower 1. Begitu juga dengan Flower 4 yang sudah berada di dekat mereka.

Tatapan Flower 4 tertuju pada pria itu, dia mengingat dengan jelas apa yang sudah dilakukan pria itu padanya. Dia berkata, "Dia milikku!"

Setelah Flower 4 mengatakan itu, tidak ada satu pun dari mereka yang akan bertindak. Mereka semua mencari posisi ternyaman untuk menyaksikan pertunjukkan yang sangat seru.

"Kalian meremehkan aku hah?!" bentak pria yang masih menodongkan senjatanya pada sandera yang terlihat tidak berdaya itu.

"Lepaskan wanita itu! Jika kau jantan—hadapi aku satu lawan satu!" Flower 4 berkata dengan nada menantang.

Pria itu merasa terhina dengan ucapan Flower 4, dia mendorong wanita yang sudah tidak berdaya itu. Dengan cepat pria itu berlari dan menyerangnya. Dia mengira bisa mengalahkan Flower 4 dengan mudah.

Pria itu melayangkan pukulannya yang sangat kuat. Namun, dengan mudah Flower 4 menghindari setiap serangannya. Kali ini Flower 4 yang mempermainkan pria itu tanpa disadarinya. Pria itu sudah terlihat kesal karena tidak bisa menghabiskan wanita yang sudah dia pukul hingga tak sadarkan diri.

"Hanya ini kemampuanmu?! Sungguh menggelikan!" Flower 4 berkata dengan merendahkan.

"Dasar wanita sialan! Akan kuhabisi kau!" pekik pria itu sembari melayangkan serangan dengan membabi-buta.

Flower 4 hanya menghindar dari setiap serangan, dia hanya ingin membuat pria itu kelelahan. Dan merasakan dirinya sudah tidak sanggup untuk melawan lagi. Amarah dalam hati pria itu masih tinggi, sehingga tenaga yang dikeluarkan masih cukup kuat. Seperti biasa Flower 4 mengucapkan kata-kata yang membuat pria itu sangat marah.

"Membosankan! Apa kau ingin aku tambahkan ledakan dan membuat kembang api di langit!" Flower 5 berteriak karena dia sudah bosan dengan permainan Flower 4.

Fliwer 5 terlihat menguap tetapi dia tidak merasa mengantuk. Dan itu membuat Flower 4 kesal, akhirnya dia pun mengeluarkan semua jurus yang bisa membuat pria itu jatuh dan tak bisa berdiri lagi.

Pria itu terjatuh setelah mendapatkan tendangan terakhir dari Flower 4. Dengan senyum kemenangan dia mendekat pada Flower 5.

"Apa rasa kantukmu sudah hilang?" tanya Flower 4 pada Flower 5.

Flower 5 terkekeh-kekeh lalu dia mengatakan, "Ini hadiah untukmu!"

Terdengar dentuman bom yang begitu menggelegar, secara perlahan tempat itu mulai luruh rata. Tidak ada yang bisa selamat dari bom yang di pasang oleh Flower 5.

"Ayo kita pergi!" ucap Flower 5 setelah terdengar dentuman bom yang sudah dipasang olehnya.

Mereka berlari menuju mobil membawa tabung berisi senjata mematikan dan seorang wanita yang sudah menjadi tawanan penjahat itu selama beberapa hari.

Flower 3 menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi, dia ingin melihat kembang api yang sudah di buat oleh Flower 5 dari kejauhan. Karena itu akan terlihat indah. Masih terdengar ledakan yang begitu keras, entah berapa banyak bom yang digunakan oleh Flower 5 kali ini.

"Akan aku potong bonusmu!" Flower 1 berkata dengan nada menggoda pada Flower 5.

"What?! Are you seriously?" tanya Flower 5 dengan rasa terkejut. Dia tidak ingin bonusnya di potong lagi hanya karena berlebihan dalam beraksi.

Siguiente capítulo