webnovel

Pangeran Jadul [Indonesia]

Fantasie
Abgeschlossen · 187.5K Ansichten
  • 300 Kaps
    Inhalt
  • 5.0
    14 Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Narendrajanu seorang putera mahkota dari era Majapahit, meski berbeda kerajaan. Suatu hari, keluarganya dimusnahkan pengkhianat, sehingga oleh seorang Mpu hebat, dia dikirim ke zaman modern, tahun 2022 dan mendapati dirinya ada di kamar seorang gadis yang hendak mengakhiri hidup. Dia segera mencegah gadis itu dijemput kematian. Setelah mengetahui gadis itu sering menjadi korban perundungan orang-orang sekitarnya, maka Sang Pangeran bertekad mengubah gadis itu menjadi sosok lebih kuat luar dalam. Semenjak itu, keduanya terus bersama dan menjalani hari-hari penuh kejutan hingga akhirnya timbul kuncup asmara yang kian waktu kian mekar bersemi. Dilema terjadi ketika kekuatan Narendrajanu semakin tinggi sehingga berkesempatan kembali ke zamannya sendiri, tapi harus meninggalkan si gadis. Maka, apa yang akan dipilih Sang Pangeran Jadul? Kerajaannya atau gadis tercintanya? ======================= Warning: mungkin akan ada adegan dewasa dan kata-kata kasar. Nama tempat, tokoh dan peristiwa adalah fiktif belaka, jadi nggak usah repot-repot cari di Wikipedia #WSA2022Indonesia

Chapter 1Gonjang-Ganjing di Istana

= Kerajaan Mardhipala, 1219 Tahun Saka (1297M) =

"Gusti Pangeran! Lekas lari! Lari sejauh mungkin!" Teriakan itu berbarengan dengan ditusuknya orang itu di punggungnya oleh pihak lain.

"Paman Patih!" Pemuda berusia 20 tahun itu berseru dengan tangis luruh ketika melihat pria yang berteriak tadi padanya, tubuhnya sudah ditembus pedang.

Ia melihat dengan matanya sendiri, Patih Yasadipura meregang nyawa karena melindungi dia.

Terbakar oleh amarahnya, pemuda itu hendak menerjang ke orang yang menusuk paman patihnya, namun baru saja dia maju, orang berpakaian serba hitam yang melukai paman patih mengulurkan tangan dan pemuda itu terpental ke belakang.

"Huh! Kau baru di ranah bumi awal dan hendak melawan kami di ranah langit? Sungguh tak tahu malu! Pangeran tak berguna!" Orang berbaju serba hitam menertawakan pemuda yang sedang berjuang bangkit dari reruntuhan akibat terjangan punggungnya sendiri karena terpental.

Pemuda yang dikatakan sebagai pangeran itu susah payah bangkit dari lantai. Dia memandang sekitarnya, api sudah menjalar ke berbagai sudut. Istana yang tadinya terlihat megah dan luar biasa, kini porak-poranda.

Tak hanya itu saja, dia masih ingat betapa kalang-kabutnya para abdi dalem dan pelayan ketika serangan segerombolan pria berbaju serba hitam tiba-tiba saja menerjang ke istana dan lekas melumpuhkan para penjaga yang tak siap.

Belum lagi, orang-orang berbaju hitam itu seakan mengincar dirinya yang merupakan putera mahkota bergelar Gusti Raden Mas.

"Gusti Raden Mas!" Ada lelaki lain yang segera menghampiri cepat pemuda itu, menahan agar pangeran tidak perlu maju lebih jauh ke arah orang berpakaian hitam. "Jangan dilawan! Segera pergi, Gusti Pangeran! Saya akan menahan di sini!"

"Paman Patih Wijendrawardana! Aku tak mungkin lari dari ini! Bagaimanapun, masih ada ayahanda Raja dan ibunda di sana! Serta adik-adikku!" Sang pangeran masih ingin bertahan. Baginya, lari sama saja tindakan pengecut.

"Nasib mereka sudah tak bisa ditentukan, Gusti Pangeran!" bentak patih itu.

"A-Apa?" Putera Mahkota mendelik kaget. Dia memang terpisah saat dilarikan ke bangunan istana yang ini oleh Patih Yasadipura sebelumnya ketika serangan itu terjadi. "Lalu, bagaimana dengan paman mahapatih dan para punggawa?"

"Tak perlu memikirkan mereka, Gusti Pangeran! Lebih baik panjenengan lekas menyelamatkan diri, sepertinya Mpu Semadya sudah menunggu di gerbang utara! Larilah!" Patih Wijendrawardana terus menyuruh pangerannya untuk bergegas kabur.

"Kalian seenaknya saja mengobrol saat aku di sini? Sungguh berani sekali." Lelaki berbaju hitam tertawa mengejek. "Lebih baik sisa waktu kalian digunakan untuk berdoa saja agar nanti kalian bisa ke tempat Hyang Widi."

"Kau! Sebenarnya siapa kau? Kenapa menyerang istana? Nyalimu besar sekali meski kau pengecut karena memakai penutup muka!" teriak sang pangeran secara sengit.

Mendengar ejekan balik dari pangeran putera makhkota, lelaki baju hitam mulai naik pitam dan menghardik, "Sepertinya kau sudah kebelet ingin segera menemui Hyang Widi! Baiklah! Akan aku kabulkan!" Lalu, lelaki itu menerjang ke depan sambil tangannya mengepal mengumpulkan energi kanuragannya.

"Tidak semudah itu!" Patih Wijendrawardana berteriak sambil menahan tinju bermuatan energi kanuragan tadi. "Gusti Raden Mas, lekas lari! Akan sangat gawat kalau panjenengan tertangkap mereka! Nasib kerajaan ada di tangan panjenengan!"

Saat keadaan genting seperti itu, mendadak saja muncul Mpu Garandu, seorang yang cukup sakti. "Kenapa Gusti Pangeran masih di sini?"

"Mpu Garandu, lekas bawa Gusti Pangeran!" teriak Patih Wijendrawardana sambil terus menahan serangan lelaki berbaju hitam.

Tak ada pilihan, Mpu Garandu pun mencengkeram bahu sang pangeran dan membawa cepat menggunakan kekuatan kanuragannya, menghilang dari tempat tadi, meninggalkan kedua patih yang bertempur hingga titik darah penghabisan.

"Paman Patih! Paman Patih!" teriak sang pangeran memanggil kedua patih seakan tak rela dirinya dibawa paksa. "Mpu Garandu, tolong turunkan aku! Aku ingin menyelamatkan ayahanda, ibunda dan adik-adik!"

Mpu Garandu tidak menjawab sepatah katapun dan terus membawa terbang sang pangeran hingga akhirnya tiba di sebuah kaki gunung. Mereka turun dan bertemu dengan sosok lelaki berjenggot putih sepanjang dada.

"Mpu Semadya, aku sudah membawa Gusti Pangeran. Aku serahkan padamu." Mpu Garandu menyerahkan pangeran yang masih tak rela dibawa paksa tersebut.

"Baiklah, terima kasih, Mpu Garandu." Mpu Semadya mengangguk.

Setelah itu, Mpu Garandu terbang lagi menuju ke arah istana yang sedang kacau-balau akibat serangan dadakan dari pasukan berpakaian hitam.

"Aku ingin ke sana! Aku ingin ke sana, Mpu!" Pangeran mengenal mpu tersebut dan menatap Beliau dengan pandangan penuh harap.

"Biarkan urusan di istana diurus oleh Mpu Garandu." Mpu Semadya mengelus jenggot putih panjangnya. "Sekarang, lebih baik Gusti Pangeran ikut saya."

"Tapi bagaimana dengan ayahanda raja dan juga ibunda, lalu adik-adik?" Pangeran masih belum tenang jika memikirkan bagaimana nasib keluarganya.

"Mereka akan didatangkan ke sini, maka dari itu Gusti Pangeran Narendrajanu lebih baik menunggu di dalam saja." Mpu Semadya lalu menggerakkan tangan di udara dari kiri ke kanan, dan muncullah mulut gua dari batu secara ajaib.

Seorang mpu biasanya memiliki kekuatan magis yang besar, maka tak heran jika Mpu Semadya bisa menyembunyikan dan memunculkan gua begitu saja.

Pangeran pun lebih tenang setelah dijanjikan demikian. Maka dia patuh berjalan mengikuti Mpu Semadya masuk ke dalam gua.

Memikirkan bagaimana para mpu memiliki energi magis yang kuat, maka pangeran Narendrajanu berharap semua keluarganya berhasil diselamatkan Mpu Garandu.

"Silahkan duduk dulu, Gusti Raden Mas." Mpu hanya menunjuk ke tanah dan muncullah bangku terbuat dari tanah padat seakan tumbuh begitu saja dari bawah. Kemudian, dengan kibasan pelan tangannya, Mpu Semadya memunculkan kendi kecil beserta cawan gerabah. "Silahkan diminum dulu, Gusti."

Pangeran Narendrajanu tak memiliki pilihan selain menuang air putih di kendi itu ke cawan gerabah tadi dan meneguknya. "Jadi … kapan kira-kira ayahanda dan yang lainnya ke sini …."

Baru saja Mpu Semadya hendak berucap menjawab sang pangeran, tiba-tiba dia mendengar telepati jauh dari rekan sesama mpu. Matanya mendadak mendelik kaget, lalu menggunakan kekuatan magisnya, dia membukakan pintu batu yang menutupi gua.

Dari luar, berlarilah sosok tua lainnya ke dalam gua sambil dia berkata panik, "Mpu Garandu tidak berhasil! Dia dikalahkan penyihir pihak lawan! Apalagi, maharaja dan keluarganya sudah … sudah …." Ia melirik ke arah Pangeran Narendrajanu.

Segera, Pangeran Narendrajanu bangkit dari duduknya dan langsung bertanya, "Katakan padaku, apa yang terjadi dengan ayahanda dan yang lainnya!"

Mpu yang baru datang adalah Mpu Candara. Dia melirik ke Mpu Semadya seakan meminta ijin.

"Katakan saja. Bagaimanapun, Gusti Pangeran berhak tahu." Mpu Semadya mengangguk.

"Emhh, baiklah. Gusti Raden Mas, sebelumnya, hamba memohon ampun panjenengan jika berita yang hamba bawa—"

"Langsung saja, Mpu, jangan berbelit-belit!" Pangeran Narendrajanu tak sabar ingin tahu nasib keluarganya.

"Maharaja … dan permaisuri … sudah tewas."

"Apa?!" Mpu Semadya tak mengira akan begini ujungnya.

"Lalu, adik-adik?" Meski pilu dan terkejut mendengar kematian ayah dan ibunya, Pangeran Narendrajanu ingin tahu nasib adik-adiknya.

"Pa-Pangeran Raden Mas Paramayoga … dipenggal dan ketiga Raden Ayu … mereka … mereka …." Mpu Candara menggelengkan kepala, tak sanggup mengatakan apa yang terjadi dengan ketiga putri dari permaisuri.

"Dimas Paramayoga … Dinda Aristyawati … Dinda Anantarumi … Dinda Pramestiwara … kenapa … kenapa ini terjadi pada kalian?" Pangeran Narendrajanu menjatuhkan lutut dengan tangis pilu di tanah. "Ayahanda … ibunda … hiks! Kenapa mereka … ahh, lalu adik-adik lainnya?"

"Gusti Raden Mas, semua ini didalangi oleh selir utama Asmitadahayu! Dia ingin putranya sendiri naik tahta menggantikan raja dan juga mengeksekusi semua putra baginda raja lainnya agar tak ada yang menghalangi jalan dia mengangkat Raden Rajendradiatama menjadi maharaja." Mpu Candara menggeleng sedih, menyesalkan tragedi ini.

"Ibu selir Asmitadahayu … dia … dia dalangnya?" Pangeran Narendrajanu seakan tak ingin mempercayai itu. Di matanya, selir utama ayahnya itu sangat baik dan lembut. Siapa kira orang seperti itu bisa mengakibatkan sebuah tragedi berdarah semacam ini?

Sepertinya apa yang ditampilkan raga, tak bisa berbanding lurus dengan apa yang tertera di hati.

"Apakah kalian pikir kalian bisa aman di dalam sana, hah?" Terdengar gelegar suara penyihir jahat di depan mulut gua. "Apa kau pikir aku tak bisa membuka pintu gua ini, Semadya?"

Das könnte Ihnen auch gefallen

CEO Jutek Dan Perisainya

Khafi Arjuna Naufal dan Zahira Zakiyah Nadira adalah individu yang terpisah, tetapi kehidupan keduanya terhubung kembali dengan cara luar biasa, yaitu takdir. Khafi adalah seorang CEO dengan lima saudara, dia anak ketiga, kepribadian yang jutek membuat banyak orang tidak suka dengannya, Khafi juga memiliki Jin dengan menjelma sebagai merpati, Jin itu memiliki kekuatan sihir yang hebat. Hingga membuat Khafi mengetahui segala masa lalunya yang belum tuntas dan menyakitkan. Rasa bersalah dari masalalunya membuat dia sangat ingin menuntaskan masalahnya di dunia masadepan. Dahulunya dia adalah seorang kesatria. Sementara di masa depan dia CEO ternama. Kekayaan yang dimilikinya membuat dia diincar oleh beberapa musuh dari masalalunya juga, dari seorang wanita yang menginginkannya, sampai dari CEO lain yang sering diacuhkan Khafi, mereka yang tidak terima mengirimi mantra sihir jahat kepada Khafi. Hingga keadaan yang tidak memungkinkan, seorang Alim meminta keluarganya mencarikan gadis yang berhati baik dan tulus serta penglihatan batin yang terbuka, yang akan menjadi perisai untuk Khafi. Keluarga Khafi hendak menikahkannya dengan Tiana, gadis yang disarankan seorang Alim. Namun, Tiana pura-pura sakit parah, dan meminta Zahira yang adik tirinya, untuk menggantikannya, agar keluarga Khafi memberi uang untuk pengobatan, nyatanya uang itu untuk kesenangan Tiana sendiri. Keluarga Khafi menerima pengantin pengganti dari Tiana, karena tahu kalau Zahira gadis yang sangat baik dan seorang Alim pun setuju. Namun, tidak dengan Khafi yang sangat membenci Zahira, karena pikiran Kahfi, Zahira menikahinya demi uang. Khafi pun acuh tak acuh dan setiap hari Zahira merasa terluka oleh prilaku Khafi kepadanya. Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Bagaimanakah, masalalu Khahfi yang masih terhubung di zaman moderent? Apakah Khafi bisa berubah? Apakah Zahira bisa bertahan dengan pernikahannya?

Ririnby · Fantasie
5.0
164 Chs

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantasie
4.7
181 Chs

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · Fantasie
4.9
309 Chs

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
89 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1