webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urbano
Classificações insuficientes
316 Chs

MENGAKUI Part 2

"Aku terpaksa ngelakuin itu semua karena setiap pemikiran aku buat keluar dari permasalahan itu nggak berguna dan ditolak Kristin. Aku terpaksa nikahin Kristin karena dia mengandung anak aku, Gita. Kristin hamil anak aku. Itulah sebanya aku nikah-"

PLAK!!!

Sebuah tanparan keras dari Gita mendarat di pipi Sean dengan sempurna sebelum Sean menyelesaikan kalimatnya.

Sean terdiam seakan mengerti apa yang diterimanya saat ini adalah balasan yang masih jauh dari kata setimpal.

Tanpa berucap apapun lagi, Gita menjauh dari Sean dan berjalan keluar dari kamarnya dengan wajah berderai air mata.

"Kenapa cuma tampar aku sekali, Gita? Aku bahkan pantas terima pukulan kamu beratus kali setelah apa yang udah aku buat sama kamu," gumam Sean yang memandangi sosok istrinya yang menghilang di balik pintu.

***

Di tengah malam yang dingin, Barra masih duduk di pinggiran kolam renang di halaman belakang rumah Wanda.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com