Perjodohan antara dua keluarga kaya, tentu sudah menjadi hal yang biasa. Sayangnya Xu Weilai yang dijodohkan kepada Gu Yu harus mendapat akhir yang tragis. Setelah tidur bersama, Gu Yu justru menolak perjodohannya. Tiga tahun kemudian akhirnya mereka pun menikah. Namun, sikap Gu Yu yang selalu dingin tidak bisa merubah takdir pernikahan ini. Akankah Xu Weilai sanggup meluluhkan hati Gu Yu yang dingin?
Xu Weilai sekejap merasakan gerakan seorang lelaki sedang beranjak dari tempat tidur. Tampaknya lelaki itu masuk ke dalam kamar mandi. Xu Weilai yang ada di atas ranjang masih merasa tubuhnya sangat lelah. Bahkan tubuhnya terasa sangat kaku ketika digerakkan.
Tidak lama kemudian Xu Weilai mendengar suara gemericik air mengalir dari dalam kamar mandi. Matanya seakan masih malas dibuka lebar-lebar, tangannya pun meraba-raba sekitar ranjang untuk mencari pakaiannya yang ternyata sudah terjatuh ke lantai. Beberapa saat kemudian ia baru sadar, ia baru saja melakukan hubungan intim dengan pria itu dan ingatan itu seakan menyetrum otaknya. Mengingat hal itu, Xu Weilai menarik selimutnya kembali dan pipinya seketika menjadi merah merona.
Ternyata dia dan Gu Yu telah melakukan sesuatu...
Memang benar bahwa mereka berdua sudah dijodohkan sejak kecil oleh orang tua mereka, namun Gu Yu tidak pernah peduli dengan perjodohan itu. Perilakunya terhadap Xu Weilai juga tidak romantis, namun tidak juga dingin. Hal ini membuat Xu Weilai tidak bisa menebak jalan pemikiran Gu Yu.
Sampai suatu ketika Gu Yu mengalami kecelakaan hebat. Xu Weilai pun merawat Gu Yu dengan sepenuh hati bahkan ia terus berada di sisi Gu Yu selama tiga bulan penuh. Kejadian itu telah mengubah sikap Gu Yu kepada Xu Weilai menjadi lebih baik.
Mereka pun jadi sering bersama dan sekarang mereka berdua sudah saling menjalin hubungan yang dekat. Gu Yu pun mulai bersungguh-sungguh kepada Xu Weilai, namun akankah ia mau menikahi gadis ini?
Jika memikirkan hal itu, hati Xu Weilai langsung merasa ragu. Pantulan cahaya yang berasal dari pupil hitamnya meredup seakan khawatir jika pria itu tidak mau menikahinya.
Ketika Xu Weilai masih memikirkan hal itu, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Dari sana terlihat Gu Yu yang sedang berjalan dengan perlahan. Kemunculannya ini langsung mengalihkan pikiran Xu Weilai tadi. Gadis ini melihat lelaki itu yang hanya menutup bagian bawah perutnya dengan handuk dan sengaja bertelanjang dada di hadapannya. Butiran-butiran air yang terpercik di tubuhnya seakan menambah pesona tubuh yang seksi.
Meskipun hubungan mereka sudah sedekat ini, tapi Xu Weilai masih menundukkan matanya dengan malu-malu saat melihat penampilan Gu Yu yang seperti itu.
Wajah Gu Yu yang tampan membawa kesan dingin. Warna pupilnya pekat namun pandangan matanya sayu. Kaki panjangnya melangkah tegap dan matanya tidak melirik sedikitpun ke arah Xu Weilai. Pria itu langsung saja membuka handuk untuk berganti pakaian.
Xu Weilai menarik lagi selimutnya sambil menarik napas. Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia berani mengatakannya dengan perlahan, "Gu Yu, kita..."
Baru saja ingin membahas hal ini, Xu Weilai masih tersipu malu. Sebaliknya, Gu Yu terlihat tidak angkat bicara.
Xu Weilai terdiam sejenak dan dengan bimbang melanjutkan ucapannya, "Kita sudah seperti ini, bukankah..."
Ucapan Xu Weilai terhenti ketika Gu Yu telah mengenakan jas yang tampak ketat di tubuhnya, pria itu berbalik badan dan melihat ke arahnya.
Tidak ada ekspresi apapun di muka Gu Yu, hanyalah pandangan terang namun menegangkan. Hal itu membuat hati Xu Weilai sedikit tidak nyaman.
Saat itu Gu Yu sedang memperhatikan wajah Xu Weilai yang cantik. Saat Xu Weilai merasa gugup dan panik, Gu Yu perlahan mengangkat bibirnya, "Seperti ini? Seperti apa?"
Xu Weilai tidak bisa berkata-kata. Apa yang akan terjadi? Mereka baru saja tidur bersama, setelah itu apa tidak ada rencana untuk menikah?
Gu Yu masih memandang Xu Weilai dengan tatapan yang kosong. Namun sekejap kemudian ia membuka mulut untuk memberi pengertian kepada Xu Weilai sambil sedikit meledeknya, "Kau bilang, kau yang berinisiatif melakukannya. Kau juga yang memberiku pengalaman pertamamu. Sekarang kau ingin aku tanggung jawab?"
Walau suara Gu Yu memang indah, tapi perkataannya ini terdengar dingin seperti tombak es yang menusuk tubuh. Mendengar itu, wajah Xu Weilai memucat dan jemarinya yang menggenggam ujung selimut seketika bergetar.
Padahal baru saja Xu Weilai memberi ciuman yang memabukkan untuk Gu Yu. Meski Gu Yu tidak menolaknya, pria itu bahkan menerimanya dengan tangan terbuka. Kemudian dengan liar lelaki itu bertukar posisi untuk menekan tubuh Xu Weilai dengan tubuhnya. Seluruh kejadian itu terjadi sangat jelas. Sayangnya setelah ini semua, mengapa Gu Yu sekarang bersikap sangat dingin? Mengapa ia mengatakan hal yang tidak enak didengar? Apakah ini salah Xu Weilai?
Gu Yu menyeringai, kemudian maju beberapa langkah. Jemari panjangnya mengangkat dagu Xu Weilai sembari berkata, "Akan kuberikan sebuah pengakuan padamu!"
Sayangnya pernyataan itu tidak langsung disampaikan kepada Xu Weilai. Gadis ini juga telah menunggu hingga tiga minggu lamanya untuk mendengar kelanjutan pernyataan tersebut. Sampai pada suatu hari, gadis ini menerima telepon dari Gu Yu di rumahnya. Oh bukan! Lebih tepatnya telepon dari asistennya Gu Yu.
Melalui telepon tersebut asisten Gu Yu menyampaikan dengan sangat lugas mengenai pengakuan Gu Yu yang telah ditunggu-tunggunya, yakni Gu Yu ingin membatalkan pertunangan!
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.