webnovel

Troublemaker Girl

Tác giả: Carrellandeous
Thanh xuân
Hoàn thành · 119.2K Lượt xem
  • 415 ch
    Nội dung
  • 4.9
    18 số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Freya Ghisilaine Ravindra. Cewek tomboy sekaligus ketua dari anggota geng tawuran yang selalu di segani oleh para murid di kalangannya, selain sering membuat guru geleng kepala. Bertemu dengan Marvin, cowok polos yang untuk pertama kalinya di ajak tawuran oleh teman baru di sekolahan barunya. Marvin awalnya bingung sekaligus terkejut. Kenapa bisa ada sesosok perempuan yang ikut serta dalam adegan kekerasan tersebut, hingga Marvin yang bisa menjadi dekat dengan Freya dan bisa menyelesaikan masalah kehidupan Freya. >>>>>> Freya merasa bersalah. Kesalahpahaman yang di timpanya begitu berkelanjutan. Freya tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupannya yang tiba-tiba menjadi sunyi. Teman kecilnya yang terlibat membuatnya tak habis pikir, tetapi orang baru muncul ke kehidupannya yang mulai menggelap. Freya sadar, selama dia hidup teman kecilnya yang selalu ada, yang selalu mengalah dan selalu menjaganya. Freya merasa tak berguna, dia terlalu percaya dengan orang yang baru di kenalnya, mengacuhkan orang yang sudah jelas Freya kenali sejak kecil. Yang Freya ingat hanyalah pepatah---tidak selamanya teman itu menjadi keluarga kedua, ada kalanya teman sejati akan menusukmu dari depan. ............. Finish ; August 2021

Thẻ
3 thẻ
Chapter 1AWAL BERTEMU

Freya lagi-lagi mendengus kala Handphone 'nya terus berdering dengan nomor yang berbeda setiap ada panggilan masuk.

Cewek itu berdecih, "Cih, cupu." masih berjalan di sepanjang koridor, kali ini kakinya mengarah pada Unit Kesehatan Sekolah atau UKS.

Iris hitam itu menatap lelaki yang sedang terbaring lemah di bangsal UKS, "Gimana keadaan lo?" ucapannya terdengar ketus.

Cowok itu melirik, menarik tubuhnya untuk duduk, "Seperti yang lo lihat sekarang."

Freya menghela napas, memijat pelipisnya yang terasa pening. "Gue 'kan udah sering bilang sama lo semua. Jangan pernah lawan kalo lo lagi sendiri, tau sendiri akibatnya kayak gini lo juga yang bakal rugi." Freya terlihat frustasi, namun ia juga harus bersabar dengan temannya yang keras kepala ini.

"Ya udah kalo gitu, lo istirahat aja. Biar gue yang andelin semuanya. Tapi inget! kalo besok lo gini lagi. Jangan harap lo bisa selamet." ancaman Freya membuat Arkan terdiam, "Gue duluan." Freya pamit menepuk bahu cowok itu pelan, Arkan mengangguk sekali.

Rahang Arkan mengeras, tangannya mengepal kuat, "Ga ada satupun yang bisa ngalahin gue, Ya. Gue cuma lagi lengah aja, nanti setelah gue fit lagi, yakin kalo gue bisa buat mereka masuk UGD." Ego 'nya sangat tinggi. Dia ingin semua orang mengenal Arkan bukan karena wajahnya yang selalu terlihat tampan. Tapi juga di pandang sebagai Arkan yang mampu membuat musuhnya terkapar atau bahkan hingga nyawanya melayang.

Arkan memang teman Freya dari SMP. Arkan juga cowok yang mudah tersulut emosi, dia paling tidak bisa jika ada salah seorang yang bilang bahwa dirinya tidak berguna. Freya selalu memahami. Karena hanya Freya yang Arkan kenal dan peduli padanya. Hingga pada akhirnya Freya yang terus mengalah dan harus bisa lebih bersabar atas sikap Arkan yang sering membuatnya dongkol.

"Ya. Lo tau ga? Soal, Galen, yang kemaren di tantang lagi sama anak Nusa?" Trian bertanya serius, Freya yang sedang meminum Jus jeruk mengalihkan pandangannya menatap cowok berkulit sawo matang itu di hadapannya.

"Emang anak Nusa tuh cari ribut terus. Gue sempet mikirin si tempatnya, kali ini kita babad semua anaknya dari arah mana, lo pada cukup denger intruksi dari gue."

Trian tersenyum smirk. "Bagus, biar nanti gue juga nambahin pasukan." Freya mengangguk paham.

"Ya. Tapi gue takut anak sana ada yang curang lagi, bukannya tangan lo masih sakit?" kali ini Milano yang khawatir, takut jika kejadian minggu lalu disaat Freya melawan musuh ternyata ada anak lelaki suruhan untuk mencelakai Freya hingga tangan cewek itu memar juga sedikit bengkak.

"Tangan gue udah ga pa-pa, kok. Lagian hal biasa kali kalo ada memar atau bengkak. Namanya juga berantem ga ada yang bakal mulus."

Guntur menggeleng kagum, "Gila si, Ya. Lo cewek pertama yang gue kenal dengan keberanian yang ngalahin cowok banget." bahkan Trian juga dibuat takjub oleh Freya.

Freya memang perempuan, tapi cewek itu tangguh, berani berbuat berani bertanggung jawab. Walaupun di sekolahnya tidak pernah mendapat nilai bagus, tetapi Freya banyak di kagumi karena ketangguhannya yang luar biasa.

"Ya udah nanti gue kabarin lo semua lagi buat rencananya."

***

Cewek berambut panjang yang di kuncir tinggi-tinggi sedang mengendap, berjalan dengan hati-hati takut ada salah satu guru yang melihat. Memang sudah terbiasa jika hukuman terus menimpanya tapi, Freya harus mengambil lebih awal jangan sampai musuhnya tiba-tiba menyerang justru itu lebih berbahaya untuk murid di sekolahannya.

Trian dan pasukannya yang sudah berkumpul di gedung sekolah yang sudah tidak terpakai tersenyum lebar melihat sang ketua sedang berjalan ke arahnya.

"Semuanya udah pada kumpul?" Freya bertanya menatap satu per satu gerombolannya yang terlihat bertambah dari biasanya.

Dengan cengiran khas Guntur mengacungkan dua jempol tanga. "Udah dong, Bos!"

Freya mengangguk tiga kali. "Lo semua jangan sampai ada yang bawa benda tajam! Inget jangan pernah curang dalam perkelahian, gue juga ga mau ada orang yang berani omong doang! Siapa yang lagi sakit? mending ga usah ikut, nanti yang ada buat gue kualahan lagi."

"Mereka semua udah siap tempur kok, Ya. Gue sama, Guntur, juga udah tes fisik tadi."

Freya menatap cowok yang berada di belakang Trian, seperti menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya.

"Nama lo siapa?" Freya mendekat membuat cowok yang lebih pendek sedikit dari Freya itu mendadak tremor.

Kepala Freya miring sedikit, melihat apa yang sedang cowok itu sembunyikan.

"Bukan apa-apa kok, Fre."

Freya menghela napas. "Oh ... jadi lo nantangin gue?" Freya menatap tajam, tangannya berkacak pinggang.

"I–itu, Fre."

"Heh, Dion. Lo jangan macem-macem ye sama ketua kita." Trian menarik kerah seragam cowok itu membuat tubuh Dion semakin gemetaran.

Freya menarik tangan Dion yang sedaritadi di sembunyikannya.

Bibirnya tersenyum miring. "Pisau lipet ya? Lo mau jadi pembunuh?" Trian di samping Freya melotot tak percaya.

Freya menatap jengah semua pasukannya. "Lo pada ga denger gue ngomong? JANGAN PERNAH BAWA BENDA TAJAM! KITA CUMA MAU BUAT PELAJARAN! BUKAN UNTUK JADI PEMBUNUH BERANTAI! Lo semua paham atau beneran bego!" Freya teriak frustasi, "Trian! Lo urus semua anak lo."

Freya meninggalkan gedung sekolah dengan kesal sedangkan Trian berdecak sebal.

"Apaansi amit-amit mereka anak gue, dih. Dion! Lo ga usah ikut lah! gue ga mau kena amuk, Freya." Trian dan gerombolannya melangkah meninggalkan Dion yang terdiam termenung.

>>>>>>

Terlihat segerombolan anak sekolah dari arah utara menepuk nepuk balok kayu ke tangannya seakan menantang.

"Freya. Pasukan lo cuma segitu? Hahaha ... udahlah lo nyerah aja, tangan lo masih sakit juga 'kan? Nanti kalo lo kewalahan bisa-bisa UGD menanti." Richo merendahkan, ketua geng itu terus-terusan percaya diri bahwa dirinya dan pasukannya akan menang.

Freya menatap datar, tidak pernah sekalipun menanggapi.

"Ga ada kata nyerah di dalam kamus kehidupan gue!" ia menjeda sejenak, "Richo Ginanjar."

Richo terlihat tertawa diam-diam, "Kita buktikan sekarang!"

Freya dan Richo berjalan mendekat, iris 'nya saling menumbuk terserat perasaan yang terus membuat keduanya saling menumpukan dendam.

"Aku yakin, Freya. Suatu saat kamu pasti bakal bertekuk lutut di hadapan aku."

Ucapan Richo membuat Freya sesak, tangannya mengepal langsung melayangkan tinjuan pertamanya.

Richo jatuh tersungkur tangannya memegang sudut bibirnya yang berdarah.

"Gue muak sama lo!" Freya menarik kerah baju Richo menendang perut cowok putih itu dengan lututnya hingga terbatuk.

"Gue mau lo mati aja brengsek!" Freya di kuasai dendam terdalam tidak ingin menyia-nyikan keadaan lagi, Freya meninju wajah Richo hingga sudah banyak luka lebam tanpa menyisakan ketampanan cowok itu lagi.

Freya mendorong kuat tubuh Richo, napasnya naik turun tidak beraturan.

Richo bangun sekuat tenaga sedikit linglung atas tinjuan dari cewek itu, tangannya memegang perutnya yang terasa ngilu. Walaupun begitu Richo tetap tersenyum.

"Lo cewek ter–sexy yang pernah gue lihat, Freya. Muka lo emang jutek, tapi muka lo yang terus buat gue lamunin lo tiap malem. Keberanian lo yang tambah gue semakin mau nyakitin lo dan sikap lo yang buat gue.... Nyaman."

"FREYA, AWAS!!!!" Trian teriak saat di belakang Freya ada sebuah balok kayu yang hampir saja mengenai kepalanya.

Freya melindungi kepalanya dengan tangan, terkejut saat ada yang menyelamatkannya dari balok kayu itu.

"Lo apaan, si! Kok, malah mau celakain cewek!"

Freya tercenung, semuanya tidak lagi menghantam lawan tetapi menatap lelaki yang baru saja mencegah orang yang akan mencelakai Freya.

"Marvin! Sadar woy! Dia itu musuh kita! Lo jangan cegah gue dong!" cowok dengan khas jerawat di kedua pipinya memekik.

"Heh, Ridwan. Lo boleh benci sama cewek, tapi inget cewek itu ciptaan tuhan yang harus dilindungi bukan buat di celakai. Lo lupa atau pikun, si? Baru aja tadi di kasih tau guru masa udah lupa aja."

Richo mengeratkan giginya, kedua tangannya mengepal dengan deru napas yang tak normal.

"MARVINNNNN!!!!!!!"

Bạn cũng có thể thích

Queen Of Mafia

Vol. 2 NADI : The Rhythm of Love From a Cold Heart (187-sekarang) Jadwal Update : Senin 5 tahun lamanya, Dimas Lawrence jatuh dalam keadaan koma. Suatu hari dia terbangun begitu tiba-tiba tanpa ada yang menduganya. Itu sebuah keajaiban di atas segala ketidakmungkinan. Namun, keajaiban tersebut justru memberikan luka baru untuk orang lain yang selama ini menantikannya. Dimas sudah terbangun dari tidur panjangnya. Tapi, dia melupakan segala hal. Ingatannya hanya sampai pada nama, keluarga, dan kepintarannya. Segala penderitaan yang dia lalui bersama seseorang, telah dia lupakan untuk kesekian kalinya. Natalie Jhonson, gadis malang yang mendampingi Dimas selama lima tahun terakhir dengan penuh kesabaran dan harapan bahwa pria itu akan bangun suatu hari nanti. Akhirnya, harapannya terwujud. Sayang seribu sayang, Dimas bangun dari koma hanya untuk melupakan segalanya termasuk kisah cinta mereka. Natalie marah, bingung, dan sedih karena dilupakan dengan begitu mudahnya. Dimas bahkan menanyakan identitas dirinya saat melihat Natalie menangis untuknya ketika pria itu terbangun dari koma. Dimas tak mengenal siapapun. Sifatnya bukan lagi Dimas yang penakut dan idiot. Dia layaknya seorang Tuan Muda dari keluarga bergengsi. Sikapnya yang dingin dan acuh tak acuh terhadap reaksi orang-orang memberikan perasaan asing tersendiri pada Natalie. Hal pertama yang Dimas cari yaitu ayahnya, Christian Lawrence, yang dulu membuangnya di jalanan layaknya sampah yang manis sepah dibuang. Dia tak mengingat Natalie, pujaan hatinya. Yang dia ingat justru bajingan yang membuangnya, tapi begitu dia hormati seolah Christian tidak melakukan hal apapun yang merugikannya. "Begitu mudahnya kamu melupakanku. Apa kamu sangat senang mempermainkan rasa cinta ini layaknya sesuatu yang tak berharga?" - Natalie Jhonson "Aku sudah berkali-kali mencoba mengingat. Tapi, aku masih tak tahu siapa dirimu. Siapa kalian yang mengatakan bahwa aku orang terdekat kalian?! Aku bahkan meragukan apa kalian cuma bermimpi saja selama ini!" - Dimas Lawrence *** Vol. 1 Queen Of Mafia (1-185) Black Angel, nama Organisasi Mafia yang bergerak dalam dunia bisnis dengan menawarkan jasa bodyguard dengan bayaran puluhan hingga ratusan juta rupiah. Pemimpin Black Angel mempunyai seorang putri yang dia sembunyikan dengan rapat di rumahnya tanpa memberikan izin publik untuk mengetahui informasi sedikitpun. Lalu, bagaimana jika putri yang selama ini disembunyikan oleh Pemimpin Black Angel melangkah keluar dari sangkar emas yang mengurungnya? Tentu saja banyak pihak yang terkejut, terutama para siswa-siswi SMA Merpati. Dirandra Angelina, Putri dari Pemimpin Black Angel yang selama ini disembunyikan akhirnya terungkap ke publik. Sikapnya yang angkuh, kasar, dan sombong membuatnya terlibat konflik dengan seseorang. Di hari pertamanya, dia melempar bola ke wajah seorang pria yang tentunya membuat kesan buruk untuk dirinya sendiri. Azkara Ranendra, pria yang memiliki fobia perempuan dan akan muntah-muntah jika bersentuhan dengan perempuan adalah pria yang terlibat konflik dengan Dira. Tindakan tak masuk akal Azka pada Dira membuatnya berada dalam masalah.

LidiaCntys10 · Thanh xuân
5.0
314 Chs

Sahabatku Kekasih Hatiku

Aira Salsabila gadis cantik dan menarik, anak kepala desa yang memiliki wawasan luas dan modern,bersahabat dengan Ihsan Airlangga,pemuda tampan yang pandai bermain musik,dan punya sederet keahlian, putra seorang dokter pemilik salah satu rumah sakit terkenal Cikarang. Persahabatan itu terjalin sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Ihsan memendam perasaannya cintanya sekian lama hanya untuk Aira seorang.Pemuda itu tidak mau memulai untuk mengutarakan isi hatinya,berbagai macam pertimbangan dan rasa sungkan pada sahabatnya. Kekhawatirannya terhadap gadis itu yang banyak disukai oleh banyak pemuda, membawa keberanian bagi dirinya untuk segera menyatakan cintanya pada sang "Tuan Putri kembang desa yang amat dicintainya. " I love you Aira" Alhasil cintanya tidak bertepuk sebelah tangan,gadis pujaannya itu menerima cinta Ihsan dengan tulus. " I love you too" Kemudian mereka menjalani hubungan jarak jauh antara Jakarta - Bandung "Long Distance Relationship" kata anak muda zaman now. Dapatkah mereka menahan rasa rindu yang menggelora,dan cinta yang membara? Apa reaksi dari Aira dan keluarganya, ketika tiba tiba Ihsan ingin menikahinya? Mampukah Aira dan Ihsan bertahan dalam hubungan jarak jauh tersebut?Apa saja yang akan mereka alami berdua???? Yuuuk ikuti terus kelanjutan cerita ini "Sahabatku,Kekasih Hatiku" pada bab bab berikutnya. Jangan lupa dukung terus novel ini dengan memberi power stone dan review yang baik, sebagai energi baru untuk author dalam menulis cerita ini. Selamat Membaca....... Kamila Qha

Kamila_Qha · Thanh xuân
4.9
178 Chs
Mục lục
Âm lượng 1