Satu minggu kemudian.
Selama itu Gelora masih marah pada suaminya, sikapnya terkesan cuek dan dingin pada Pragma.
Begitu pintu lift terbuka Pragma segera keluar dari sana sambil menenteng tas kerjanya, serta sebuah dasi yang belum disimpulkan menggantung di lehernya.
Pria itu langsung tersenyum saat melihat istri dan anaknya, lantas ia semakin mempercepat langkah kakinya untuk sampai kepada mereka.
"Lora," panggilnya langsung saat telah sampai didekat Gelora. Wanita itu menoleh sekilas lalu kembali fokus mengusap kepala Rean.
"Sayang." Pragma merenggut kesal atas respon dari Gelora. Dengan kasar ia menarik dagu istrinya agar menatap dirinya, ketika mata hazel itu bertatapan langsung dengan matanya. Pragma segera menutupi mata Rean dengan satu tangannya, sebelum mengecup bibir istrinya. Tangan yang satunya masih menganggur beralih fungsi untuk menekan tengkuk Gelora. Memperdalam ciuman mereka, sedangkan wanita itu hanya diam. Tak berontak dan tak membalas ciuman Pragma.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com