Ren tak habis pikir, kenapa si kembar Ran dan Rin melakukan hal sejahat itu pada Fei, istrinya? Memangnya salah Fei apa?
Tak mau berlarut-larut memikirkan kenapa dan mengapa, Ren berkata pada para khodamnya. "Bisakah kalian menangani dukun-dukun pemberi teluh itu?"
"Akan kami upayakan, Ndoro." Satrio Jenar mengangguk.
Maka, dipilihlah hari untuk menangani semua dukun yang mengirimkan teluh pada Fei dan janinnya.
Namun, pada malam hari sebelum hari yang ditentukan, mendadak saja Fei meraung kesakitan sambil memegangi perutnya.
"Arrghh! Mas! Arrrghhh! Sakiittt!" raung Fei sambil matanya basah karena tangis.
Ren yang berbaring di samping Fei, segera bangun dan bergegas menyalakan lampu kamar. Ini sudah tengah malam dan istrinya mendadak kesakitan. "Fei? Fei? Kenapa? Apa yang kamu rasakan?"
Fei membuka mata basahnya dan menatap sayu ke sang suami, berkata, "Sakit sekali, Mas … sakit … hu hu huu …."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com