webnovel

GITA

Autor: Knisa
Urbano
Concluído · 119.8K Modos de exibição
  • 316 Chs
    Conteúdo
  • 5.0
    12 Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Tags
3 tags
Chapter 1BARRA DWIKARYA SANJAYA

Suara azan bergema membelah kesunyian langit yang masih gelap. Tidak ada suara lain selain suara azan dari Masjid di dekat rumahnya dan kokok ayam jantan peliharaan Ibu sambungnya.

Pelan-pelan Barra membuka mata setelah mendengar suara merdu yang menjadi alarmnya setiap hari. Beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Tak lupa berwudhu sebagai persiapan untuk sujud paginya.

"Allahu Akbar!" ucap Barra mengumandangkan takbir sambil mengangkat tangan ke atas awal mula Shalat Subuhnya dimulai.

Bara Dwikara Sanjaya, pemuda 23 tahun yang lahir dari keluarga sederhana dengan seorang kakak perempuannya. Mereka tinggal bersama Pak Dani Sanjaya dan ibu sambung mereka bernama Wulan. Ibu kandung mereka meninggal dunia saat Barra menginjak kelas tiga Sekolah Menengah Pertama.

Empat tahun kemudian, Pak Dani menikah kembali dengan perempuan paruh baya yang masih gadis.

Ditinggal oleh ibu kandungnya, meninggalkan sedih yang mendalam. Belum lagi Barra dan kakaknya harus berada dalam satu rumah dengan istri baru ayahnya. Menjadikan Barra seorang pria yang mandiri, soleh dan gigih.

Tidak ada tumbuh dihatinya rasa sakit hati kepada ibu sambungnya yang selalu mengomel setiap hari. Dia sadar, semua yang dialaminya sampai saat ini adalah bagian dari rencana Allah yang baik bila ia mau ikhlas dan tetap berprasangka baik pada Allah.

Barra juga tidak pernah melawan perkataan ibu sambungnya walau setiap lontaran kata sangat menyayat hati dan begitu menyakitkan.

Barra selalu menanamkan dalam hatinya, 'Bu Wulan juga istri ayah, dia yang mengurusi keperluan ayah, jadi dia juga ibuku. Bila ayah bahagia, aku juga bahagia,'

Namun berbeda dengan sifat Barra, akak perempuannya, Bunga, sangat membenci Bu Wulan.

Dari awal mula pernikahan ayah mereka, selalu saja ada problem, selalu saja ada keributan dan pertengkaran.

Barra yang memang tumbuh di keluarga yang patuh beragama, menyibukkan dirinya dengan mengikuti pengajian setelah selesai bekerja.

Hatinya tenang bila berkumpul dengan orang orang tua yang membahas ilmu- ilmu agama daripada merebahkan tubuh lelah sehabis bekerja di rumah, dan mendengar kegaduhan kakak dan ibu sambungnya.

Bersama Sayuti, Ardi, dan Ando, teman sekolah dan sepermainannya. Empat sekawan ini tampak kusyuk mendengarkan cerita-cerita Islami yang diajarkan Guru pengajian mereka.

Seperti biasa, Kamis malam, Barra menghadiri pengajian bersama tiga temannya. Empat serangkai itu termasuk yang paling muda di antara para bapak dan orang yang lebih tua di sana.

Namun malam ini berbeda. Dilihatnya Pak Hasan bersama gadis kecil mungkin berumur belasan tahun. Gadis kecil yang tenang mendengarkan pengajian dan ikut solat berjamaah di belakang saf laki-laki.

Ya, karena memang pada saat itu para ibu tidak ada yang datang mungkin ada keperluan di rumah mereka masing-masing.

Di akhir acara, Pak Hasan berpamitan dengan para jemaah pengajian. Sambil bersalaman dan berpelukan yang menunjukkan kasih sayang antar jemaah.

Tak ketinggalan putrinya juga ikut menyalami para orang tua di sana. Dan sekarang giliran si kecil menyalami Barra.

"Namanya siapa dek?" tanya Barra.

"Gita, Mas, " jawab gadis itu.

"Semoga jadi perempuan solehah, ya Dek!" sambung Barra seraya mengusap kepala si kecil yang terbalut kerudung.

"Iya, Mas!" jawab gadis kecil itu kemudian pergi mengikuti langkah ayahnya.

Tak ada rasa apapun. Hanya rasa senang melihat remaja yang punya inisiatif ikut mengaji di tengah masa pergaulan yang bebas saat ini.

Di mana anak-anak yang lain sedang asik nonton tv atau bermain bersama teman sebayanya, gadis itu malah ikut pengajian bersama Ayahnya.

Unik? Ya, tentu saja.

Pengajian di hari Selasa diputuskan jatuh di kediaman Pak Hasan.

Seperti biasa sepulang kerja, Barra mencuci pakaiannya lalu mandi dan bersiap-siap untuk berangkat.

Dengan memakai baju koko, peci dan sarung yang dilipat dan disampirkan di bahu membuat kesan alim pada pemuda itu terpancar hingga meneduhkan hati siapapun yang memandang.

Tin tin tin!

Suara klakson sepeda motor Sayuti terdengar, yang menandakan tiga sahabatnya sudah tiba.

Dilihatnya dari jendela kamar, Ardi turun dari motor Sayuti, yang memang awalnya mereka berbonceng tiga.

"Bar! Yuk, buruan! Keburu azan magrib, nih! Entar kita masbuk lagi kalau kelamaan!" ajak Ardi yang melihat wajah temannya di balik jendela.

"Oke sebentar, aku tutup jendela dulu!" sahut Barra.

"Jangan dandan lagi loh, Bar! Ganteng-ganteng amat biar dilihatin siapa sih?" teriak Ando dari luar.

"Biar dilihatin dek Gita, mungkin!" sambil tersenyum Sayuti bercanda.

"Apaan sih, Yut? Anak kecil juga!" jawab Barra yang agak keberatan.

"Bu, Barra pergi ngaji, ya! Nanti malam kunci aja pintunya kalau Ibu mau tidur, Barra udah bawa kunci cadangan, kok! Assalamualaikum, Bu!" pamit Barra pada Bu Wulan yang langsung dijawab sang ibu dengan kalimat hati-hati.

Berangkatlah pemuda empat serangkai ke pengajian. Jarak yang mereka tempuh kurang lebih lima kilometer.

Sayuti berboncengan dengan Ardi. Sedangkan Barra mengendarai motornya membonceng Ando di belakang.

Tidak butuh waktu lama di perjalanan, lebih kurang lima belas menit. Itupun sudah santai sekali. Mereka tiba di kediaman Pak Hasan.

Dengan mengingat alamat yang sudah diberitahukan sebelumnya, mereka sampai di halaman rumah sederhana yg dimaksud, lalu memarkirkan sepeda motor mereka di bawah pohon sawo besar di ujung halaman rumah tersebut.

"Assalamualaikum!" salam empat serangkai secara bergantian seraya menyalami para orangtua yang duduk berjajar di dalam rumah.

"Yut, temenin aku ke wc gih, aku kebelet ini!" ajak Ardi pada temannya yang sedari tadi asik mendengar cerita seorang bapak di sebelahnya.

"Cek, apaan sih, lagi seru ni! Bapak itu cerita hantu! Bareng Barra noh! Dia melamun lagi tuh!" decak Sayuti sambil menunjuk ke arah Barra, yang sedari tadi duduk manis melamun.

Entah apa lamunannya. Mungkin saja Barra lelah masalah kerjaan, atau perseteruan kakak dan ibu sambungnya.

"Woi, Bar! Melamun aja, sih? Temenin aku gih, udah kebelet ni. Aku segan, baru pertama kesini, yuk!" sambil menepuk paha kiri Barra yang membuat Barra sadar dari lamunannya.

"Apaan sih? Ngagetin aja, barang mau pipis aja heboh amat! Yuk, ah buruan. Udah mau azan tuh! Aku juga mau wudu' lagi, tadi batal!" omel Barra.

Mereka menuju dapur rumah tersebut, namun bingung letak kamar mandinya ada di mana.

Diperhatikan oleh mereka, rumah bagian dalamnya cukup luas. Nampak ada tiga pintu yang tertutup. Mungkin saja itu kamar. Lalu nampak pintu yang agak berbeda yang diyakini adalah pintu kamar mandi.

Ketika hendak menuju kamar mandi, mereka dikagetkan dengan sapaan nyonya rumah itu.

"Cari apa dek?" tanya Bu Lela kepada dua pemuda tersebut.

"Mau numpang kamar mandi, Bu. Di mana ya, Bu?" jawab Barra segera.

"Oh, itu yang pintu biru, masuk aja kayaknya lagi kosong, itu!" tunjuk nyonya rumah.

"Iya, Bu. Numpang ya, Bu!" jawab Sayuti yang sudah hampir tidak bisa menahan lagi dan langsung masuk mengikuti Barra yang sudah lebih dulu masuk kamar mandi untuk berwudhu.

Você também pode gostar

Mendadak Menikah

Follow Instagram @sere_nity_lee untuk info novel terbaru Serenity Lee Juara 4 WPC 32 #59 Female Lead Menikahi Pria Asing || Vol 1-3 TAMAT ======================== "Jadi, Mas, dosen aku?" tanya Audia saat mereka berdua dalam perjalanan di dalam mobil pribadi Alvin. Alvin berdehem sekali. "Ya, begitulah." "Pantes aku, kok, kaya ngerasa kenal sama muka Mas Alvin," tutur Audia menyocokan memorinya. "Mas ngajar apa, ya?"  "Arsitektur." Audia menganggukan kepala sambil mulutnya membentuk huruf 'o'. 'Eh?  ....  Wait  ...  what?' Tiba-tiba syaraf-syaraf otaknya menekan memori di hipokampus. "Pak Mandala?" tanya Audia memastikan. Yang langsung mendapat anggukan dari Alvin. "No way!" jerit Audia tidak percaya. Matanya membulat menatap lekat Alvin. "Kenapa?" tanya Alvin heran. "Pak Mandala yang kutau, mengajar memakai kacamata. Kok, bisa beda banget, ya, tanpa kacamata?" ujar Audia masih tidak percaya, bahwa yang di hadapannya ini adalah 'pak Mandala yang itu'. Dosen angkuh, sok cool, pelit senyum, muka datar,  killer. Sangat berbeda dengan Alvin yang kini menjadi suaminya. Tak disangka 'pak Mandala yang itu' dan Alvin—suaminya, ternyata adalah orang yang sama. 'Orang menyebalkan itu ternyata suamiku?' batinnya. 'Oh tidaaaaaak!' * * *** Calon mempelai wanita mendadak mengundurkan diri dari pernikahan karena perjodohan. Kemudian kabur dan tidak diketahui kabar beritanya. Tinggallah sang calon mempelai pria terdiam terpaku di hadapan tamu undangan. Bimbang sesaat. Membatalkan akad nikahnya atau mencari calon mempelai wanita pengganti dadakan. Hingga netranya menangkap seorang wanita bergaun putih yang duduk di antara tamu undangan. Yang tak lain adalah mahasiswa di kampusnya tempat ia baru saja mengajar. Sebagai dosen pengganti. Bagaimanakah kelanjutan kisah pernikahan mereka ini? Akankah benih-benih cinta tumbuh di antara dua orang asing ini? Dengan segudang tanda tanya pada hati sang mempelai wanita, mengapa dirinya yang dipilih di antara sekian banyak wanita lajang lainnya yang turut hadir di pernikahan akbar anak salah satu pengusaha real estate terkenal di Indonesia itu. Cover www.freepik.com === SIMAK KOMENTAR DI SETIAP BAB, SUDAH TAYANG KUIS DADAKAN DAN BERHADIAH SOUVENIER MENARIK UNTUK PEMBACA SETIA MENDADAK MENIKAH ^^ MASUKKAN COLLECTION/TAP LOVE/ADD SEBELUM BACA. AGAR CERITA INI ADA DI DALAM DAFTAR BACAAN KAKAK DAN MENDAPAT NOTIFIKASI SAAT UPDATE BAB BARU ^^ DUKUNG TERUS CERITA INI YA KAK DENGAN MELEMPAR POWER STONE SI BATU BIRU UNTUK CERITA INI! — 1 POWER STONE NANTINYA KAKAK DAPAT 1 VOUCHER GRATIS LHO BUAT BUKA BUKU YANG TERKUNCI. JANGAN LUPA, REVIEW BINTANG 5 YA! MAMPIR JUGA KE CERITAKU YANG LAIN YA KAK: 1. Elegi Cinta Asha 2. ALISHA (PRETENDING) 3. Zarina the Abandoned CEO 4. Terpotek Cinta CEO Botak tapi Ganteng 5. Annethaxia Luo Putri Negeri Salju 6. Saat Kita Muda 7. Angela the Alpha's Mate TERIMA KASIH

Serenity_Lee · Urbano
5.0
245 Chs

Genius Wife & Superstar Husband

[ Completed Novel ] Aku akan menikahimu dengan satu syarat: Pernikahan kita harus dirahasiakan! Carolina Akai adalah seorang mahasiswi yang tidak sengaja memasuki kamar hotel lain ketika sedang berpesta dengan teman-temannya. Di dalam kamar itu, dia tidak sengaja melakukan cinta satu malam. Awalnya Carolina berpikir dia tidak akan menemui pria berambut merah itu lagi, tapi siapa yang mengira bahwa pria berambut merah itu adalah CEO sementara perusahaan tempat dia akan melakukan magang? Dan yang lebih parahnya lagi, pria itu ternyata adalah Aktor Korea Selatan, membuat kehidupan kampus Carolina yang tadinya tenang, kini dikelilingi oleh fans-fans pria itu yang ingin meminta bantuannya! Ethan Nam sama sekali tidak mengira dia akan bertemu dengan wanita yang tiba-tiba masuk ke kamarnya dan menggodanya di kantor milik papanya! Melihat wanita itu yang berpura-pura tidak mengenalnya setelah mereka menghabiskan malam yang begitu menyenangkan, Ethan merasa kesal dan terus memanggil anak magang itu ke ruangan miliknya. Tiba-tiba Ethan mengetahui bahwa anak magang itu ternyata hamil setelah apa yang mereka lakukan dan bersedia untuk bertanggung jawab dengan menikahinya. Tapi bukannya Carolina langsung setuju dan berterima kasih karena Ethan mau bertanggung jawab, wanita itu memberikan syarat bahwa dia akan menikahinya jika pernikahan mereka dilakukan secara rahasia? Kira-kira bagaimanakah kehidupan pernikahan Ethan dan Carolina yang terjadi karena sebuah kecelakaan? Apakah pernikahan itu akan berlangsung lama? Lalu kenapa Carolina ingin merahasiakan pernikahan mereka? Bagaimana dengan karir Ethan yang merupakan seorang aktor di Korea Selatan? Apakah karirnya akan baik-baik saja ketika dia memutuskan untuk menikah padahal dia adalah aktor yang baru terkenal? *** Perhatian! Dalam beberapa bab ada konten dewasa, di awal-awal cerita tidak terlalu vulgar (?) tapi di akhir-akhir mulai ada vulgarnya xD Diharapkan para pembaca bijak dalam membaca! Cek ceritaku yang lain yang berbahasa Indonesia: 1. Genius Wife & Superstar Husband 2. Kisah Cinta Vampir Wanita

FallenAngel4869 · Urbano
4.9
676 Chs
Índice
Volume 1
Volume 2 :VOLUME 2
Volume 3 :VOLUME 3

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Gostava
Mais recente

APOIO