webnovel

Please Stay With Me.

Penulis: Athena_135
perkotaan
Lengkap · 90.3K Dilihat
  • 393 Bab
    Konten
  • 5.0
    33 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Kondisi mental Pragma semakin menurun sejak kepergian wanitanya. Kandasnya hubungan mereka dua tahun yang lalu adalah awal kehancuran Pragma. Takdir kembali mempertemukan mereka dalam situasi yang berbeda. Pragma yang sangat membutuhkan Gelora demi mempertahankan kewarasannya kembali, dan Gelora yang membutuhkan uang untuk pengobatan suaminya. Saat Gelora dan Pragma kembali bersama. Pria itu semakin tak bisa mengendalikan rasa cintanya yang semakin menggebu. Bayang-bayang masalalu selalu hadir mengejar mereka. Satu persatu orang di masalalu mereka perlahan hadir. Banyak hati yang sedang dipertaruhkan disini. Apakah tetap Stay atau harus Leave, yang menjadi pemenangnya? Mari Ikuti Kisahnya! Volume 2 Kembali ke London bersama suami dan anaknya, adalah babak baru kehidupan Gelora dimulai. Kehidupan mereka awalnya tenang kini kembali terguncang karena adanya orang ke tiga hadir dalam rumah tangganya. Masa lalu mereka kembali mencuat satu persatu ke atas permukaan. Tentang siapa keluarga kandung Gelora sebenarnya. Dan Radit yang kembali bertemu dengan anaknya. Apakah mereka bisa melewati masalah yang kini datang silih berganti, datang memorak-porandakan mereka?

Chapter 1Kegelapan yang Menyelimuti

LONDON. 07.00 P.M.

Di dalam ruangan yang hanya disorot oleh cahaya temaram. Ruangan tersebut adalah kamar yang sepi, sunyi, dan hampa. Di luar sana matahari semakin naik pada peraduannya, namun di dalam kamar itu seperti malam tidak ada siang.

Jendela-jendela kamar tertutup rapat, kamarnya terlihat sangat begitu suram. Tidak ada yang berani untuk menyentuh barang-barang di dalam kamar itu, menyebabkan barang di dalamnya berdebu. Siapa saja yang berani menyentuh barang-barang di dalam kamar itu, maka ia akan terkena imbasnya. Dengan darah yang akan mengalir di tubuh si Penganggu.

Terlihat samar di dalam temaram seorang pria sedang duduk di ubin lantai. Tepatnya, di pojok ranjang dengan kedua kakinya di pasung dan tangannya diborgol oleh besi yang melilit tangan kekarnya.

Dalam kegelapan pandangan pria itu kosong, ia sudah seperti mayat hidup. Dia hidup dengan raga tanpa jiwa, ini semua karena banyak orang yang memisahkan dirinya dengan wanitanya. Dan lihatlah, ia sekarang berada di titik terendahnya. Pria itu telah kehilangan wanitanya.

Tak terhitung sudah berapa lama pria itu tak bergerak sedikit pun dari posisinya, tatapannya terus saja kosong dan hampa.

Rahang tegasnya kini ditumbuhi sedikit bulu-bulu kasar serta rambutnya terlihat sangat awut-awutan. Sejak dua bulan terakhir, dia tidak lagi mengurus diri karena orang itu tidak datang dan mungkin dia tidak akan pernah datang untuknya.

Setiap malam pria itu selalu saja menangis mengingat wanitanya, bahkan setiap jam, detik, menit, hari, dan tahun dia selalu menanti kedatangan wanitaya untuk membawanya pergi bersama. Namun itu hanya angan-angan semu baginya, nyatanya, dia tak pernah pun datang untuk melihatnya. Bahkan untuk sekadar mendekapnya lagi sudah tidak pernah. Harinya kini begitu suram, gelap, tanpa warna.

"Huftt." Helain napas kasar ia embuskan berkali-kali.

"Saya harus pergi." Kata-kata itu meluncur keluar begitu saja di bibirnya.

Matanya mengedar ke sana kemari dalam cahaya temaram, penglihatannya masih saja begitu tajam bak elang seperti dahulu, sebelum ia terjebak bersama kegelapan. Sudah terhitung dua tahun lamanya ia terjebak dalam kegelapan entah kapan ia akan dikeluarkan.

Tubuhnya terus meronta ke sana kemari, namun itu mustahil untuk terlepas dari deretan belenggu ini. Ia terus menggesekkan tangannya pada borgol yang menyebabkan tangannya memerah bahkan tergores oleh rantai besi itu.

Dia begitu benci dengan kondisi seperti ini, sejak kemarin ia dipasung dan diborgol gara-gara melenyapkan seorang pelayan yang berani ingin menyuapinya. Kemarin pria itu mengamuk dengan brutal, melempar makanan yang di bawah pelayan itu untuknya.

"Lepaskan saya sialan! Saya harus mencari istri saya," teriaknya menggema memenuhi ruangan gelapnya. Rahangnya mengetat, alisnya menukik tajam ke depan. Ia terus meronta-ronta namun tetap saja ia tidak bisa terlepas.

Pandangannya berpindah pada kakinya yang dipasung, pria itu dengan kesal menghentakkan kakinya hingga pasungan besi yang melilit kakinya saling bergesekan dengan ubin lantai menimbulkan suara nyaring memekkan telinga.

Di luar ruangan seorang wanita paruh baya sedang duduk bersama suaminya.

"Bagaimana ini, Mas. Kondisi anak kita semakin memburuk saja?" Dia bertanya seraya menatap suaminya dengan gurat rasa khawatir yang terpencar jelas di wajahnya.

Sang suami memijat pelipisnya pelan, ia juga merasa sangat bingung menghadapi kelakuan anak tunggalnya, dari hari ke hari anaknya itu sangat kehilangan kontrol. Bahkan anaknya itu hampir saja melenyapkan ibunya sendiri, istri tercintanya.

Sedangkan pria paruh baya itu menegakkan tubuhnya menatap istrinya, "Ini semua kesalahan kamu sendiri Rae! Andaikan saja kamu tidak memaksakan perjodohan antara Pragma dengan anak temanmu itu, pasti Pragma saat ini masih baik-baik saja. Dan wanita itu tidak akan pernah meninggalkan Pragma."

Wanita paruh baya itu terdiam mendengar ucapan menusuk dari suaminya, ia juga sangat menyesali perbuatannya di masa lalu. Andai ia tidak membenci wanita itu karena wanita itu lumpuh. Dan ia berpikir wanita itu tidak akan mampu memberinya seorang cucu. Andai ia bisa bersabar sedikit lagi untuk kesembuhan wanita itu, semuanya pasti masih baik-baik saja.

Wanita itu hanya bisa terus berandai, andai dan andai. Ia mengusap air matanya dengan kasar membayangkan bagaimana bencinya, anaknya sampai sekarang terhadapnya karena memisahkan dia dengan wanita itu.

Pria itu prihatin melihat istrinya yang terus saja bersedih dan menyesali semua perbuatannya dua tahun yang lalu, ia merengkuh istrinya ke dalam dekapan hangatnya, tak lupa mengecupi puncak kepala istrinya. Serta tangannya terus mengusap punggung wanitanya dengan lembut dan pelan. Membisikkan kata-kata penenang untuknya.

"Ini semua kesalahan aku, Mas. coba saja aku tidak berniat memisahkan mereka berdua. Wanita itu pergi dengan keadaan mengandung anaknya Pragma, cucu kita, ternyata dia sudah tidak lumpuh lagi pada saat itu. Mengapa aku lambat menyadarinya, andai aku tahu dia sudah sembuh dan ingin memberi kejutan pada Pragma. Aku akan mendukungnya," ucap Raeni panjang lebar dengan isak tangisnya yang belum juga reda.

"Sudahlah Rae yang lalu biarlah berlalu. Namun secepatnya kita harus menemukan wanita itu," imbuh Zaelan. Sungguh ia tak sanggup melihat kondisi putranya yang begitu memprihatinkan.

"Iya Mas, cepat temukan dia. Kalau perlu aku akan bersujud di bawah kakinya, meminta dia untuk kembali bersama Pragma." Raeni melonggarkan pelukannya dari suaminya, ia mendongakkan kepala menatap suaminya.

"Ayo kita ke kamar Pragma," ajaknya tiba-tiba kepada Zaelan, suaminya.

"Sekalian suruh pelayan laki-laki untuk membawa makanan untuk Pragma. Kamu tahu sendiri 'kan? Pragma sangat benci seorang perempuan untuk menginjakkan kaki di dalam kamarnya," peringat Zaelan. Ayah dari Pragma.

"Seperti biasa aku akan menatap anak kita dari balik pintu. Tapi kali ini, izinkan aku masuk ke dalam kamarnya. Aku ingin sekali memeluk putraku itu, sudah lama aku tidak memeluknya," ucapnya dengan nada sendu.

Zaelan tersenyum menatap istrinya. "Semalam, siapa yang menyelinap masuk ke dalam kamar Pragma, saat Rama kita sedang tertidur. Kamu masuk ke dalam kamarnya bahkan memeluk Rama dengan begitu erat," ejek Zaelan membuat istrinya mendengkus sinis.

"Bagaimana pun juga seorang ibu tidak akan pernah bisa berjauhan dengan anaknya," protes wanita paruh baya itu yang masih nampak sangat cantik, diusianya yang sudah menginjak empat puluh lima tahun.

"Kalau begitu aku ke dapur dulu untuk menyiapkan makanan untuk Rama kita. Biarkan aku yang akan mengantarkannya, kamu duluan saja," suruhnya yang diangguki oleh Zaelan suaminya. Yang usianya sudah menginjak kepala lima.

Rama adalah nama panggilan Pragma di keluarga besar Abraham. Namun semenjak kepergian wanita itu, Pragma tidak ingin dipanggil dengan sebutan Rama lagi. Wanitanya yang berhak memanggilnya seperti itu dan hanya wanita itu yang sampai sekarang masih bertahta di hati seorang Pragma Dexander Abraham.

***

Pria paruh baya itu kini sudah berada di depan kamar anaknya yang ia kunci. Takut anaknya itu kabur dan membuat masalah lagi seperti satu tahun terakhir ini, putranya sudah membunuh lima belas perawat yang merawatnya. Anaknya memang mengalami gangguan jiwa, maka dari itu ia selalu mewanti-wanti kemungkinan besar yang bisa saja terjadi jika pintu kamar putranya yang bernama Pragma tidak ia kunci.

CEKLEK

Decitan suara pintu yang terbuka menimbulkan sedikit bunyi, namun dengan cepat Zaelan memanalisir bunyinya.

"Kegelapan," katanya lirih. Anaknya itu akan mengamuk jika ruangan kamarnya terang benderang, maka dari itu kamar ini selalu terlihat gelap. Semua lampu dimatikan kecuali lampu tidur yang temaram. Serta semua celah jendela di tutup rapat.

Dengan langkah lebarnya ia berjalan mendekati anaknya, ia dapat melihat punggung kokoh Pragma bersender di penyanggah ranjang.

"Pragma," panggilnya. Namun sama sekali tidak ada sahutan dari si empu.

Zaelan mengembuskan napas kasar menatap anaknya penuh prihatin. Baru saja ia hendak menyentuh ujung kepala pria di hadapannya namun ia urungkan, saat harus mendengarkan perkataan yang menohok hatinya.

"Jangan berani menyentuh saya," ucapnya tanpa menatap Zaelan.

Lagi-lagi ayahnya harus mengembuskan napas kasar menatap anaknya sendu. "Sampai kapan kamu akan memusuhi Ayah? Bisakah kamu berhenti mengganp–"

"Kembalikan istri dan anak saya," potong Pragma cepat, netranya kembali berkaca-kaca memandang ke depan.

"Apa bisa Anda, mengembalikannya?" Dia menoleh menatap ayahnya.

Zaelan terdiam turut menatap lekat putranya hidup tanpa tujuan, jiwa pria itu begitu kosong, kasihan sekali putranya jika harus dibiarkan seperti ini.

"Ayah tidak bisa berjanji, Nak. Tapi percayalah, Ayah juga sudah mengusahakan mencari dia," tuturnya seraya memberi pengertian.

Air matanya jatuh begitu saja melihat kerapuhan anaknya. Zaelan mendudukkan dirinya di pinggir ranjang Pragma, tepat di samping kepala anaknya. Dengan penuh kelembutan dia mengusap pelan surai hitam tebal milik putranya.

Baru saja ia ingin mengusapnya lagi, Pragma lebih dulu mengelak, berusaha menjauhkan kepalanya dari jangkaun ayahnya sendiri.

"Cuma dia yang bisa menyentuh saya, saya milik dia seutuhnya. Bukan milik siapa pun," ucap Pragma sarkas.

Kentara sekali ketakutan di wajahnya. Dia takut disentuh oleh siapa pun karena berasumsi wanitanya akan semakin marah dan tidak pernah akan kembali padanya.

To Be Continue

Anda Mungkin Juga Menyukai

Mendadak Menikah

Follow Instagram @sere_nity_lee untuk info novel terbaru Serenity Lee Juara 4 WPC 32 #59 Female Lead Menikahi Pria Asing || Vol 1-3 TAMAT ======================== "Jadi, Mas, dosen aku?" tanya Audia saat mereka berdua dalam perjalanan di dalam mobil pribadi Alvin. Alvin berdehem sekali. "Ya, begitulah." "Pantes aku, kok, kaya ngerasa kenal sama muka Mas Alvin," tutur Audia menyocokan memorinya. "Mas ngajar apa, ya?"  "Arsitektur." Audia menganggukan kepala sambil mulutnya membentuk huruf 'o'. 'Eh?  ....  Wait  ...  what?' Tiba-tiba syaraf-syaraf otaknya menekan memori di hipokampus. "Pak Mandala?" tanya Audia memastikan. Yang langsung mendapat anggukan dari Alvin. "No way!" jerit Audia tidak percaya. Matanya membulat menatap lekat Alvin. "Kenapa?" tanya Alvin heran. "Pak Mandala yang kutau, mengajar memakai kacamata. Kok, bisa beda banget, ya, tanpa kacamata?" ujar Audia masih tidak percaya, bahwa yang di hadapannya ini adalah 'pak Mandala yang itu'. Dosen angkuh, sok cool, pelit senyum, muka datar,  killer. Sangat berbeda dengan Alvin yang kini menjadi suaminya. Tak disangka 'pak Mandala yang itu' dan Alvin—suaminya, ternyata adalah orang yang sama. 'Orang menyebalkan itu ternyata suamiku?' batinnya. 'Oh tidaaaaaak!' * * *** Calon mempelai wanita mendadak mengundurkan diri dari pernikahan karena perjodohan. Kemudian kabur dan tidak diketahui kabar beritanya. Tinggallah sang calon mempelai pria terdiam terpaku di hadapan tamu undangan. Bimbang sesaat. Membatalkan akad nikahnya atau mencari calon mempelai wanita pengganti dadakan. Hingga netranya menangkap seorang wanita bergaun putih yang duduk di antara tamu undangan. Yang tak lain adalah mahasiswa di kampusnya tempat ia baru saja mengajar. Sebagai dosen pengganti. Bagaimanakah kelanjutan kisah pernikahan mereka ini? Akankah benih-benih cinta tumbuh di antara dua orang asing ini? Dengan segudang tanda tanya pada hati sang mempelai wanita, mengapa dirinya yang dipilih di antara sekian banyak wanita lajang lainnya yang turut hadir di pernikahan akbar anak salah satu pengusaha real estate terkenal di Indonesia itu. Cover www.freepik.com === SIMAK KOMENTAR DI SETIAP BAB, SUDAH TAYANG KUIS DADAKAN DAN BERHADIAH SOUVENIER MENARIK UNTUK PEMBACA SETIA MENDADAK MENIKAH ^^ MASUKKAN COLLECTION/TAP LOVE/ADD SEBELUM BACA. AGAR CERITA INI ADA DI DALAM DAFTAR BACAAN KAKAK DAN MENDAPAT NOTIFIKASI SAAT UPDATE BAB BARU ^^ DUKUNG TERUS CERITA INI YA KAK DENGAN MELEMPAR POWER STONE SI BATU BIRU UNTUK CERITA INI! — 1 POWER STONE NANTINYA KAKAK DAPAT 1 VOUCHER GRATIS LHO BUAT BUKA BUKU YANG TERKUNCI. JANGAN LUPA, REVIEW BINTANG 5 YA! MAMPIR JUGA KE CERITAKU YANG LAIN YA KAK: 1. Elegi Cinta Asha 2. ALISHA (PRETENDING) 3. Zarina the Abandoned CEO 4. Terpotek Cinta CEO Botak tapi Ganteng 5. Annethaxia Luo Putri Negeri Salju 6. Saat Kita Muda 7. Angela the Alpha's Mate TERIMA KASIH

Serenity_Lee · perkotaan
5.0
245 Chs

Transmigrasi: Nyonya Chi Merayu Profesor Jun yang Dingin

Ketika Chi Lian meninggal di buminya, ia terbangun dalam tubuh gadis lain yang memiliki nama sama seperti dirinya di bumi yang berbeda. Bumi dengan kekaisaran dan keluarga kerajaan. Miskin dan putus asa untuk bertahan hidup, ia terikat pada sistem peliharaan virtual yang dapat mengakses teknologi dari planet asalnya untuk digunakan olehnya. Hanya ada satu masalah. Satu-satunya pekerjaan yang bisa ia lakukan adalah sebagai paparazzi. Dari situ, ia bertekad untuk membangun kekaisaran media miliknya sendiri dan mengambil kembali apa yang hilang dari keluarganya. Target berita utamanya adalah para bujangan yang paling diinginkan tapi sulit didapatkan di kekaisaran. Mereka kaya, tampan dan media takut menerbitkan gambar dan informasi mereka. Namun entah bagaimana, Chi Lian berhasil melakukan yang mustahil, ia mengambil gambar mereka sepanjang waktu. Lagipula, wanita mana yang tidak mau membayar untuk gambar dan berita eksklusif mereka. Satu di antaranya sangat menarik perhatiannya, CEO dingin sekaligus Profesor Jun Muyang yang semua orang bilang cuek terhadap wanita. Dengan teknologi dan kecerdasannya, Chi Lian dan putri angkatnya menemukan segala cara untuk masuk ke ruang pribadinya dan dalam prosesnya, mencuri hatinya. Tapi sejauh mana ia bersedia untuk melelehkan hati profesor Balok Es dan menjaga para pesaingnya pada jarak? Semua wanita di kekaisaran yang menginginkan Jun Muyang dengan sabar menunggu penolakannya. Tapi itu akan menjadi penantian yang panjang. Minggu pertama..."Jun Muyang, aku membelikanmu bunga-bunga ini." Jun Muyang: "Pergi sana." Tahun pertama..."Sayang, aku butuh ciuman lain." Chi Lian..."Pergi sana." Karya lainnya. Bertransmigrasi dari dunia zombie menjadi istri raja mecha[berlangsung]

1cutecat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
322 Chs
Indeks
Jilid 1
Jilid 2 :Volume 2

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru

DUKUNG