Mata Gelora berkaca-kaca memandang anaknya. Mengapa secepat ini dia berpisah dengan anaknya? Perasaan putranya itu masih belajar merangkak dan menyebut namanya. Tapi sekarang Rean nakalnya sudah besar saja dan ingin meninggalkannya.
Tak tahan melihat istrinya terus menahan tangisnya. Pragma membawa Gelora ke dalam pelukannya beserta dengan Rean yang masih berada di dalam gendongannya sedari tadi.
Radit memaklumi apa yang Gelora rasakan. Dia hanya bisa menghela napas dan mengembuskannya, lalu melirik pada jam tangannya menunjukan pukul delapan pagi, sebentar lagi dia akan meninggalkan kota London ini menuju negara Indonesia.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com