Hidup seorang Reygan memang tak genap, tapi lantas bukan berarti retak; compang-camping. Dia bahagia, meski hanya hidup berdua dengan sang Mama. Sampai suatu hari, Reygan dipaksa untuk mengerti keegoisan sang Mama. Memahami keputusan orang dewasa yang tak mudah baginya. Hidupnya jungkir balik. Tiba-tiba segalanya sudah tidak pada tempatnya lagi. Setiap langkah yang terayun, hanya menambah luka dan sesak. Dia tidak tahu, kalau dunianya tidak sesederhana yang dia kira. Dia juga luput menyadari, kalau sejakawal segalanya sudah salah. Amat salah. Namun, kehadiran Aneska, membantu banyak. Gadis itu menjanjikan dirinya selalu ada; dalam tangis dan tawa. Menjadi teman tang menemani kala badai mengamuk. Memberi tempat terbaik untuk Reygan berteduh dan mengeluh. Apakah hanya sampai di sana? Bagaimana kalau garis interaksi dengan gadis itu justu membawa Reygan pada masa lalu? Menuntut sesuatu yang lebih menyakitkan, siap atau tidak.