webnovel

Penculikan Ayu

Satu setengah tahun lamanya Ayu tinggal di Menes, ia lulus dengan hasil memuaskan berkat kegigihannya mengejar ketertinggalan pelajaran agama dibandingkan dengan teman - temannya. Ia melanjutkan sekolahnya ke UNTIRTA (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) yang terletak di kota Serang, Provinsi Banten.

Awalnya ia tak berencana melanjutkan sekolah, karena dinilai cukup dan betah tinggal di desa. Apalagi warganya sangat ramah walaupun dia terlihat mencolok berbeda dengan warga aslinya, namun mereka tak memperlakukannya layaknya orang asing, apalagi nenek Siti menganggapnya sebagai cucunya sendiri. Namun sewaktu Ayu kelas XII sebelum kelulusannya di MALNU, nenek Siti menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Berkat dorongan bu Nia dan 3 sahabatnya itu, Ayu diyakinkan untuk melanjutkan kuliah demi meraih cita - citanya membuka usahanya sendiri. Mereka awalnya berkeinginan Ayu kuliah di universitas ternama, seperti UI, UNPAD, UGM, dsb. Namun Ayu takut satu kampus dengan sepupunya Liza sehingga ia memilih UNTIRTA yang merupakan kampus negeri terkenal di Banten. Pasti tak terpikirkan oleh Liza untuk kuliah di sini dan kota Serang dipikirnya aman dari jangkauan bibinya yang hanya sekedar lewat tanpa keluar jalan tol apabila mau berlibur ke pantai Anyer atau pelabuhan Merak.

Di kampus, ia mengambil jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Untirta. Kedepannya ia ingin berprofesi sebagai EO dengan tim yang dibentuknya sendiri. Hal ini disebabkan karena pengalamannya yang sukses membuat acara sekolah dan EO merupakan peluang usaha yang sedang bagus, selain harus mengetahui seluk beluk usaha, ia juga harus tahu mengenai musik hiburan untuk menjadi EO yang sukses. Maka UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) sejenis ekskul di kampus yang dipilihnya yaitu KOKESMA Untirta ( Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Untirta) dan Kafe Ide (seni teater atau peran dan sastra).

Kagiatan sehari - hari dipenuhi dengan kesibukan kuliah dan 2 UKM yang dipilihnya sehingga sering kali pulang malam ke kosannya. Hal ini disengaja karena pulangpun tak ada keluarga di rumah, hanya kamar kos - kosan sendiri, walaupun tak sendiri sih masih ada teman kosan di kamar sebelahnya. Tapi tetap saja merasa sendiri, berbeda dengan keluarga.

Apalagi sekarang ia merasa tak punya keluarga karena ternyata penyelidikan dari detektif yang mencari keluarga Ayu di Rusia, hasilnya mereka dinyatakan wafat akibat tenggelam di laut sewaktu mereka menaiki kapal pesiar. Sedangkan nenek Siti sudah meninggal, dan sahabatnya jauh darinya walau beberapa kali mereka datang menjenguknya dan merekapun sering bertukar kabar lewat telepon maupun video call.

- * * * -

Tempat persembunyiannya yang dikira aman, namun ternyata dugaannya keliru. Suatu hari, Ayu berangkat kuliah seperti biasa dari kos - kosan yang letaknya di belakang kampus UNTIRTA sehingga hanya perlu jalan kaki menuju kampus. Waktu seharian dihabiskannya untuk kuliah dan UKM sehingga pulang malam.

Jam 9 malam, ia berjalan kaki menuju ke kosannya. Rute jalan yang dilaluinya memang perumahan yang ramai penduduknya, namun tetap ada beberapa titik yang gelap dari penerangan cahaya bahkan pagar rumah yang dilalui Ayu tinggi - tinggi sehingga sukseslah peristiwa penculikan itu.

Saat Ayu berjalan di gang yang lampu jalannya sudah mati sehingga gelap, tiba - tiba Ayu dibekap dari arah belakang dengan sapu tangan yang sudah ditetesi obat bius. Maka tak sempat bereaksi untuk membela diri, obat bius yang sudah dihirupnya lebih cepat bereaksinya hingga seketika ia jatuh pingsan yang langsung di tangkap oleh pria di belakangnya yang memang sudah bersiap - siap menangkapnya lalu dibawanya masuk ke dalam mobil yang melaju di belakangnya sehingga peristiwa itu begitu cepat tanpa ada saksi yang melihatnya.

- * * * -

Dalam keadaan sadar tak sadar, ternyata ia sedang berada di dalam mobil yang sedang dilajukan oleh entah siapa. Ia berada di jok paling belakang dalam keadaan dibaringkan dengan kepala beralaskan jok mobil, sedangkan kaki dinaikan dan dilipat dikursi sehingga jok mobil dibelakang ditiduri Ayu sendiri. Ia ingin bangkit, tapi kepalanya serasa berat dan vertigo melandanya sehingga semua pemandangan terasa berputar - putar sehingga ia kembali jatuh pingsan lagi. Obat bius yang dihirup Ayu itu kuat sehingga efeknya ke sang korban berlangsung lebih dari sehari efeknya baru hilang.

Ketika Ayu tersadar, ia sedang berada di kamar asing sendiri entah di mana. Pelan - pelan ia bangkit dari tidurnya menuju pintu keluar kamar, tapi pintunya terkunci. Ia menggedor - gedor pintunya dan berteriak untuk dibuka pintunya namun tak ada suara yang menyahut dari arah luar kamar sehingga ia terkurung di kamar sendiri.

- * * * -

Ayu terkurung beberapa hari lamanya, bagaikan terkurung di dalam sel penjara saja yang menahan kebebasannya. Hanya saja kamar tahanannya lebih baik, semua kebutuhan primernya tercukupi. Seperti makan dengan makanan yang dikirim, tersedia kamar mandi beserta perlengkapan mandi di dalam kamarnya, dan kamar tidurnya tersedia kasur dan lemari yang berisi pakaian lengkap sehari - hari, bahkan requestnya untuk sajadah dan mukena dikabulkan.

Satu hal yang berbeda di kamar ini dibandingkan dengan kamar biasanya yaitu di temboknya terdapat lubang kecil yang hanya muat nampan makanan untuk pengiriman makanan seperti di restoran bagian dapur yang menghubungkan dengan pantry, hanya saja lubang ini letaknya di bawah sejajar lantai sehingga makanan melewati lubang itu tanpa sang penculik masuk ke kamarnya hanya untuk mengirim makanan. Selain itu, lubang makanan ini ada pintunya yang ditutup dari luar sehingga ia hanya sekilas mengintip ruangan di luar kamarnya.

Benar - benar kamar yang dirancang untuk menculik orang. Coba saja kalau tidak ada lubang makanan ini sehingga sang penculik harus masuk ke kamarnya sewaktu pengiriman makanan, maka akan Ayu coba melawan dengan keahlian bela dirinya sehingga ada kesempatan untuk melarikan diri. Namun kenyataannya berbeda. Selain itu jendela kamar tidur dan kamar mandinya juga kecil kecil yang tidak muat badan hanya sekepalan tangan yang dilapisi kaca tebal dan berada di atas 2 meter dan tak ada tempat untuk berpijak sehingga sulit baginya untuk melarikan diri.

Di sana, ternyata bukan hanya ia seorang diri yang diculik, ada korban lainnya yang berada di sebelah kamarnya. Awalnya mereka berteriak minta pertolongan orang luar, namun setelah beberapa hari tak ada pertolongan maka pupuslah sudah harapannya. Lama - lama para tahanan saling berkenalan walaupun tembok memisahkan mereka. Jumlah mereka ada 3 orang wanita, sedangkan penculiknya berdasarkan keterangan mereka ada 4 orang pria, dua orang lagi jarang berada di tempat.

Entah apa yang mereka inginkan darinya, ia tak tahu. Yang pasti ia diculik dan dikurung disini. Apabila diculik, tujuannya apa? Tak ada kerabat yang akan menebusnya. Atau jangan - jangan mereka suruhan bibinya? Kalau begitu kemana bibinya? Selama ini ia tak menemui bibinya ataupun orang lain selain seorang penculik yang memberinya makan tiap hari, sedangkan teman penculiknya itu tak pernah ia lihat.

Keputusan lockdown,byk yg hrs dipertimbangkan. Orang2 tak mampu yg menyambungkan hidupnya buat makan sehari2 hanya mengandalkan hasil kerjanya seharian,nanti gak bisa makan klo di lockdown. Para pengusaha jg ga bisa bayar sewa gedung & gaji karyawannya plus pegawai jg ga bs byr cicilan,dsb.

Tapi klo gak di lockdown, virus ini akan semakin menyebar & akan byk jatuh korban karna warganya msh nakal kumpul2. Termasuk saya kmrn rayain ultah anak,ortu datang. Mau nolak mrk tp ga enak

3cycreators' thoughts
Next chapter