Ping heran karena Albert bukannya melajukan mobil ke arah rumahnya, tapi justru ke pantai. Padahal Albert sudah mengetahui di mana rumah dia.
"Kak?" Ping bertanya dengan raut heran.
Albert diam saja dan tetap menyetir.
"Kak Al? Kak Al, kenapa malah ke arah sini?" Ping menatap terus ke Albert di sampingnya.
Albert kemudian menoleh sembari merespon, "Sebentar, Ping, aku mendadak kebelet pipis."
"Hah? Kebelet pipis? Tapi kan bisa di pom bensin kalau memang ingin pipis. Tadi kita melewati 2 pom bensin, ya kan?" Ping begitu polos.
"Iya kah?" Albert memasang wajah terkejut. "Wah, sepertinya aku tidak melihatnya, Ping. Sebentar, yah! Itu sudah terlihat pantainya. Sekalian kita bisa sejenak merenungi keagungan ciptaan Tuhan."
Bukannya merasa bersalah, Albert justru makin masuk ke dalam pantai yang tidak ada penjaga di loketnya. Tentu saja, ini sudah malam, tak ada penjaga yang sudi tetap berjaga di loket.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com