Mata semua orang di showroom terbelalak, terlebih Shen, ketika Pak Yan mendadak muncul di showroom tersebut.
Di Indonesia ini, siapa yang tidak mengenal wajah Pak Yan sebagai pemilik Jayadipta Grup?
"Ren, maaf, aku tadi sedikit terkena macet, ha ha ha …." Pak Yan melambai enteng ke Ren.
Tanggapan Ren juga biasa saja, tidak berlebihan, hanya mengangguk dan menyapa, "Pak Yan, maaf malah membuat Anda datang ke sini."
"Kau ini, kenapa masih saja sungkan padaku? Ha ha ha ...." Pak Yan sebagai pribadi yang dikenal sangat ramah, tentu terus mengumbar aura positif dari sikap Beliau, dari mudah tersenyum dan sesekali akan memunculkan tawa ringannya.
Pak Yan menepuk bahu Ren sambil bertanya, "Kenapa tidak bilang sejak kemarin kalau kau ingin membeli mobil, Ren? Tentunya kau kan bisa langsung menghubungi aku."
"Aku ke sini masih ingin melihat-lihat dulu, Pak." Ren tidak bersikap seperti bawahan dan tetap menegakkan dadanya karena dia tetap memegang teguh wibawa sebagai putra mahkota.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com