webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urbano
Classificações insuficientes
316 Chs

TEMAN BERBAGI CERITA

Setelah melaksanakan Shalat Zuhur berjamaah, Barra melanjutkan membaca Al-Quran. Sementara Gita beranjak ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk mereka.

Saat menyiapkan makanan di meja makan, Gita teringat pada Dion dan Nisa yang mencari sarapan tadi pagi.

'Mereka teman sekantor Mas Barra. Kata Mas, mereka orang-orang baik. Tadi pagi mereka mau pergi cari sarapan, kan? Sekarang udah pada makan apa belum, ya? Apa aku anterin makanan buat mereka sekalian kenalan?'

'Lagian memang orangnya kelihatan ramah dan baik, sih. Aku masakin aja, deh! Nanti mas Barra yang nganterin ke sana,'

Gita terus berbicara sendiri dalam hatinya. Sementara tangannya terus aktif memotong sayuran dan meracik bumbu dengan niat memasak masakan yang sederhana yang sering ia buat di rumah.

Sangking asyiknya memasak, Gita sampai tidak sadar Barra mendekatinya.

Gita terkesiap saat sepasang tangan merengkuh pinggangnya dari belakang dan memeluknya erat.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com