Sean melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Tanpa menuju ke kamar, Gita sudah terlihat duduk di sofa ruang tamu mereka dengan diam. Sean mendekati Gita dan duduk di sampingnya.
"Apa yang mau kamu bilang sama aku, Git? Mau nyangkal kalau kalian memang jalan di belakang aku, kan?" tuduh Sean tanpa bertanya lebih dulu, "Aku kira kamu istri yang baik, tapi nyatanya enggak! Aku salah nilai kamu. Aku kecewa sama kamu, Gita!" lanjut Sean berucap kecewa pada Gita yang masih diam dengan genggaman tangan yang sejak tadi mengepal tertahan.
"Udah? Udah cukup tuduhan kamu sama aku, kan? Atau masih ada lagi yang belum kamu keluarin buat sudutin aku, Kak?" tanya Gita mencoba untuk tenang meski kenyataannya tubuh Gita bergetar menahan sesak tangis sedih dan marah.
"Sudutin kamu? Bukannya memang benar, kan? Kamu memang jalan sama dia di belakang aku. Udah sampai beginipun kamu masih mau sangkal ucapan aku, Gita? Wah, hebat banget kamu!" Sean terus menuduh Gita tanpa alasan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com