webnovel

25. Kemenangan

Ha Wook's pov

"Teman-teman, ayolah! Kita masih punya 1 kesempatan lagi. Bersemangatlah! Jika kalian seperti ini, bagaimana aku bisa melawan mereka?" Ho Jae menatap satu-persatu anggota Golden Stars.

"Kalian adalah kekuatan kami." kataku membuat mereka tersenyum.

"Ha Wook-a, Ho Jae-ya, balaskan dendam kami!" Kwang Sun menatap kami dengan tatapan tajamnya.

"Ha Wook-a, Ho Jae-a, Fighting!" teriak Ha Ni.

Aku mengulurkan tanganku ke depan, di atasku ada tangan Ho Jae, lalu diikuti yang lain. "Ha Wook-a, Ho Jae-ya, fighting!" teriak mereka serempak.

"Jagiya, bantai mereka tanpa ampun. Jangan kecewakan kami!" teriak Oppa membuatku tersenyum. Jun Goo merangkulku juga Ho Jae, aku tahu diantara mereka semua dialah yang paling khawatir.

"Berjanjilah kalian berdua menang tanpa luka." aku dan Ho Jae berpandangan, tanganku dan Ho Jae terulur mengacak rambutnya. Jun Goo mendengus sebal.

Aku memasuki lapangan bersama Ho Jae, terdengar riuh penonton saat kami memasuki lapangan. Sang ketua OSIS Ho Joon Jae dan wakilnya, Go Ho memasuki lapangan dan membuat riuh penonton semakin terdengar, Eagle Jaws meneriakkan yel-yel mereka.

"Bagaimana Ha Wook-a? 2 sama sejauh ini. Ku harap kau tidak kesakitan merasakan cakar kami." Go Ho tersenyum.

"Geurae, ku harap kalian berdua tidak silau dengan cahaya emas kami." Aku menatap Ho Jae yang tertawa dan mulai pemanasan.

Aku berjalan mendekatinya, "Ho Jae-ya, apapun yang terjadi kita harus membantai mereka, 2 poin yang mereka curi harus dikembalikan!"

"Tentu saja. Ayo, kita habisi mereka!" teriak Ho Jae. Peluit pertanda pertandingan dimulai, aku merasa sangat tegang.

#

Peluit panjang sebagai tanda pertandingan berakhir di set pertama sudah bertiup. Meski kecil, aku dan Ho Jae berjuang memenangkan set ini dengan skor 25-23. Aku berhasil mendaratkan smash tanpa perlawanan pada Joon Jae dan Go Ho.

"Sebentar lagi, itu sudah ada di depan mata."

"Kita harus berjuang! Kerahkan sisa tenaga kita!"

Peluit tanda petandingan set 2 dimulai, "Dengar, kita harus selesaikan di set ini." kata Ho Jae.

"Kau benar, Fighting!" Bendera dan spanduk yang mereka bentangkan membuat semangatku semakin berkobar.

Ho Jae melakukan serve ke arah Go Ho dan kami melanjutkan pertandingan. Skor menunjukkan 11-10.

Sial!

Aku dan Ho jae tertinggal 1 skor. "Ha Wook-a, gwaenchana? Haruskah kita meminta istirahat?"

"Tidak perlu, aku masih kuat. Ayo kita selesaikan." Go Ho melakukan serve padaku, permainan berlanjut. Skor bertambah 13-10, aku semakin geram.

"Ha Wook-a, kita harus melakukan smash."

"Kau benar. Ayo kita lakukan!" Aku dan Ho Jae melakukan smash secara bertubi-tubi hingga mendapatkan 8 skor. Kedudukan berbalik dengan 18 untuk Golden Stars dan 13 untuk Eagle Jaws.

Aku serve ke arah Joon Jae, tanpa kuduga serve yang ku lakukan dianggap sebagai umpan untuk melakukan smash yang di arahkan ke lutut kiri Ho Jae. Ho Jae jatuh terduduk dan menjatuhkan raketnya.

"Ho Jae-yah!" Aku meminta waktu istirahat, wasit mengabulkannya. Ha songsaeng dan Oppa menghampiriku yang menuntun Ho Jae ke pinggir. Mereka berdua memijat lutut Ho Jae.

"Gwaenchana Ha Wook-a."

"Mereka melakukan hal yang sama tahun kemarin."

"Ha Wook-a, ayo kita lanjutkan." Ho Jae berdiri, Ha Seongsaeng dan Oppa melihatku dan tersenyum memberiku semangat.

"Tapi, kau-"

"Tenanglah, aku baik-baik saja," Ia tersenyum dan menggandengku kembali ke lapangan.

"Lee Ha Wook! Baek Ho Jae! Lee Ha Wook! Baek Ho Jae!"

"Apapun yang terjadi kita harus menang! Balaskan smash untuk Joon Jae."

"Geurae, akan ku lakukan!"

Pertandingan berlanjut, dengan posisi 18-14. Joon Jae melakukan serve ke arahku, aku mengembalikan ke arah Go Ho. Tak kusangka, Go Ho melakukan smash ke hidungku.

Aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungku dan menetes di tanganku, aku mengelap hidungku dan kulihat darah segar mengalir.

"Ha Wook-a!" teriak Ho Jae mengambil sapu tangan dan membersihkan hidungku yang berdarah.

"Ho Jae-ya, aku akan menghancurkan mereka berdua. Aku pasti membalaskan semua dendamku, dan dendam teman-teman kita, juga dendammu terhadap mereka." kataku menatap tajam ke arah Ho Jae, matanya membulat. Ia tak menyangka sisi gelapku bangkit sekarang.

"Ha Wook-a."

"Lebih baik kau berhenti. Kau pikir kami akan membuat 3 skor untuk kalian dengan baik?" Go Ho menatapku dengan senyuman mengejeknya, begitu juga dengan Joon Jae.

"Kau akan menyesal telah membuatku marah. Sekarang pilihlah, bagian mana yang ingin kau selamatkan." Go Ho menelan ludah dan mundur beberapa langkah.

Pertandingan dilanjutkan, Go Ho melakukan serve dan langsung diterima Ho Jae dengan smash. 1 angka untuk Golden Stars karena Go Ho dan Joon Jae tak bisa mengembalikan shuttlecock, skor 19-14.

"Ho Jae-yah, 2 poin tanpa ampun. Mulai!" kataku saat Ho Jae bersiap melakukan serve.

Joon Jae dan Go Ho dengan cepat memahami situasi yang kami buat dan membuat skor mereka bertambah karena mempermainkan kami, 19-19. Keringatku bercucuran dan membasahi baju yang ku kenakan. Ikat kepala berwarna emas dan bermotif bintang yang ku kenakan basah kuyup. Aku tengengah-engah dan menggenggam raket dengan erat.

"Ho Jae-yah, kita lakukan drop shot ke arah yang sangat sangat tidak diperkirakan. Untuk angka terakhir." Aku dan Ho Jae melakukan tos untuk menambah kekompakan.

"Gerae, aku setuju denganmu. Siapkan tenaga lebih!"

Joon Jae melakukan serve ke arah Ho Jae dan berusaha menggarahkan smash ke titik lemahnya. Aku berusaha melindungi Ho Jae, hingga akhirnya umpan yang diberikan Go Ho untuk melakukan smash ku kecoh dengan dropshot.

"1 angka untuk tim Golden Stars, dengan skor 20-19. Game point, dan Golden stars hanya butuh 1 angka lagi untuk memenangkan babak final Star International High School Olympic 2020!" kata MC membuat sorakan di tribun Golden Stars semakin menjadi-jadi.

"Ayo kita hajar mereka!"

Aku melakukan serve dan terjadi rally yang panjang. Berbagai macam smash sudah dikerahkan tapi mereka masih tetap berdiri dengan kuat dan bisa mengembalikan. Rally panjang masih berlanjut, aku dan Ho Jae kesana kemari menampik shuttlecock, begitu juga dengan Eagle Jaws.

"Now!" teriakku.

Ho Jae memberikan umpan yang tepat untuk smash, aku mundur beberapa langkah karena jaraknya yang lumayan jauh. Aku mengambil ancang-ancang dengan melompat dan ku pukul shuttlecock dengan sangat keras.

"Golden Stars! Golden Stars!"

Aku melihat shuttlecock yang berada di lantai sangat tipis dengan net. Aku melemparkan raketku dan melompat memeluk Ho Jae. Tak ku pedulikan tubuh kami yang penuh keringat.

"Ho Jae-ya, kita berhasil! Horee!!!"

"Kita berhasil!" teriaknya tak kalah keras, kami melompat-lompat seirama dengan yel-yel Golden Stars yang berkumandang.

Nächstes Kapitel