"Ini kenapa Freya ga masuk lagi, si?" Trian menggerutu di sertai decakan sebal. Cowok itu sedang mengotak – atik handphone di tangannya. Dia sedang menghubungi seseorang yang selalu operator saja yang berbicara.
"Lo mau telfon siapa emangnya?" tanya Arkan yang merasa risih juga dengan Trian yang sering berbolak – balik berjalan seperti orang yang kehilangan arah tujuan.
Cowok itu mendesis. Tangannya menarik bangku untuk dia duduki. "Gue dari kemarin hubungin, Kak Devan. Tapi nomornya kaga aktif mulu." Gerundelnya yang membuat emosi jika berlama – lama seperti itu.
"Iya, si. Freya, baru kemaren masuk setelah kemarin lusa ga masuk, dan sekarang ga masuk lagi." Galen juga merasa terheran dengan Freya yang mungkin sudah bosan dengan sekolahannya.
"Lebih bagus kalau dia ... mati, kan?"
Semua menoleh saat mendengar suara yang enggan untuk mereka dengarkan.
Dia berjalan mendekati Arkan. Tatapannya di buat menggoda, namun cowok itu menatap jijik tak suka.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com