webnovel

Seonsaengnim, Saranghaeyo

Autor: fianknisa
Teenager
Abgeschlossen · 146.1K Ansichten
  • 432 Kaps
    Inhalt
  • 5.0
    23 Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

"Seonsaengnim, Saranghaeyo." -Lee Ha Wook- "Tidak! Jeong Il bukan milik Ra Im. Jeong Il milik Ha Wook!" -Ha Jeong Il- "Kau bisa meminta apapun dari, Ha Wook-ah. Tapi tidak dengan Jeong Il." -Gil Ra Im- "Buktikan jika kau tidak lagi mencintainya, Ha Wook. Buktikan jika hanya ada aku di hatimu." -Im Kang Dae-

Tags
4 tags
Chapter 11. Pertemuan Pertama

Ha Wook's pov

Aku memasuki kelas dengan papan nama 11-4 yang terpasang di depan pintu. Seperti biasa, suasana kelas ramai di jam menjelang bel pelajaran pertama berbunyi. "Ha Wook-a! Kemarilah!" aku tersenyum pada seseorang dengan name tag 'Kim Soo Ji' yang terpasang di seragamnya.

"Ada berita bagus yang harus kau dengar!" aku menatap Ha Na yang tampak bersemangat.

"Benar sekali, ku yakin kau akan mencintai Bahasa Korea setelah ini." Aku menggeleng tak setuju dengan pernyataan Bok Hae.

"Apa memangnya?"

"Akan ada seonsaeng (Guru) baru yang menggantikan Baek Seonsaeng. Ku dengar seonsaeng baru ini sangat tampan dan akan membuat kita jatuh cinta padanya." Aku memandang kedua sahabatku yang mengangguk mendengar cerita Soo Ji.

"Tidak. Tidak. Ku yakin tidak akan ada yang membuatku mencintai Bahasa Korea. Sudahlah teman-teman, jangan memaksaku." kataku sambil mengeluarkan buku paket mata pelajaran yang tidak ku sukai ini.

"Ketua kelas kita memang sombong. Sudahlah biarkan saja dia. Ku yakin kau akan jatuh cinta padanya pada pandangan pertama." Aku menatap Soo Ji yang menaikturunkan alisnya.

"Good morning, Ha Wook." Aku mengalihkan pandanganku pada dua orang yang baru saja datang, Ho Jae dan Jun Goo. Mereka adalah kedua sahabatku sejak dalam kandungan.

"Hai." Aku melambaikan tanganku pada mereka berdua. Jun Goo melayangkan flying kiss padaku dan Soo Ji yang dibalasnya dengan pura-pura muntah. Ho Jae tersenyum dan mengelus rambutku sebelum ke bangkunya.

"Aku tahu sekarang, Ha Wook tidak akan tertarik dengan seonsaeng baru karena hatinya sudah ada Ho Jae." Aku berbalik dan menatap Bok Hae tajam.

"Terserah."

Bel masuk kelas berbunyi. Ah, rasanya ingin membolos saja aku ini. Jika tidak mengingat Halmoni (Nenek) yang bekerja keras setiap hari, aku memilih untuk tidak masuk pelajaran Bahasa Korea. Sekolah dengan nama 'Star International High School' ini memang tidak menelan biaya murah setiap tahunnya. Seperti namanya, sekolah ini berstandar Internasional dan tidak sembarang orang bisa sekolah disini. Untuk itu, aku seharusnya bersyukur sekolah disini.

Sreeek

Pintu terbuka. Kelas senyap seketika saat melihat seseorang dengan kemeja dan celana bahan, lengkap dengan dasi yang membuatnya semakin mempesona. Ku lihat buku pengantar Bahasa Korea untuk kelas 11. Jadi, ini guru baru yang dibicarakan ketiga sahabatku?

Sesange (Oh My God)!

Ku akui, wajahnya sangat tampan.

Aku berdiri, "Perhatian!" Seisi kelas berdiri setelah mendengar aba-abaku. "Hana (satu), dul(dua), set (tiga),"

"Seonsaengnim, annyeonghasemikka," Kami berbarengan memberi salam dan membungkuk. Seonsaeng itu tersenyum dan melangkah menuju tempat duduknya.

"Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Ha Jeong Il. Panggil saja Ha Seonsaeng. Saya menggantikan Baek Seonsaeng selama satu tahun. Mohon kerjasamanya."

"Annyeonghasemikka Ha Seonsaengnim."

"Silahkan jika ada pertanyaan." Soo Ji bertepuk tangan, ia mengangkat tangannya yang langsung menjadi pusat perhatian guru baru ini. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali saat melihat kedua mata Ha Seonsaeng melebar saat melihatku. Apa ada yang salah denganku?

"Songsaengnim, berapa usiamu?" Ha Seonsaeng mengalihkan pandangannya ke arah Soo Ji.

"27 tahun."

Baiklah, 11 tahun lebih tua dariku.

"Seonsaengnim, apa kau sudah menikah?" Aku menatap Ha Ni yang duduk di sebelah Ha Na. Ia hanya menaikturunkan kedua alisnya saat menatapku.

Ha Sonsaeng melihat sekeliling, "Belum." jawabnya membuat hampir semua anak perempuan berteriak. Aku menahan diri untuk tidak meneriaki mereka semua. Sungguh memalukan!

"Baik kita mulai berkenalan satu persatu." Ha Seonsaeng mengambil daftar nama dan mulai memanggil kami satu persatu. Dari caranya mengobrol dengan yang lainnya dan mengajak kami bercanda, ku simpulkan Ha Seonsaeng orang yang menyenangkan.

#

21:00 KST

Aku duduk sendirian di halte bus. Setelah pulang sekolah tadi aku pergi bersenang-senang dengan Soo Ji, Bok Hae, dan Ha Na ke Mall dekat sekolah. Mataku menoleh pada Mall yang terletak di belakang halte. Banyak orang berlalu lalang di sekitar halte, namun tidak ada satupun yang menemaniku disini. Aku menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Bus akan datang 15 menit lagi kan? Jika tidak aku yakin besok tidak akan melihat matahari terbit.

Pandanganku teralih saat melihat seseorang dengan jaket kulit berjalan sempoyongan ke arahku. Aroma soju tercium sangat jelas membuatku semakin tidak nyaman. Aku mencengkeram erat tasku saat pria itu menghempaskan tubuhnya di sampingku. Pria itu menatapku, "Kenapa kau melihatku? Tundukkan pandanganmu!" teriaknya memuatku berjingkat saking terkejutnya. Orang mabuk sungguh menyebalkan! Aku segera menunduk dan merapalkan do'a semoga bus segera datang.

Srek.

Aku menengok ke samping dan melihat pria itu semakin mendekatkan tubuhnya ke arahku. Seringaiannya membuatku merinding seketika. "Kau cantik juga." pandangannya turun ke tubuhku. Ia mendekatkan tubuhnya ke arahku membuatku spontan menjauh. "Berani sekali kau menjauh dariku!" teriaknya melingkarkan tangannya di pinggangku dan menariknya hingga tubuh kami menempel.

"Kau yang berani sekali menyentuhku!" ku dorong tubuhnya menjauh sekuat tenagaku. Pria itu jatuh terjengkang.

Aku berlari menjauh, "Hei, jangan lari! Berhenti!" teriaknya membuatku mempercepat lariku. Aku menengok ke belakang dan melihatnya hanya 2 langkah di belakangku, tangannya menggapai-nggapai di udara.

Buk!

Aku terjatuh setelah menabrak seseorang dengan tangan melingkar di pinggangku seolah menahanku. Yang sangat memalukan, aku jatuh di atasnya. "Ha Wook?" aku mendongak dan mataku membola melihat seseorang di hadapanku.

"Seonsaengnim!"

"Lepaskan dia! Dia milikku!" racau pria yang mengejarku membuat pelukanku semakin erat.

"Pergilah!" Ha Seonsaeng berdiri membuatku berdiri juga. Ha Seonsaeng menyembunyikanku di balik punggungnya.

"Dia bukan milikmu! Pergilah sebelum ku lapor polisi!" Tanganku bergetar hebat mendengar teriakan Ha Seonsaeng. Siapa yang menyangka seseorang yang penuh kelembutan jika berteriak jadi menakutkan?

Aku bernapas lega saat pria itu melangkah menjauh dan meninggalkan kami. "Kamsahamnida (terimakasih)," kataku membungkuk pada Ha Seonsaeng.

"Kau baik-baik saja?" pandangan kami teralih pada seorang wanita yang memandang kami khawatir, lebih tepatnya pada Ha Seonsaeng. Wanita ini menggenggam tangan Ha Seonsaeng dan menatapnya lekat-lekat.

Siapa wanita ini?

#

"Seonsaengnim, kamsahamnida." Aku membungkuk pada Ha Seonsaeng dan wanita yang duduk di sebelahnya. Aku berada di halaman sebuah rumah yang sangat sederhana, rumah milik Halmoni.

"Lain kali jangan pergi ke halte sendirian malam-malam. Seoul bukan kota yang aman." Ha Seonsaeng sebelum menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah.

Aku menghela napas panjang sebelum masuk ke dalam. Entahlah, perasaanku sangat buruk sekarang ini. Aku masuk rumah dengan perlahan, langkahku terhenti saat mencium aroma yang tidak asing. Tubuhku membeku seketika saat melihat wanita paruh baya menatapku dengan mata merahnya. "Kemana saja kau baru pulang?"

Das könnte Ihnen auch gefallen

Benar-Benar Cinta

Brak! "Aduh, sorry gue nggak sengaja" ucap Clara sambil meringis karena jatuh. Clara bangkit dari jatuhnya, lalu ia melihat Siapa yang sudah ditabraknya. Betapa terkejutnya ia saat tahu jika yang ditabraknya itu adalah ketua Most Wanted sekolah, sungguh ia sama sekali tidak menyadari jika saat ini dirinya sudah menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi di tempat itu. Semua orang memandangnya kasihan, tentu karena ia sudah mencari masalah dengan ketua Most Wanted sekolah itu. "Astaga, mati gue. Kenapa harus dia sih yang ketabrak, duh pasti panjang nih masalahnya," batin Clara merasa bodoh dan menyesal. Orang yang ditabrak oleh Clara menatap gadis itu dengan tajam, wajahnya terlihat kesal dan marah pada Clara. "Lu punya mata kan? Gunain dong kalau jalan," tukas Alex dengan sinis. Clara menatap heran dengan alis yang sedikit terangkat, padahal dia sudah meminta maaf tadi tapi sepertinya Alex tetap kesal pada dirinya. "Dih, maaf aja nih ya. Dimana-mana jalan tuh pakai kaki bukannya pakai mata," balas Clara dengan santainya. Alex merasa semakin kesal dengan jawaban Clara yang sangat berani itu, akhirnya Alex pun langsung membentak Clara dengan wajah tidak bersahabat. "Lo berani sama gue!" gertak Alex dengan tajam. Mendengar hal itu Clara langsung menampilkan seringainya, lalu ia balik bertanya pada Alex tanpa ragu. "Kenapa harus takut? Memangnya lo siapa?" balas Clara tanpa takut. "Asli, berani banget lo nantang gue," gumam Alex dengan seringainya. Clara menatap Alex dengan heran, padahal ia sama sekali tidak menantang pria itu. Tapi sepertinya Alex salah paham dengan maksud Clara, dan terlihat semakin kesal karenanya. Tapi itu bukan masalah untuk seorang Clara, karena ia pun bisa membalas kesombongan pria itu. "Denger ya, sekaya apapun lo sama sekali tidak berarti buat gue. Dan gue nggak akan pernah takut sama orang kayak lo, pahamkan?" tantang Clara langsung pada Alex. The boys yang Mendengar hal itu merasa terkejut, tidak biasanya ada orang yang berani melawan ketua mereka dan sepertinya cewek akan itu membawa hal baru untuk mereka, the boys pun menyeringai menatap Clara. "Menarik," batin Alex berkata. "Dah lah, ganggu waktu gue aja. Awas gue mau lewat!" usir Clara pada Alex. Lalu, bagaimana kisah mereka selengkapnya? (⚠️ Mengandung beberapa part 21+)

SAChan_ · Teenager
5.0
275 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1 :Ha Wook dan Jeong Il
Volumen 2 :Kehidupan Berlanjut