webnovel

Terjerat Kawin Kontrak

Author: 3cy
Urban
Ongoing · 1.1M Views
  • 366 Chs
    Content
  • 4.9
    56 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Menjadi pelayan keluarganya sendiri dan dijual sebagai wanita malam? Eneng Ayu Duschenka, gadis blasteran Indonesia-Rusia yatim piatu sejak usianya 6 tahun. Usia 13 tahun, paman yang menampungnya meninggal, sehingga ia diperlakukan bagaikan pelayan oleh bibi dan sepupunya! Tak hanya itu, ketika berumur 18 tahun, ia diculik dan dijual ke germo dan menjadi wanita penghibur berkedok kawin kontrak dengan turis asal Timur Tengah. Rashid bin Ali Al Muhtarom, seorang pangeran sekaligus pengusaha dari negeri Qatar. Pergolakan politik yang terjadi di negaranya mengharuskannya menyelamatkan negerinya dari ambang kehancuran. Bagaimanakah kedua insan ini dapat bertemu? Akankah nasib Ayu berjalan bagaikan Cinderella? Ataukah sebaliknya? Dapatkah Rashid menyelamatkan negerinya melalui kedok kawin kontrak dengan Ayu? Ikuti kisah keduanya yang terjerat kawin kontrak. ***************************************** Daftar isi : Vol 1 : ch 1 - 23 : Mengenai masa lalu Ayu, dkk Isi cerita: 1. sedikit sedih ceritanya 2. Persahabatan Vol 2 : ch 24 - ~ : Ayu & Rashid Isi cerita : 1. Bucin abis.. 2. Jalan - jalan wilayah Indonesia 3. Diselipkan informasi pengetahuan umum jadi bukan hanya sekedar membaca cerita 5. Penculikan lagi 6. Jalan-jalan ke Jepang 7. Pulang ke Qatar bertemu keluarga Rashid ***************************************** Hak cipta cerita dan cover novel adalah milik author sendiri. Ig design cover by adhe_art_ Peristiwa di kisah ini percampuran fiksi dan nonfiksi, namun para tokohnya hanyalah khayalan author semata. Selamat menikmati.

Tags
3 tags
Chapter 1Masa Kecil Ayu

Kehidupan Eneng Ayu Duschenka sewaktu kecil dan sekarang sangatlah jauh berbeda. Dahulu ia tinggal bersama Orang Tua dan Saudaranya di rumah megah di Ibu Kota. Ia dan 4 saudaranya terlahir berparas rupawan dan bergelimang harta sehingga dapat bergaya hidup mewah. Bagaimana tidak? Ibunya merupakan mantan model internasional asal Rusia yang jatuh cinta kepada bisnismen lokal yang sukses menanamkan investasi di berbagai perusahaan lokal maupun internasional.

Bukan hanya kekayaan yang dimiliki oleh ayahnya yang membuat sang ibu jatuh cinta, namun juga wajah tampan dan warna kulitnya coklat dianggap macho serta kepribadiannya yang humoris sehingga sang ibu rela meninggalkan tanah kelahirannya mengikuti sang suami. Keputusannya tidaklah membawa penyesalan bahkan senang dengan tempat tinggalnya yang baru yang dianggap surga duniawi yang merupakan daerah tropis banyak tumbuh beragam jenis tanaman dengan suhu hangat sepanjang tahun. Berkat bimbingan dari suaminya yang penyabar, akhirnya ia dengan sukarela mengikuti suaminya menjadi muslim. Mereka dikaruniai anak-anak yang tampan dan cantik. Mereka mendidik anaknya untuk mencintai tanah air, berkepribadian baik serta menjadi muslim yang taat. 

Suatu ketika, saat berusia 6 tahun keluarganya berlibur ke pantai untuk merayakan akhir tahun. Bukan pantai yang biasa mereka dikunjungi, wisata pantainya sekaligus merangkap wisata religi yang kental akan daerah ke islamannya yaitu Nanggroe Aceh Darussalam. Mereka menginap di villa pribadi tepi pantai Ujong Blang yang indah berlokasi di Aceh Utara. Kawasannya masih asri, tidak banyak pengunjung (jika dibandingkan dengan pengunjung pantai di pulau Jawa) dan air lautnyapun jernih sehingga tempat yang bagus untuk dijadikan snorkling, atau menikmati pemandangan pantai dengan damai.

Keluarganya tiba disana 10 hari sebelum tahun baru, mereka mengelilingi kawasan villa dan sekitarnya karena jiwa petualang mereka bangkit untuk memenuhi rasa ingin tahunya ke daerah yang belum pernah mereka kunjungi. Namun 5 hari sebelum akhir tahun tepatnya 26 Desember 2004, terjadilah peristiwa bencana tsunami itu. Hari itu sekeluarga berwisata ke daerah kota Banda Aceh, daerah pertama yang dikunjungi yaitu ke pantai Lhoknga. Rencananya dari situ lanjut ke wisata lainnya. Namun sayangnya pagi hari sekitar pukul 8 pagi ketika mereka tiba di pantai, terjadi gempa bumi yang dahsyat. Ayu kaget dan takut, segera berlindung di pelukan Ayahnya. Sedangkan adiknya yang masih bayi sedang digendongan sang Ibu yang mulai menangis, mungkin kaget juga. Entah kenapa tiba-tiba ayah menyuruh kita agar segera pergi dari pantai. 

Sekitar 15 menit kemudian terjadi tsunami, mobil mereka terbawa arus dan terombang ambing membentur berbagai rumah dan bangunan hingga tak sadarkan diri. Ayu tersadar ketika mobil mereka dalam keadaan terbalik dan tertimpa pohon besar. Ia terbatuk-batuk, mulutnya terasa asin akibat tertelan air laut, matanyapun perih dan badan serta rambut basah kuyup sehingga menggigil kedinginan. Lalu melihat orang tua dan saudaranya terhimpit ke tanah dan darah dimana-mana. Ia memanggil ayah ibu dan saudara-saudaranya, namun mereka diam tak menyahut panggilannya. Untungnya sewaktu mobil terbalik, ia meringkuk sehingga tubuhnya terlindungi kursi yang menghalanginya terhimpit ke tanah. Selain itu, karena ukurannya terbilang kurus dan kecil maka bisa keluar dari sabuk pengaman kemudian merangkak keluar dari mobil tersebut. 

Ia mencoba mencari bala bantuan, namun daerah sekitarnya sunyi dan senyap, tak ada orang dan semua bangunan serta pohon rata dengan tanah. Padahal sejam sebelumnya daerah tersebut ramai penduduknya. Apabila Tuhan berkehendak, bisa saja kehidupan langsung mati seketika. Ia mencoba masuk mobil kembali untuk menolong keluarganya, namun yang dilihatnya membuatnya terpukul. Sekarang bisa melihat dengan jelas bahwa Ayah Ibu dan adiknya sudah meninggal dengan cara menyedihkan. Ia tetap tak patah semangat berusaha menolong kakak-kakaknya, siapa tahu masih dalam keadaan hidup. Namun tenaganya tak kuat untuk menolong mereka. Betapapun kuatnya anak kecil apalagi Ayu hampir berusia 6 tahun, tetaplah termasuk lemah yang tidak bisa mengangkat mobil yang terbalik dan terhimpit batang pohon besar. Akhirnya ia menangis histeris dengan ketidakberdayaannya menolong keluarganya hingga akhirnya iapun tertidur kelelahan. 

Ketika tersadar, ia sudah berada di penampungan korban tsunami terdekat di dalam masjid Rahmatullah Lampuuk. Segera bertanya kepada bapak-bapak yang selamat yang berada disana "Dimana Ayah Ibu? Kak Hans, Ka Adi, Ka Sisca dan Ade Fitri?". Namun bapak tersebut menjawab "Sebaiknya adek berbaring dulu". Ia bertanya lagi "Kenapa tidak menjawab? Dimana mereka?". Lama bapak itu terdiam, lalu dengan berat hati menjawab "Maaf dek, Bapak tidak tahu. Masih beruntung adek selamat walaupun terseret tsunami, banyak yang tidak selamat. Kita berdoa saja semoga keluarga adek bisa selamat juga. Korban yang selamat dikirim kesini, silahkan cari disekitar masjid ini. Mungkin ada keluarga adek yang selamat". Ayu pun segera mencari keluarganya. Namun, setelah ditelusuri, tidak ditemukan keluarganya. Entah mereka terdampar dimana dan harus mencari kemana, ia pun tak tahu. Ia hanya bisa menangis dan menangis hingga kelelahan. Sampai akhirnya ia melihat korban lainnya yang bernasib sama dengannya kehilangan anggota keluarganya, baik muda maupun tua. 

Mereka bergotong royong saling membantu sesama yang membutuhkan pertolongan. Walaupun ia ingin mencari keluarganya, namun keadaan didepan mata harus dihadapi. Akhirnya ikut menolong para korban yang membutuhkan bantuan. Tak banyak yang bisa diberi bantuan karena ia hanyalah anak kecil dengan tenaga yang masih lemah. Ia mendapatkan makanan dari bahan makanan yang hanyut tersapu tsunami dan dikumpulkan oleh warga yang selamat. Tak ada transaksi jual beli makanan, makanan yang dikumpulkan bersama-sama dan dimakan bersama-sama. Menunyapun seadanya, tak selengkap makanan yang biasa dimakan. 

Bala bantuan datang pada hari ke 3, dari daerah sekitar perbukitan dan luar Aceh. Walaupun ada bantuan, namun tak lengkap akibat jalan rusak dan rumah serta bangunan runtuh sehingga menghambat bala bantuan. Trauma tsunami sebelumnya belumlah hilang ditambah lagi dengan gempa yang sering terjadi setiap hari sehingga membuat keresahan penduduk setempat yang selamat, mereka takut akan tsunami susulan yang berikutnya. Mereka hanya bisa pasrah menerima ujian dari Tuhan dan berdoa semoga mereka selamat dari bencana berikutnya. Keadaan diperparah dengan bau busuk yang mulai tercium akibat korban tsunami yang wafat yang jumlahnya ratusan ribu orang, letaknyapun dimana-mana. Korban yang selamat didaerah masjid itu sedikit jika dibandingkan dengan korban yang meninggal, korban yang selamatpun tenaganya semakin lemah akibat lapar dan terluka kehilangan darah yang diobati sekedarnya tanpa ada tim medis. Jadi mereka kekurangan tenaga untuk mengubur korban yang meninggal, bahkan banyak korban meninggal terhimpit rumah, bangunan dan pohon sehingga sulit dikeluarkan dan dikuburkan dengan layaknya.

Akhirnya bala bantuan dari pemerintahpun datang, lalu disusul bantuan kemanusiaan dari seluruh rakyat Indonesia serta dunia internasionalpun turut serta menyumbangkan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban tsunami. Ayu pun dirawat di tenda kesehatan akibat luka tergores kaca mobil dan benda-benda tajam lainnya yang berada disekelilingnya bersama para korban yang terluka lainnya. Tim SAR, dan relawan mengecek data penduduk yang berada dikawasan tersebut dengan bertanya mengenai identitas tiap korban yang selamat disertai pertanyaan mengenai anggota keluarga yang hilang. Untungnya Ayu dididik untuk mengingat identitas pribadi yang penting berupa nama, alamat, nama keluarga dan nomor teleponnya. Dulu ayah takut anak-anaknya nyasar, apabila mengingat identitas pribadi maka bisa pulang dengan meminta bantuan petugas kepolisian ataupun orang lain yang dianggap baik mau membantu memulangkannya. Jadi ada untungnya juga didikan sang ayah, ia bisa menjawab pertanyaan para petugas dan relawan dalam mendata para korban yang selamat.

Salah satu tim SAR yaitu seorang tentara datang yang mendata para korban disaat Ayu dirawat "Maaf nona kecil yang cantik, siapa namanya? Umurnya berapa? Sudah sekolah belum? dan dimana tinggalnya?". Ia menjawab "Aku Eneng Ayu Duschenka, panggil saja Ayu, bulan depan Ayu umur 6 tahun, udah sekolah dong Om ganteng, SD kelas 1 di SD Global Islamic School Jakarta dan tinggal di Jakarta Timur. Maaf om, boleh pinjam hpnya? Ayu mau menelepon paman Ayu". Pak tentara itu menjawab "Oh, adek Ayu ingat nomor telepon paman ya. Boleh deh pinjam hp om, silahkan pakai, tapi jangan langsung ditutup ya! Om mau ngobrol dengan Paman adek" .

Pak tentarapun memberikan teleponnya, segera Ayu menelepon pamannya. Kring.. Teleponpun diangkat oleh pamannya "Hallo.. hallo..dengan siapa saya berbicara?". Ia menjawab "Paman.. Ini Ayu. Ayu takut.. Hiks..hiks.. Ayah ibu sudah pergi.." Pamannya kaget "Ayu? Ayu dimana? Bagaimana bisa Hendra pergi?". Ayu menjawab " Ayu ga tau ini dimana. Tau-tau Ayu ada di masjid". Pamannya kaget lagi "Hah dimasjid? Astaga..Ayu diculik. Berikan hp ini ke orang yang menculik Ayu!". Ternyata ada kesalahpahaman antara paman dan keponakannya. Ayu berkata "Om tentara bukan nyulik Ayu, Ayu minjem hpnya buat nelepon Paman". Paman Agus semakin bingung dengan pernyataan Ayu, iapun bertanya "Coba cerita ke paman, sebelum Ayu di masjid, Ayu ada dimana bersama Ayah Ibu?". 

Ayu menjawab "Ayu berlibur ke pantai sama Ayah, Ibu, Ka Hans, Ka Adi, Ka Siska dan Adek Fitri. Ayu lupa nama pantainya, tanya om tentara aja. Paman cepet jemput Ayu ya! Ayu sendirian disini. Ayu takut". Mendengar hal itu, pak tentara meminta Ayu untuk menyerahkan teleponnya agar pak tentara dapat mengobrol dengan pamannya. Dengan berat hati iapun menyerahkan teleponnya. Pak tentara pun melanjutkan telepon dengan paman dan bertanya mengenai hal-hal yang tidak ia ketahui disebabkan pak tentara keluar tenda kesehatan tempat ia dirawat. Setelah beberapa menit berlalu, pak tentarapun kembali dan menyampaikan bela sungkawa kemudian berpamitan. Setelah pak tentara pergi, dokterpun menggantikannya dan bertanya mengenai perasaan yang dirasakan serta menyampaikan informasi mengenai kesehatannya secara keseluruhan.

You May Also Like

Penyesalan Suamiku yang Berhati Dingin

Selama tujuh tahun, Elara Thorne hidup dalam bayangan pernikahannya sendiri. Sementara suaminya yang merupakan taipan teknologi, Damien, mencurahkan perhatian pada selingkuhannya, Elara berperan sebagai istri korporat yang sempurna—membuatkan kopinya, mengatur jadwalnya, dan menyaksikan putrinya yang berusia enam tahun, Cora, tumbuh semakin dekat dengan wanita lain itu. Wanita lain yang kebetulan adalah saudara tirinya. Vivienne Dubois memiliki semua yang tidak dimiliki Elara—hati Damien, kekaguman Cora, dan rasa hormat dari semua orang di Thorne Industries. Ketika Elara pulang dengan harapan merayakan ulang tahunnya bersama keluarganya, dia menemukan mereka sedang merencanakan pesta kejutan untuk Vivienne. Ketika Cora kecil dengan polosnya bertanya apakah Vivienne bisa menjadi ibunya, sesuatu dalam diri Elara akhirnya meledak. Elara dulunya adalah peneliti AI yang brilian sebelum pernikahan mencuri ambisinya. Dia mendirikan YodaVision Technologies bersama rekannya, hanya untuk meninggalkan semuanya demi pria yang tidak pernah mencintainya. Namun kini Julian Croft, mantan partnernya, ingin dia kembali sebagai Kepala Petugas Inovasi. Dunia teknologi yang melupakannya akan segera mengingat kembali mengapa dia pernah disebut sebagai visioner. Pergi tampaknya mustahil ketika itu berarti meninggalkan Cora. Tapi bertahan berarti menerima kehidupan di mana dia tidak terlihat di rumahnya sendiri, dipermalukan di tempat kerjanya sendiri, dan bersaing dengan saudara tirinya untuk mendapatkan secuil perhatian dari keluarganya sendiri. Damien mengira istrinya akan dengan tenang menerima apa pun yang dia berikan, seperti yang selalu dia lakukan. Dia akan segera mengetahui bahwa tujuh tahun keheningan bukan berarti menyerah—itu berarti dia telah merencanakan comebacknya. Dan ketika Elara Vance mengklaim kembali namanya, kariernya, dan kekuatannya, dunia teknologi bukan satu-satunya yang akan terguncang. Beberapa wanita membungkuk. Yang lain hancur. Tapi yang cerdas? Mereka membangun kembali diri mereka lebih kuat dari sebelumnya.

Elara Dawn · Urban
4.9
190 Chs

Penebusan Berbahaya Sang Milyarder

Tiga hari. Itulah seberapa dekat aku dengan pernikahan bersama Alistair, pria yang kucintai selama enam tahun, pria yang nyawanya telah kuselamatkan dengan darahku yang langka. Aku sedang mengagumi mutiara terakhir pada gaun pengantinku, gaun yang telah kucurahkan jiwaku ke dalamnya, ketika dia menelepon. Pernikahan? Batal. Dia akan menikahi saudari tiriku, Ivy. Keinginan terakhirnya, katanya. Enam bulan untuk hidup, mungkin kurang. Yang lebih menyebalkan? Dia bahkan sudah mengambil gaun pengantinku dari studioku untuknya. Begitu saja, enam tahun, tak terhitung transfusi darah, impian bersama kami – semua dibuang begitu saja demi gadis yang telah membuat hidupku seperti neraka sejak kecil. Dia bahkan menawarkanku "kompensasi," seolah masa depanku memiliki label harga. Tapi jika Alistair dan Ivy berpikir aku akan hancur begitu saja, mereka benar-benar meremehkanku. Mereka menginginkan tunanganku? Baiklah. Tapi mereka harus membayar. Pertama, perusahaan mode multi-juta dolar kami, Evening Gala – dibangun dari desainku, visi-ku. Dia menandatangani penyerahannya. Kemudian, satu juta dolar untuk gaun yang dicuri. Dia membayar. Satu juta lagi untuk perhiasan pernikahan yang mereka berani minta aku serahkan untuk Ivy. Cha-ching. Kau pikir mereka akan belajar. Tapi tidak. Proposal mereka berikutnya adalah yang paling menghina: Alistair benar-benar menyarankan bahwa aku harus menunggu saja. Bahwa setelah 'kepergian yang tak terelakkan' dari Ivy dalam beberapa bulan, dia dan aku bisa melanjutkan dari mana kami tinggalkan, mengadakan pernikahan yang bahkan lebih baik. Serius? Cukup sudah. Jika Ivy ingin bermain pengantin dengan hidupku, dia akan merasakan apa yang terjadi ketika kau mendorong seseorang terlalu jauh. Katakanlah saja perayaan di kamar rumah sakitnya melibatkan lebih banyak asap, air, dan teriakan daripada yang dia harapkan, semua berkat hadiah pernikahan kecil dariku. Sekarang mereka tahu aku bukan Hazel yang sama yang bisa mereka injak-injak. Aku punya perusahaanku, setumpuk uang mereka, dan banyak sekali dendam untuk dibalas. Mereka pikir ini sudah berakhir? Permainan balas dendam ini baru saja dimulai. Dan percayalah, aku bermain untuk menang.

Claire Winters · Urban
Not enough ratings
283 Chs

Lepaskan, Mencintai Lagi - Perkahwinan Kilat dengan Tuan CEO

Arwen Quinn, ahli waris dari keluarga Quinn yang bergengsi, menyadari terlambat bahwa tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tak akan pernah memenangkan cinta Ryan. Masa depan yang menantinya adalah kehidupan yang terperangkap dalam penderitaan tanpa akhir dari pernikahan tanpa cinta. Dengan tegas, ia mengakhiri hubungan mereka dan berjalan pergi. Yang tidak dia duga adalah, dengan membebaskan diri dari Ryan, dia telah membuka pintu bagi Aiden untuk memasuki hidupnya — sebuah kesempatan yang selama ini dia tunggu. Aiden Winslow, seorang CEO yang enigmatik tidak hanya misterius — ia bertekad, dan tidak akan mengizinkan Arwen untuk terambil dari dirinya lagi. Kutipan: Aiden menyipitkan matanya, "Apakah kamu yakin akan ini?" "Jika saya tidak yakin, saya tidak akan memintanya," jawab Arwen dengan tenang. "Berhenti berlengah-lengah. Jika kamu tidak bersedia, saya akan mencari orang lain yang bisa mendapatkan sertifikat pernikahan hari ini." Ekspresi Aiden menjadi gelap saat dia menarik Arwen mendekat. "Sekali ditawarkan kepadaku, itu hanya milikku." Tanpa terganggu, Arwen bertanya, "Jadi, kamu setuju? Jika ya, kita akan mendapatkan sertifikatnya sekarang." "Dengan satu syarat," katanya. "Saya tidak melakukan pernikahan kontrak. Wanita yang saya nikahi akan menjadi wanita yang saya bagikan tempat tidur dengannya. Jika kamu setuju, maka kita akan—" "Tidak masalah. Ayo berangkat," kata Arwen tanpa membiarkan dia menyelesaikan, menariknya ke dalam Biara Pernikahan Sipil.

Scarlet_Shine · Urban
Not enough ratings
559 Chs
Table of Contents
Volume 1 :Masa Lalu Ayu
Volume 2 :Ayu dan Rashid

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT