webnovel

Obsesi Gila Tuan CEO

Urbano
Contínuo · 23.3K Modos de exibição
  • 30 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

"Aku bisa membawamu bebas dari rumah bordil itu, memberimu kehidupan yang layak dan tentu saja menjadi cintaku," ucap Alexander dengan janji-janji manisnya. "Butuh 10 juta dolar untuk bisa membebaskan aku," sahut Daisy dengan pesimis, tidak pernah yakin bahwa ada pria yang mau menebusnya karena dia merasa dirinya tidak berharga.. Hidup damai dan tenang adalah dambaan setiap orang. Begitupun impian Daisy Deven Joyce, gadis cantik berusia 20 tahun. Dia dibesarkan oleh seorang mucikari sejak ibunya meninggal ketika dia berusia 10 tahun. Kini, Daisy menjadi gadis yang penuh nafsu karena paksaan dari mucikari bernama Nicole. Dia melakukan pekerjaan itu sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang pria kaya yang sangat tampan bernama Alexander Maxwell. Siapapun pasti akan jatuh cinta pada pria tersebut termasuk dirinya, dan ternyata pria tersebut memiliki perasaan yang sama dengannya. Alexander yang menunjukkan cinta padanya, membuat Daisy berharap akan masa depan yang cerah. Dan ternyata Alexander menebusnya lalu membawanya tinggal di sebuah penthouse mewah. Namun, Daisy harus menelan kenyataan pahit ketika mengetahui bahwa Alexander yang dia cintai adalah milik orang lain. Fakta itu membuatnya mengingat masa lalu ibunya yang hanya tertipu habis-habisan oleh cinta ayahnya. Itu membuatnya semakin sulit untuk mempercayai orang-orang yang baik padanya karena selama ini dia merasa hanya selalu ditipu. Mengetahui hal tersebut, Daisy memutuskan untuk pergi dan mengakhiri hubungannya dengan Alexander. Namun melarikan diri dari Alexander bukan berarti dia akan bebas, karena dia malah ditangkap oleh pengawal Nicole dan kembali ke rumah bordil. Alexander, yang tergila-gila pada Daisy, membelinya lagi dari mucikari dan mengurungnya di sebuah rumah mewah. tapi kelakuannya seenaknya, sehingga gadis itu merasa sakit dan tidak merasakan cinta lagi. Dia berusaha keras untuk melarikan diri sampai akhirnya dia berhasil. Alexander yang tidak terima dengan kepergian Daisy, memerintahkan para preman untuk mencarinya. pria itu melakukan segala yang dia bisa untuk mendapatkan gadis itu kembali karena dia merasa telah membayar mahal dan pantas untuk memilikinya. Baginya, gadis itu adalah kesenangan yang telah dibelinya yang tidak boleh hilang begitu saja. Akankah Daisy bisa terus lari dari kejaran Alexander? Akankah ia bisa menemukan kebahagiaan dan kebebasan, bahkan menemukan pria yang benar-benar menerimanya dengan tulus? Disinilah perjuangan Daisy akan ditulis sampai akhir.... story by me art by pinterest

Chapter 1Gadis di dekat jendela

Seorang pria yang terlihat sangat rapi dan berwibawa memakai jas hitam, sedang berdiri di dekat mobil hitam bersama temannya yang memakai jas abu-abu. Tatapan pria itu tertuju pada rumah mewah dua lantai di dekatnya, tatapannya fokus pada jendela lantai atas.

"Tempat apa ini?" tanya pria berjas hitam itu.

"Itu rumah bordil... hanya orang elit yang bisa masuk ke sana," jawab pria berjas abu-abu itu.

"Gadis-gadis di sana cantik sekali. Dan yang berdiri di dekat jendela adalah Daisy... Dia yang paling cantik di sana.. butuh $2000 untuk bisa bersamanya selama satu jam," jelasnya.

Pria yang mengenakan jas hitam melihat kembali ke jendela, menyadari bahwa ada seorang gadis cantik berdiri di sana, tampak seperti sedang melamun.

"Dan jika kamu ingin mengajaknya keluar dari rumah bordil itu dalam semalam, mucikari di sana akan meminta sepuluh ribu dolar sebagai uang tebusan," jelas laki-laki berjas abu-abu itu lagi.

Pria berjas hitam itu tetap diam, terus menatap gadis di dekat jendela sambil membayangkan betapa istimewa dan cantiknya gadis itu ketika melihatnya dari dekat, bahkan terlintas dalam benaknya untuk membeli gadis itu, karena penasaran bagaimana pelayanannya.

___

Terdiam dengan tatapan kosong ke arah jendela sambil membuka sebagian gorden abu-abu, itulah yang dilakukan Daisy Deven Joyce yanf berada di kamarnya yang bernuansa monokrom. Gadis cantik itu terlihat begitu muram, mengenakan terusan dress putih kecoklatan dengan bahu terbuka, lalu membiarkan rambutnya yang berwarna pirang bergelombang terurai begitu saja.

'Jika saat itu ibu bisa meninggalkan tuan Fernando, mungkin dia masih hidup dan aku tidak pernah lahir di dunia ini,' batinnya sedih, mengingat masa kecilnya saat masih bersama ibunya yang sudah meninggal saat dia berumur 10 tahun tepatnya.

Flashback on..

Di sebuah ruangan bernuansa klasik yang didominasi warna coklat tua, Daisy kecil duduk di kursi dekat meja rias, menatap ke cermin, menatap pantulan dirinya dan ibunya yang sedang menghias rambutnya. Gadis kecil itu begitu cantik seperti seorang putri mengenakan gaun berwarna putih keemasan dengan wajah yang dipoles menggunakan make-up tipis, selalu mengenakan bando yang terbuat dari rangkaian bunga kecil.

"Saat bertemu dengannya, kamu harus bersikap sopan dan menunjukkan bahwa kamu adalah gadis yang baik dan penurut," ujar ibunda Daisy, Deven.

"Apa dia akan membawa kita pergi dari sini?" tanya Daisy dengan suaranya yang masih sangat imut.

"Hmm...mungkin," jawab Deven santai.

"Mungkin kalau dia membawa kita pergi dari sini, kamu tidak perlu bekerja di kafe ... aku juga tidak perlu menjadi pengamen jalanan," kata Daisy sambil membayangkan hidupnya akan lebih mudah setelah bertemu dengan ayah kandungnya yang selama ini tidak pernah bertemu dengannya.

Deven menghela nafas, menatap Daisy dengan perasaan yang sangat sedih karena dia belum bisa memberikan kehidupan yang layak untuknya. Wanita yang berusia sekitar 30 tahun ini merasa gagal sebagai seorang ibu karena tidak bisa menjamin masa depan putrinya. Lagi pula, ayah putrinya memiliki istri dan anak di kota lain, sehingga dia memiliki firasat bahwa mungkin putrinya tidak akan pernah mendapat perhatian dari ayahnya, namun dia masih selalu berharap bahwa firasat itu tidak pernah terjadi.

"Kalau kamu tidak mau jadi pengamen lagi, tidak apa-apa," katanya lalu mengecup kepala putrinya. "Biarkan ibu yang bekerja ... Kamu hanya bermain di rumah menikmati masa kecilmu ... Atau ikut bibi Jane memetik bunga di taman."

"Atau haruskah aku pergi dengan ayah?"

"Jangan terlalu berharap," kata Deven dengan suara sangat rendah seolah menunjukkan bahwa tidak ada harapan. Wanita itu berjalan keluar kamar, meninggalkan putrinya sendirian di sana. Daisy menghela nafas, terdiam sedih karena dia menginginkan kehidupan yang lebih baik tetapi ibunya tidak bisa melakukan apa yang diinginkannya. Dia tidak bisa memaksa ibunya karena dia tahu bahwa ibunya cukup sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Setelah hampir satu jam berada di kamar dan bermain dengan bonekanya, Daisy keluar dari kamar dan melihat seorang pria sedang berbicara dengan ibunya.

"Ayah," panggilnya. Deven segera bangkit dari kursi dan menghampiri Daisy yang berdiri di dekat pintu kamar, lalu membungkuk menatapi.

"Sayang, lebih baik kamu kembali ke kamarmu," katanya. "Tapi aku ingin bersama ayah," kata Daisy sambil melirik pria yang duduk di kursi yang menatapnya dengan tatapan datar. Dia jadi agak-agak takut, pastinya dia berpikir kenapa pria yang dia kira sebagai ayahnya itu seperti tidak menyukainya.

"Kamu bisa bersamanya nanti, setelah ibu selesai berbicara dengannya," seru Devan dengan tatapan tidak nyaman.

Daisy mengabaikan kata-kata ibunya. Dia segera menghampiri ayahnya yang bernama Fernando, yang langsung berdiri dan menatapnya dengan serius. Gadis kecil itu terdiam ketakutan karena tatapan ayahnya seolah mengisyaratkan bahwa dia memang tidak boleh mengganggu pembicaraan ayahnya dengan ibunya.

"Aku membaca suratmu setiap minggu," katanya pelan.

Fernando menoleh melirik Deven yang langsung menundukkan kepalanya. 'Aku bahkan belum mengirim surat selama ini,' pikirnya.

"Ibu bilang, kamu punya rumah yang bagus di kota lain. Apakah kamu akan membawaku ke sana hari ini?" tanya Daisy, tatapannya penuh harapan. Tentu saja dia seperti anak-anak lain yang berharap bahwa ayahnya bisa memberikan kehidupan yang baik untuknya, melindunginya dan menyayanginya.

Fernando kembali menatap Deven.

"Jangan memarahinya," kata Deven ketakutan. Fernando kembali menatap Daisy, lalu meletakkan tangannya di bahu kanannya. "Sayang, lebih baik kamu keluar. Tidak baik mendengar pembicaraan orang dewasa," serunya dengan tatapan ambisius.

Kecewa karena tidak mendapat jawaban tapi malah diusir, akhirnya Daisy keluar dari rumah.

Deven kembali menghampiri Fernando yang melirik ke arah Daisy hingga tidak terlihat karena sudah melewati pintu utama sederhana yang terbuat dari kayu berwarna coklat tua.

"Jika kamu tidak bisa membawanya pergi dari sini untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, lalu apa tujuanmu di sini?" tanya Deven sambil menatap Fernando yang tampak gagah mengenakan seragam biru tua bak tentara, karena ada beberapa gelar yang melekat di dada dan bahunya.

Fernando memalingkan muka sambil memasukkan tangannya di saku samping celananya. "Aku tidak berniat mengubah nasibmu ataupun dia. Jadi jangan terlalu berharap terlalu banyak."

"Apa maksudmu?" tanya Devan dengan kening berkerut.

"Aku tidak akan melakukan apa pun untukmu selain mengusirmu dari kota karena aku tidak ingin gadis kecil sialan itu mengganggu hidupku dengan keluargaku yang akan pindah ke sini," jawab Fernando dengan santai.

"Apa? kamu dan keluargamu akan pindah ke kota ini, lalu kamu ingin aku dan putri kita meninggalkan kota ini? Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu begitu tega, picik, apa kamu tidak memikirkan bagaimana nasib kami nanti?" Deven bertanya-tanya dengan kesal dan tatapan penuh kebencian pada Fernando yang terlihat begitu sombong.

Fernando langsung menatap Deven. "Kenapa aku harus memikirkan kalian? Bukankah aku sudah mengatakan dari awal bahwa hubungan kita tidak memiliki masa depan karena aku sudah punya istri dan anak? Di sini kamu yang bodoh karena kamu menjaga kehamilanmu sampai kamu melahirkan anak yang tidak pernah aku inginkan itu! sekarang atau kapan pun dia tidak akan pernah menjadi tanggung jawab ku karena aku tidak pernah menginginkannya. dan masalah masa depannya bukan urusanku!"

Plakk...

Deven langsung menampar wajah Fernando dan menatapnya dengan amarah dan nafas yang terengah engah. "Kamu merayuku, kamu memberiku janji manis lalu kamu mencampakkanku saat aku hamil... lalu sekarang kamu ingin aku pergi dari sini agar kamu hidup nyaman bersama keluargamu di sini..." Deven mendorong Fernando kesal. "Kamu egois, kamu penipu….Kamu telah menghancurkan hidupku!"

"Itu karena kamu bodoh!" Teriak Fernando, mendorong Deven hingga jatuh lantai di dekat meja. "Aku sudah menjelaskan bahwa kita tidak akan memiliki masa depan... Aku tidak akan pernah mengakuimu sebagai cintaku, aku tidak akan pernah mengakui gadis kecil sialan itu sebagai putriku karena itu bisa menghancurkan hidupku!"

Deven menangis tersedu-sedu, tak kuasa menahan rasa sedih dan sakit hatinya karena perlakuan Fernando. "Kamu takut hidupmu hancur karena aku, tapi kamu menghancurkanku lebih dulu! Di mana belas kasihmu, Fernando? Mengapa kamu begitu tega padaku?"

Fernando memalingkan wajahnya. "Karena aku tidak pernah benar-benar mencintaimu, Deven. Kamu hanya kekasihku, dan sekarang sudah berakhir. Kamu dan gadis kecil sialan itu harus segera meninggalkan kota ini karena aku tidak ingin dia mengacaukan hidupku."

"Tapi, Fernando..."

"Aku akan memberimu uang yang cukup banyak agar kamu bisa meninggalkan kota ini dan mencari tempat baru. Setelah itu jangan pernah mencariku atau mengingatku….Anggap saja kita tidak pernah bersama dan tidak ada anak di antara kita," kata Fernando sebelum Deven menyelesaikan kalimatnya. "Aku tidak mungkin melakukan itu.. Terlalu sulit. Mencari tempat baru berarti harus mencari pekerjaan baru," kata Deven sambil menangis.

"Itu bukan urusanku karena yang terpenting kalian harus meninggalkan kota ini!" seru Fernando tegas lalu menunjuk ke arah Deven. "Jika kamu menolak, tidak apa-apa! Tapi mungkin besok kamu akan melihat gadis sialan itu tidak bernapas lagi!" Mata Dean membelalak sesaat, lalu berdiri. "Apakah kamu akan membunuhnya?" Dia bertanya. Fernando memalingkan wajahnya, lalu menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak punya pilihan lain." Deven semakin merasa hancur dan kecewa, dan langsung mendorong Fernando ke tembok dan memukulinya dengan tangan kosong. "Kamu jahat, kamu ayah yang buruk!"

Deven terus memukuli Fernando dengan tangannya sambil menangis. Fernando tidak tinggal diam, berusaha menghindari pukulan Deven hingga mendorongnya dan menamparnya berkali-kali sambil memakinya dengan suara keras. Daisy yang sedang berada di teras, tidak bisa memungkiri bahwa dia mendengar suara perkelahian di dalam rumah. Dia menangis karena mendengar suara ibunya yang menangis bahkan berteriak, dan suara pukulan juga dia dengar. Itu membuatnya merasa ingin masuk dan membantu ibunya tetapi dia sangat takut.

Flashback off

Você também pode gostar

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urbano
4.9
1020 Chs

Ketika Cinta Menemukan Tuannya

"Aku Mencintainya, walaupun aku tahu kalau itu berbahaya! " ............... Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang wanita asal Indonesia yang memiliki pengalaman buruk akan cinta. Calon suaminya terpaksa harus menikahi sepupunya disaat undangan pernikahannya sudah tersebar. Ditengah ke malangan nya itu, ia melarikan diri ke Korea Selatan. Di Hari pertamanya ia malah bertemu dengan Kim Lion yang merupakan lelaki kejam yang berkuasa di Seoul. Kim Lion menjalankan perusahaan milik keluarganya sebagai CEO di KI Grup yang merupakan salah satu perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan. Sayangnya, Kim Liom adalah lelaki sombong yang menganggap dirinya paling sempurna sehingga tidak ada wanita yang pantas untuk menjadi pendampingnya. Suatu hari Kim Lion bertemu dengan gadis yang aneh dan terlihat sangat biasa. Gadis itu adalah satu-satunya wanita yang membenci Kim Lion karena selalu mengusik hidupnya yang tenang, dia adalah Nana perempuan mungil asal Indonesia yang tidak cantik dan tidak juga jelek. Semenjak bertemu dengan Nana, Lion pun merasa resah dan tidak tenang karena ia selalu memikirkan Nana seperti orang gila. Kim Lion menggunakan segala cara agar Nana menjadi miliknya sehingga pada suatu hari, Nana terpaksa menjadi pelayannya. Kim Lion tahu kalau dia jatuh cinta sama Nana, namun dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. .......................................................................... "Dasar Iblis, apa yang kamu inginkan dariku?". Nana melotot ketika melihat Kim Lion memblokir tubuhnya di dinding kamar mewah itu. "Kenapa kamu selalu menolakku?". Wajah Lion semakin mendekat sehingga Nana merasa Frustasi. "Kenapa aku harus menerima Iblis sepertimu?". Nana memberanikan diri menantang tatapan jahat Kim Lion. "Karena Aku adalah Kim Lion. Lelaki tampan dan kaya raya yang dipuji oleh semua wanita. Jika kamu bersamaku, maka aku pastikan akan membuatmu menjadi wanita paling beruntung. Bagaimana?". Jawab Kim Lion sambil tersenyum licik. ......................................................................... Bagaimana dengan Nana? Akankah Dia mau hidup bersama lelaki kasar dan sombong seperti Kim Lion? Atau, dia memilih lelaki lain yang merupakan musuh sekaligus sahabat Kim Lion yang super baik dan tampan?. Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau Kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan Komentar atau Review dari kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading! Instagram. @azzahra_tina mampir Juga di Karyaku yang Lain. 1.Istri Kecil Tuan Ju 2. Pelengkap Hidupku. 3. Flower Of Evil

Tinaagustiana · Urbano
4.9
1120 Chs

Setelah Semua Dirampas, Dia Kembali Sebagai Dewa

[Manis, Memuaskan, dan Penuh Gairah; Manja Berkelompok; Siksa Para Playboy] Si Fuqing membuka matanya untuk menemukan bahwa keberuntungannya telah dicuri. Semua orang juga ingin dia keluar dari industri hiburan. Setelah mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup, kali ini dia hanya ingin berdiam diri. Namun, beberapa orang yang tidak tahu diri terus mencoba memanfaatkan ketenarannya tanpa memiliki bakat yang sebenarnya. Ini tidak bisa dibiarkan. Dia harus melakukan sesuatu tentang mereka. Si Fuqing mencubit pergelangan tangannya dan mengambil tindakan. Setelah itu, internet mengecamnya karena cukup tak tahu malu untuk mendekati Yu Yao, dan bahwa kehidupan pribadinya tidak pantas, tapi… Seorang penyanyi internasional: Saya bisa berdiri di sini hari ini semua karena Qingqing. Seorang selebriti pria papan atas: Jauhi adik saya #YuYao Sebuah saluran olahraga internasional resmi: Selamat kepada Si Fuqing karena mengamankan medali emas pribadi ke-13. Semula, Yu Yao tidak memperhatikan Si Fuqing. Tapi ketika dia kemudian mengetahui kebenaran dan menyesal, bahkan berlutut agar Si Fuqing meliriknya lagi, dia hanya bisa memposting status di media sosial dengan mengatakan, [#SiFuqing, Halo, Bibi Kesembilan]. Hari itu, internet lumpuh. Dalam catatan sejarah, Kaisar Yin terkenal di usia muda. Dia sempurna, kuat, dan penyayang. Namun, dia meninggal pada usia 27 tahun karena penyakit, hanya menjalani kehidupan singkat tanpa istri atau anak. Bagi banyak orang, dia adalah Adonis yang tak terjangkau. Tidak ada yang tahu bahwa ketika dia membuka matanya sekali lagi, dia terbangun di masa depan di mana 1500 tahun telah berlalu. Kali ini, dia melihat gedung-gedung tinggi yang pernah dia bayangkan sebelumnya. Segera setelah itu, identitas Kaisar Yin terungkap. Ketika Si Fuqing mengetahui bahwa idolanya berada dalam jangkauan, dia sangat terkesan sehingga dia ingin... Si Fuqing: Saya akan bekerja keras! Kaisar Yin: Balas aku dengan tubuhmu. Si Fuqing: ??? 'Di sini saya mencoba bekerja keras, tapi Anda malah menginginkan saya?' Seorang dewi serba bisa dan cantik x Seorang kaisar yang tegas dan mulia Dari dicibir di internet, menjadi nomor satu saat dia melawan Adonisnya satu lawan satu.

Qing Qian · Urbano
Classificações insuficientes
393 Chs

APOIO