Ketika wajah mereka semakin mendekat, saat bibir Rashid berada di depan hidung Ayu, tiba - tiba Rashid tersadar bahwa mereka berada di tempat umum dan disaksikan oleh wali dan keluarga teman - temannya Ayu yang sudah berusia tua berpikiran kolot dan memang tak pantas orang muslim berciuman bibir di depan orang lain, walaupun orang yang diciumnya adalah istrinya sendiri.
Maka untuk sesaat ditahan gerakannya dan beralih bibirnya menuju kening yang akhirnya diciumnya kening Ayu. Kalau cium kening, itu daerah aman. Tak mungkin juga ia membatalkan ciumannya karena jelas - jelas wajahnya mendekati wajah Ayu, nanti terlihat jelas dan orang - orang akan beranggapan bahwa ia akan mencium bibir Ayu tapi dibatalkan karena ditempat umum. Walaupun sebenarnya memang demikian.
Rashid mencium kening Ayu dalam tempo yang agak lama sehingga orang - orang yang melihatnya hanya tertawa saja. Apalagi Fahd mengejeknya "Kalian ini sudah gak sabaran aja. Sudah cepat sana masuk kamar dan lakukan 'pagi' pertama!"
Karena terganggu oleh ejekan Fahd, Rashid menghentikan ciumannya dan hanya dapat membalas Fahd dengan cengirannya saja dan dipeluknya pinggang Ayu dengan sebelah tangan dari samping sehingga Ayu dan Rashid menghadap Fahd.
"Iri saja kau. Cepat - cepatlah kau menikah! Sudah saatnya melepaskan masa lajang" komentar Rashid yang menyombongkan dirinya dengan memamerkan kemesraannya dengan istri barunya kepada sahabat kecilnya.
"Heh jangan bangga dulu! Belum tahu saja bagaimana aslinya Ayu, nanti dikamar dia bakalan berubah menjadi nenek sihir lho. Dan kau Ayu, hati - hati dengan gay ini! Selama ini dia menempel ke aku mulu lho" kata Fahd asal ngomong.
Ayu tahu temannya Rashid hanya becanda tapi ia pura - pura marah, "Hey jangan asal ngomong! Itu bohong tau" kata Ayu. Disedekapkan kedua tangan Ayu disilangkan di dadanya.
"Maafkan temanku itu yang suka becanda kepada orang yang dianggapnya sudah dekat. Ini berarti kau sudah dianggapnya sebagai teman dekatnya. Yah walaupun bahan becandanya itu kadang - kadang kelewatan" jawab Rashid.
"Okelah demi Rashid, kau dimaafkan" kata Ayu ke Fahd
"Nah begitu donk. Itu baru sahabatku yang membelaku" jawab Fahd yang menepuk pundak Rashid dengan sebelah tangannya
"Ah ngapain tanganmu menyentuh pundakku? Sekarang tubuhku adalah milik istriku" komentar Rashid yang pura - pura jijik dengan temannya.
"Hahaha.. Kalian ini tetap kompak saja" komentar Wilson dalam bahasa Inggris yang tak bisa bahasa Indonesia yang memeluk sebelah pundak Fahd. Percakapan mereka berubah ke bahasa Inggris.
"Eh kau Wil, duduk dimana? Tadi tidak lihat" komentar Fahd
"Sorry tadi agak telat datangnya, tepat sebelum Rashid mengucapkan Kabulnya" kata Wilson
"Selamat ya pangeran Rashid dan puteri Ayu. Semoga berbahagia dan diberi banyak keturunan" kata Wilson, yang berjabat tangan dengan Rashid dan salaman jarak jauh gak bersentuhan dengan Ayu.
"Terima kasih Wilson, telah datang ke acara pernikahan kami" jawab Rashid. Sedangkan Ayu membalasnya hanya dengan senyuman saja.
Kemudian wali dan teman - teman Ayu memberi selamat, mereka ingin mengobrol lama tapi Farah menjedanya.
"Maaf, untuk sementara salamannya dijeda dulu. Karena pak penghulu mau melanjutkan ke pernikahan selanjutnya" kata mba Farah.
"Maafkan kami pak, jadwal bapak jadi terhambat" kata Ayu yang merasa bersalah kepada petugas KUA mereka.
"Tidak apa - apa, dimaklumi kok. Tapi sebelumnya sebaiknya pakaikan dulu cincin kawinnya!" perintah penghulu.
"Ah maaf sampai lupa, cincinnya aku pegang terus" kata mister Josef.
"Dasar pelupa, ayo cepat diserahkan!" kata bu Nia ke suaminya dengan nada becanda.
Mister Josef membuka kotak perhiasan mas kawinnya lalu diserahkan kepada Rashid. Lalu Rashid mengambil cincin untuk Ayu, sedangkan Ayu mengambil cincin untuk Rashid. Mereka saling memakaikan cincin kepada pasangannya dengan gerakan lambat untuk diabadikan kameramen, sedangkan video terus meliput acara akad nikahnya untuk mengabadikan momen penting pernikahan mereka.
Selesai memakaikan cincin, Rashid memakaikan perhiasan lain ke Ayu yang modelnya sama dengan cincin kawin mereka. Setelah itu, Ayu dan Rashid duduk di kursi di depan meja yang diatas mejanya terdapat berkas N3 dan surat perjanjian pra nikah yang harus Ayu tandatangani. Selain itu, tentunya buku nikah mereka yang ditandatangani oleh mereka berdua.
Setelah semua di tandatangani, penghulu pun pamit untuk melanjutkan pernikahan pasangan lainnya.
Lalu mereka foto - foto bersama, mengabadikan momen penting dengan latar pegunungan yang indah. Setengah jam mereka disana karena semakin lama hari semakin siang dan cuaca sangat panas, tak ada tenda yang meneduhkan mereka karena memang ingin memperlihatkan keindaham alam sekitarnya, lalu semua turun menuju ke restoran untuk berteduh dan hidangan makanan ada di sana.
Sesampainya di sana, para pelayan membawa nampan berisikan minuman es segar dan kue - kue kepada para tamu karena sang pengantin akan melaksanakan rangkaian prosesi pernikahan adat Sunda.
Diantaranya Sungkeman, mister Josef dan bu Nia duduk di kursi pelaminan. Sedangkan Ayu dan Rashid masing - masing didepan mereka, mencium tangan mereka dengan posisi tubuh kedua kaki hingga lutut berada di bawah, badan membungkuk dan kepala diletakan di tangan mister Josef dan bu Nia saling bergantian.
Selama sungkeman, Ayu dan Rashid meminta maaf atas kesalahan - kesalahan mereka. Terutama Ayu yang menangis sangat sedih bahwa bukan orang tua kandungnya yang menyaksikan pernikahannya, tapi walaupun begitu ia masih bersukur bahwa ia masih ada wali yang bisa menikahkannya, sebelumnya ia mengira bahwa mereka hanya akan menikah di kantor KUA saja tanpa ada kehadiran orang terdekatnya.
Sedangkan Rashid, seharusnya ayah Rashid berada disana tapi karena acara mendadak dan ia tak tahu bagaimana respon ayahnya akan menyambut pernikahannya dengan hangat atau dingin. Ke adiknya pun ia belum memberitahunya walaupun semalam mereka menelepon, tapi darinyapun disembunyikan, takut telepon adiknya disadap dan takut adiknya tidak dapat menjaga rahasia.
Selesai sungkeman, acara dilanjutkan dengan saweran. Sang pengantin duduk di kursi lalu dibelakangnya dipayungin, mister Josef dan bu Nia berdiri berada di depan mereka lalu memberikan nasehat sambil melemparkan uang logam yang dicampur beras, kunyit diiris tipis - tipis dan permen ke arah atas pengantin yang terlindungi oleh payung.
Uang logam dan beras menandakan kemakmuran, kunyit sebagai simbol kejayaan, sedangkan permen melambangkan manisnya kehidupan berumah tangga.
Para tamu undangan yang berada di belakang mereka berhamburan memperebutkan saweran uang dan permennya. Mereka berlomba - lomba mendapatkan saweran yang banyak yang menandakan banyak rizki.
Acara selanjutnya meuleum atau membakar harupat. Rashid memegang lilin yang menyala sedangkan Ayu memegang batang harupat lalu dibakarnya batang harupat. Setelah terbakar, dimasukannya batang harupat itu kedalam kendi berisi air. Setelah padam, diangkat kembali dan dipatahkan lalu dibuang.
Hal ini memiliki makna bahwa kedua mempelai diharapkan senantiasa memecahkan persoalan rumah tangga bersama - sama.
Acara selanjutnya nincak endog atau menginjak telur mentah yang dilakukan oleh Rashid menggunakan kakinya. Setelah telurnya pecah, Ayu membersihkan kakinya.
Ngaleupas Japati atau melepaskan burung merpati putih yang masih hidup. Hal ini dilakukan oleh mister Josef dan bu Nia sebagai wali Ayu. Yang artinya mereka melepaskan tanggung jawab karena kedua pasangan sudah mampu hidup mandiri.
Huap lingkup atau menyuapi pasangan pengantin oleh walinya Ayu. Seharusnya orang tua Rashidpun ikut melaksanakan ritual ini tapi tanpa kehadiran mereka, ritual ini tetap dapat berjalan. Huap lingkup melambangkan bahwa tak ada perbedaan antara anak dan menantu.
Pabetot bakakak hayam atau pengantin saling tarik - menarik ayam bakar utuh. Setelah tarik menarik yang agak lama karena ayamnya alot atau keras, akhirnya Rashid yang mendapatkan bagian yang lebih besar daripada Ayu. Mereka makan bersama bagian ayam yang besar itu. Hal ini memiliki arti bahwa rezeki yang diterima harus dinikmati bersama - sama.
Maka selesailah susunan acara adat Sunda. Para tamu undangan segera berbaris mengantri untuk salaman kepada sang pengantin. Tamu yang hadir berjumlah 350 orang yang sebagian besar merupakan pegawai hotel yang baru Rashid beli yang sedang libur hari itu.
Tamu yang sudah bersalaman dengan mereka, dapat menikmati menu makanan campuran nusantara dan Timur Tengah, tinggal memilih sesuai dengan selera masing - masing.
Selain bersalaman antara pengantin dengan seluruh tamu undangan, kameramen pun memfoto sang pengantin dengan para tamu yang mereka kenal seperti wali Ayu, teman - teman Ayu, sahabat dan teman Rashid dan para pengawal Rashid. Acara berlangsung hingga 2 jam lamanya.
Setelah makan, para tamu mengambil voucher yang telah disediakan oleh 2 pegawai toko yang sudah Rashid pesan. Tiap tamu yang mengambil voucher, didata identitasnya sehingga tidak dapat mengambil dobel vouchernya.
Setelah para tamu mengetahui hal ini, setelah menghadiri pernikahan Ayu, mereka bergegas menyerbu 2 toko itu atau online ke situs 2 toko itu untuk menukar vouchernya dengan barang yang paling mahal dan mereka inginkan.
Pagi semua.. Akad Nikahnya Rashid Ayu sudah selesai ya. Mulai besok bakalan terbitnya malem & mulai agak jarang terbitnya, adegannya hot hot sih. Bacanya juga malem aja ya, kecuali bagi yg non muslim sih bebas..
Marhaban Ya Ramadhan, bulan suci Ramadhan telah tiba. Jika ada salah kata, Mohon Maaf Lahir Batin ye.
Bagi umat yang menjalankannya, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa :)