Daisy langsung mendapat tamparan keras dari Nicole. Dia memegangi pipinya yang terasa panas, nafasnya tertahan oleh emosi, kesal dan muak dengan keadaan dan sikap mucikari itu...
"Kamu tidak berhak memilih jalanmu karena kamu hidup di bawah naunganku, Daisy Deven Joyce!"Nicole berkata dengan tegas dan matanya melotot. "Kamu harus tinggal di sini karena kamu harus membayarku karena aku yang sudah merawat dan membesarkanmu!"
"Tapi aku tidak pernah meminta untuk berada di bawah naunganmu, aku tidak pernah memintamu untuk menjagaku sejak kecil!" kata daisy kesal, mengingat masa-masa sulit yang dia alami ketika dia berusia 10 tahun, tepat ketika ibunya meninggal.
Nicole menatap Daisy yang memberontak, menginginkan kebebasan sementara dia membutuhkannya sebagai bahan untuk mendapatkan uang. Dia pikir tidak mungkin membiarkan gadis itu bebas, karena dia adalah primadona di rumah bordil itu, tidak seperti gadis lain yang tidak bisa menghasilkan banyak uang untuknya.
"Kamu bertingkah seperti dewi keberuntunganku dewi penolongku, itulah mengapa aku ingin ikut dengan kamu ketika ibu meninggal. Jika aku tahu kamu hanya akan menjadikanku sebagai budakmu, aku tidak akan mau tinggal bersamamu!" kata Daisy kesal, menatap Nicole dengan kebencian. "aku menyesal, aku menyesal pernah menganggapmu sebagai penolongku, aku menyesal tinggal bersamamu. Jika aku bisa memilih, aku lebih suka menjadi gelandangan daripada di sini menjadi budakmu!" lanjutnya.
Plakkk...
Sekali lagi Nicole menampar Daisy. Dia menjambak rambut gadis itu sampai dia mendongak, lalu menatapnya dengan tatapan tajam.
"Penyesalanmu dan cerita masa lalumu tidak akan pernah mengubah apa yang terjadi sekarang, jadi terima saja takdirmu karena kamu harus membayar jasaku padamu selama ini!" Nicole berkata dengan tegas, menggertakkan giginya yang rapi. "Kamu harus ingat selama ini kamu di sini hidup dengan baik. Pakaian bagus, makanan enak, dan tidak harus melakukan pekerjaan rumah….semua yang kamu dapatkan di sini masih dengan mengorbankan tubuh Anda, hanya dengan melayani pelanggan pria… Dan aku yakin saat kamu melayani mereka, kamu juga merasakan kesenangan. Jadi terima saja takdir ini... .tidak perlu repot-repot ingin mengubah nasib, inilah nasibmu!"
Daisy hanya berdiri di sana dengan pasti, sedikit terdorong oleh emosi, dan juga menahan rasa sakit karena rambutnya dijambak oleh Nicole.
Nicole melepaskan tangannya dari rambut Daisy, lalu mendorongnya hingga tersungkur ke pintu.
"Jacob!" teriak Nicole.
Pintu terbuka,seorang laki-laki bertubuh kekar dengan berewok lebat dan berambut agak gondrong, berpakaian seperti preman, datang memasuki ruangan.
"Jacob, seret dia ke kamarnya. Buat dia mau berdandan sendiri karena ada tamu penting yang akan menemuinya!"
Nicole berkata dengan berteriak.
Jacob berjalan ke arah Daisy yang masih terduduk di lantai, lalu meraih tangannya dan menariknya dengan sangat kasar. dia menyeret gadis itu dengan cepat ke kamar, melintasi ruang makan di mana ada beberapa gadis yang sedang menikmati makanan mereka.
"Lepaskan aku, aku bisa berjalan sendiri!" teriak Daisy, melepaskan cengkeraman Jacob pada tangannya.
Jacob menolak untuk melepaskan cengkeramannya pada Daisy. Dia terus menyeret gadis itu sampai mereka tiba di depan kamar kemudian membuka pintu dan membawanya masuk dan mendorongnya ke tempat tidur.
Daisy jatuh di tempat tidur. dia meringis kesakitan sambil memegangi lengannya yang sakit karena terbentur sudut ranjang.
"Kamu harus cepat mempercantik dirimu, karena jika tidak maka kamu harus melayaniku malam ini!" kata Jacob dengan tatapan tajam sambil menunjuk wajah Daisy.
Daisy hanya diam, merasa kesal. 'Aku tidak akan pernah melayani orang sepertimu. Kamu menjijikan!'
Jacob segera keluar dari kamar lalu menutup pintu dengan sangat keras.
Daisy sedikit terkejut, melirik pintu dengan perasaan gelisah. dia terlihat seperti ingin menangis seperti dia ingin berteriak seperti dia ingin memberontak tetapi ini adalah hal-hal yang tidak boleh dia lakukan karena itu bisa membuatnya dihukum. gadis itu beranjak duduk di tepi tempat tidur lalu mengambil kotak kecil yang tersedia di meja dekat tempat tidur.dari dalam kotak kecil itu, Daisy mengambil kalung ibunya.
"Andai aku bisa seperti kupu-kupu yang bisa terbang bebas lalu mencari bunga yang indah untuk menemukan madu yang manis….mungkin aku akan bahagia seperti mimpi ibu," bisik Daisy sambil menatap liontin berbentuk kupu-kupu. dia tidak bisa menyangkal bahwa dia mulai mengingat wajah ibunya, mengingat kenangan masa kecil ketika ibunya masih hidup dan merawatnya penuh kasih sayang. dia. " jika ibu tahu bagaimana keadaanku sekarang, mungkin ibu akan mencoba membantuku dan membawaku pergi ke tempat yang aman," lanjutnya dengan sedih.
___
Setelah menahan emosinya karena kesal dengan Daisy, Nicole bertemu dengan para gadis yang sedang menikmati makan di ruang makan. Wanita paruh baya duduk di kursi utama yang disiapkan khusus untuknya, lalu memandangi para gadis yang berjumlah sekitar lima gadis berusia sekitar 21 hingga 25 tahun dan berpenampilan menawan.
"Jangan pernah mencoba bersikap seperti Daisy karena aku tidak akan segan-segan membuat kalian tidak bisa hidup damai lagi!" ucap Nicole dengan tatapan datar.
"Sampai sekarang pun kami tidak tenang sama sekali karena pelanggan selalu kasar kepada kami," kata Clarissa dengan ketus.
"Benar apa yang dikatakan Clarissa. Seharusnya madam membuat kesepakatan dengan pelanggan untuk tidak menyakiti kita agar kita tidak merasa malas untuk melayani mereka!" kata gadis lain bernama Bella.
"Karena jika mereka menyakiti kita dan kemudian kita terluka, itu sama saja membuat kita tidak bisa bekerja lagi dan tentunya madam akan merasakan kerugiannya," kata Clarissa lagi sambil melirik Nicole yang terdiam dengan tatapan angkuhnya.
"Kamu tidak perlu banyak mengeluh.. kaliam hanya perlu melakukan apapun yang mereka inginkan karena mereka sudah membayar mahal kaliam," seru Nicole ketus. "Masalah mau berperilaku buruk atau tidak... Mungkin nanti akan aku diskusikan dengan mereka," lanjutnya.
Drett ... Drett
Terdengar suara dering ponsel,
Niicole merogoh saku dress-nya untuk mengeluarkan ponselnya, lalu melihat panggilan masuk dari nomor tak dikenal. dia segera menjawab panggilan itu sambil melirik gadis-gadis itu.
"Halo?"
"Saya akan tiba di sana dalam waktu sekitar 15 menit ....saya ingin Daisy siap karena saya akan membawanya pergi," kata seorang pria melalui telepon.
"Kamu akan membawanya pergi? Itu berarti kamu harus membayar harga yang sangat tinggi dan memberikan jaminan bahwa kamu akan mengembalikannya kepadaku lagi?"
"Madam Nicole, Anda tidak perlu khawatir karena saya sudah mentransfer $10.000 ke nomor rekening Anda."
Nicole tiba-tiba tersenyum memikirkan banyak uang yang bisa dihasilkan hanya dalam satu malam, hanya dengan memberikan Daisy atau salah satu gadisnya kepada seorang pria kaya.
"Baiklah..... Saya akan memastikan dia sudah siap ketika kamu sampai di sini," katanya dengan antusias.
"Tepati janjimu," kata pria itu, lalu sambungan terputus.
Nicole meletakkan kembali ponselnya lalu aku berpakaian, lalu melihat para gadis yang meliriknya dan ada yang saling berbisik.
"Kamu harus belajar dari Daisy supaya kamu bisa mendapatkan pelanggan kaya seperti dia," ujarnya kemudian fokus pada Clarissa. "Clarissa. Lebih baik kamu pergi menemui Daisy sekarang. Katakan padanya untuk bersiap karena pria yang membelinya akan segera datang," lanjutnya
"Oke, madam," kata Clarissa, cepat-cepat beranjak berdiri dan berjalan keluar dari ruang makan.
Nicole pergi ke ruang tamu, sementara para gadis lainnya bermain di ruang makan, menikmati makanan mereka dan mengobrol, mendiskusikan cara mendapatkan pelanggan kaya seperti Daisy.