webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urbano
Classificações insuficientes
316 Chs

KALIAN JAHAT!

Sean melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Tanpa menuju ke kamar, Gita sudah terlihat duduk di sofa ruang tamu mereka dengan diam. Sean mendekati Gita dan duduk di sampingnya.

"Apa yang mau kamu bilang sama aku, Git? Mau nyangkal kalau kalian memang jalan di belakang aku, kan?" tuduh Sean tanpa bertanya lebih dulu, "Aku kira kamu istri yang baik, tapi nyatanya enggak! Aku salah nilai kamu. Aku kecewa sama kamu, Gita!" lanjut Sean berucap kecewa pada Gita yang masih diam dengan genggaman tangan yang sejak tadi mengepal tertahan.

"Udah? Udah cukup tuduhan kamu sama aku, kan? Atau masih ada lagi yang belum kamu keluarin buat sudutin aku, Kak?" tanya Gita mencoba untuk tenang meski kenyataannya tubuh Gita bergetar menahan sesak tangis sedih dan marah.

"Sudutin kamu? Bukannya memang benar, kan? Kamu memang jalan sama dia di belakang aku. Udah sampai beginipun kamu masih mau sangkal ucapan aku, Gita? Wah, hebat banget kamu!" Sean terus menuduh Gita tanpa alasan.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com