Keesokan hari setibanya Ayu di sekolah, ia menghadap ke ruang guru bermaksud menemui pak guru Josef untuk menyerahkan formulir pendaftaran ekstrakurikuler PMR yang akan diikutinya. Namun sebelum menyerahkan formulir itu, ia terpaksa berbohong "Maaf pak guru, sebenarnya sepulang sekolah aku membantu bibiku berjualan di pasar, sehingga tak ada waktu mengikuti kegiatan ekskul di luar jam sekolah. Jadi bisakah Ayu hanya menjadi anggota pasif di PMR? Ayu siap menjadi anggota yang bertugas jaga saat upacara bendera atau kegiatan PMR lain pada saat jam sekolah" tanya Ayu.
"Oh begitu, pak guru mengerti dengan keadaan Ayu dan maaf pak guru baru bisa menyampaikan bela sungkawa, Ayu yang tegar ya! dan maafkan bapak yang baru mengetahui keadaan Ayu kemarin sore dari ibu kepala sekolah. Nanti bapak bantu supaya Ayu tidak usah ikut kegiatan di luar jam sekolah. Tapi nilainya harus bagus ya! Karena kegiatan ekskul ini hanya untuk membantu pelajaran yang nilainya kurang. Kalau Ayu nilainya bagus, tidak masalah jadi anggota pasif" ucap pak guru Josef.
"Terima kasih pak guru, Ayu sekarang baik-baik saja" jawab Ayu.
"Tapi kalau dilihat dari nilai rapot kamu di sekolah terdahulu, sepertinya tidak masalah. Tapi kalaupun misalkan nilaimu disini tiba-tiba jatuh, hm..mungkin dalam masa penyesuaian pelajaran dan teman atau perasaan lagi down akibat kehilangan angggota keluarga yang dicintai, bapak akan berusaha membantu Ayu" kata pak guru Josef dengan perhatian.
"Maaf jadi merepotkan pak guru, dan terima kasih banyak mau membantu Ayu" ucap Ayu dengan penuh terima kasih sambil menundukan badannya.
"Apakah ada hal lain yang ingin disampaikan?" tanya pak guru Josef.
"Tidak ada pak" jawab Ayu.
"Kalau begitu, silahkan ke kelas, sebentar lagi waktunya belajar" ujar pak guru Josef.
"Kalau begitu Ayu permisi" ucap Ayu sambil menunduk badan lagi lalu melangkahkan kakinya keluar ruang guru menuju ke kelasnya.
Bel masuk berbunyi tepat saat Ayu masuk kelas, namun ternyata Xinxin belum datang. Pelajaran pertama akan dimulai dengan pelajaran pendidikan olahraga jasmani, sehingga Ayu dari rumah sudah berpakaian seragam olahraga merah biru dengan atasan bertangan pendek dan celana pendek selutut dengan warna senada, rambut diikat cepol sehingga memudahkan gerakannya dalam melakukan aktivitas fisik olahraga yang dimulai dengan pemanasan senam SKJ yang dilanjutkan dengan lari 2x lapangan dan permainan basket.
Sebelum pemanasan dimulai, Xinxin akhirnya tiba dilapangan. Pak guru Rahmat yang melihat kedatangan Xinxin yang terlambat, menghukumnya dengan menyuruh untuk lari 5x keliling lapangan setelah senam SKJ. Setelah senam dan lari keliling lapangan dilakukan, latihan basketpun dimulai dengan permainan pergrup yang anggotanya 5 orang pertim sehingga sesi 1 permainan 10 orang dengan durasi waktu 2 atau 3x10 menit. Jumlah siswa kelas ada 30 orang murid sehingga permainan berjalan 3 x dengan anggota perempuan dan laki-laki dicampur karena jenis kelamin siswanya tidak seimbang jumlahnya.
Ayu bermain di sesi permainan ke 2 dengan anggota tim Ayu dan Xinxin serta 3 anak laki-laki bernama Zidan, Farrel dan Ezra. Sedangkan lawan tim terdiri dari Bayu, Matteo, Arabelle, Jovanka dan Meisie. Permainan pertama dimenangkan tim Bayu, disusul sesi selanjutnya tim Ayu, permainan menjadi seri seimbang sehingga diperlukan babak tambahan untuk menentukan tim mana yang menang dan tim mana yang kalah, pada akhirnya permainan dimenangkan oleh tim Ayu pada sesi terakhir.
Walaupun hanya latihan, namun mereka bermain dengan sungguh-sungguh. Bahkan Arabelle sengaja melakukan Flagrant Foul (pemain sengaja ingin mencederai pemain lawan) kepada Ayu hingga Ayu terjatuh yang menyebabkan lututnya terluka berdarah. Arabelle segera meminta maaf namun sepertinya hanya ucapan belaka karena Ayu yakin ia sengaja melakukannya.
Xinxin yang melihat hal itu dan menduga hal yang sama, dengan marah ia membentak Arabelle "Minta maaf apaan, elo sengaja ngelakuin itu. Apa sih masalah elo, beraninya sama murid baru. Kalau berani sini lawan gue!". Saking marahnya Xinxin yang biasanya pendiam di kelas tapi sekarang mengucapkan kata-kata kasar.
"Gue kan udah bilang minta maaf. Gak ngaruh juga kali dia anak baru atau bukan, itu kan gak sengaja" elak Arabelle.
Namun Ayu tidak mempermasalahkannya, kalaupun dipermasalahkan, takut nanti berkepanjangan masalahnya sehingga ia berkata "Udahlah Xin, Arabelle gak sengaja kok".
Pak guru Rahmat sebagai wasit, menilai bahwa Arabelle bersalah sehingga menghukumnya. "Ayu, kamu tidak apa-apa? Masih bisa berdiri? Bisa melakukan free throw? dan melanjutkan permainan 3 menit lagi? Atau mau ke ruang UKS" (free throw: lemparan bebas atau lemparan mencetak point tanpa rintangan dengan menembak dari belakang garis lemparan bebas). kata pak guru Rahmat kepada Ayu sambil melihat jam tangan di tangan kirinya yang menunjukan sisa waktu pertandingan.
"Bisa dilanjutkan kok Pak" jawab Ayu.
"Sedangkan kamu Arabelle, dikenakan sanksi skorsing selama pertandingan digantikan oleh Citra" kata pak guru kepada Arabelle dengan nama memerintah.
"Baik pak" sahut Arabelle dengan nada lesu dan keluar lapangan yang digantikan dengan Citra sebagai pemain cadangan. Diam-diam di dalam hati Arabelle memaki Ayu atas hukuman yang diberikan guru kepadanya.
"Ok baiklah, permainan dilanjutkan" teriak pak guru Rahmat kepada semua siswanya.
Ayu berhasil mencetak satu poin hingga akhirnya tim Ayu menang 3 menit kemudian walaupun Ayu tidak gesit mengejar bola akibat cedera kakinya. Namun teman-teman pria setimnya memakluminya dan mereka berhasil mencetak point lagi berkat kerjasama tim yang baik.
Selesai pertandingan Xinxin mengajak Ayu "Yu, ayo ke ruang UKS! Makin lama itu luka diobati makin lama lho sembuhnya malahan bisa meninggalkan bekas luka dikaki. Kaki mulus gitu bisa-bisa nanti korengan, nanahan bahkan hingga keloid lho. Yuk ah cepatan jalan" ajak Xinxin sambil menarik tangan Ayu agar mau jalan mengikutinya ke ruang UKS. Mereka berdua pamit kepada pak guru Rahmat dan merekapun diperbolehkan pergi.
Sesampainya di ruang UKS, ternyata ada orang yang sedang rebahan di kasur disudut ruangan yang ditutup tirainya, entah sakit atau sengaja bolos kelas, mereka berdua tidak ingin tahu dan tidak memperdulikannya dan segera mencari obat luka dan perbannya. Setelah luka di lutut Ayu selesai diobati, tiba-tiba Xinxin meminta maaf "Maafkan aku Ayu".
Ayu yang tidak tahu alasan kenapa Xinxin tiba-tiba meminta maaf, lalu bertanya "Kenapa minta maaf? Xin kan tidak salah".
"Bukan masalah tadi, tapi kemarin aku sudah marah sama kamu padahal kamu tidak tahu dan tidak salah apa-apa. Maaf ya.." kata Xinxin.
"Kamu tidak salah kok dan aku juga yang salah sudah menghakimimu tanpa tahu penyebabnya. Jadi maafin aku juga ya!" ucap Ayu.
"Kalau begitu, bolehkah Ayu mengetahui apa penyebab Xinxin gak mau berteman dengan teman lain?" tanya Ayu. Namun Xinxin diam saja hingga akhirnya Ayu kikuk dan berkata "Maaf ya aku jadi ikut-ikutan kepo kaya Kirana. Kalau keberatan, gak usah cerita juga gak apa-apa." timpal Ayu.
"Bukannya begitu, dengan menceritakannya maka akan timbul kemarahan dan kebencianku atas nasib ibuku. Kau tahu akan peristiwa tragedi Mei tahun 1998?" tanya Xinxin.
"Tentu aja tau" jawab Ayu. Kemudian ia tersadar dan mengkaitkannya peristiwa kerusuhaan ketika itu dengan mereka-reka kejadian yang telah dialami oleh Xinxin dan ibunya sehingga terbayang kemungkinan apa yang terjadi sehingga tak tahu kata apa yang sebaiknya dikatakan untuk menghiburnya.