webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urbano
Classificações insuficientes
316 Chs

PEREMPUAN TERCINTA SETELAH IBU

"Selama ini… Dia selalu ada walau tidak menoleh padaku sekalipun…"

"Aku bak transparan yang hanya dilihat sekilas olehnya. Itu juga saat suaraku memanggil namanya, jika tidak, senyum singkatnya itu tidak mungkin kulihat di seperdetik bahagia itu…"

"Aku menyukainya sejak pertama kali aku melihatnya. Aku mencintainya setelah aku sadar hanya wajahnya yang selalu kupikirkan,"

"Ya Allah… Dosa kah aku, jika menaruh rasa pada gadis yang bahkan tidak menghiraukanku itu? Kalau tidak salah, coba bisikkan padaku kapan hari di mana aku bisa memiliki senyum dan bahagia bersama dengannya, Ya Allah?"

Sembari mengusap air matanya dengan tissue dan membalikkan lembar buku diary bersampul cokelat muda di tangannya, tangannya kembali menggenggam tangan Barra lagi dan Gita melanjutkan bacaannya lagi.

"Entah dengan cara yang bagaimana aku menyampaikan rasa syukurku padamu, Ya Allah? Bahkan sujud tubuh manusia penuh dosa ini masih sangat sangat tidak pantas dan kurang di hadapanmu…"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com