Dinda tidak pernah bisa menyangka. Jika dalam hidupnya dia akan benar-benar hancur sampai seperti ini. Semua itu dari hubungan cinta monyetnya bersama dengan Panji berakhir dengan sangat mengerikan. Dia telah kehilangan satu-satunya hal yang berharga sebagai perempuan, dan dengan kejam Panji langsung lepas tangan. Dengan bersembunyi di balik punggung orangtuanya, Panji membuat persyaratan mutlak untuk keluarga Dinda. Yang membuat keluarga Dinda mau tidak mau mengikutinya. Keluar dari SMA Wijaya Kusuma dan dipindah di SMA Airlangga hanya untuk menutupi aib besar keluarga. Di SMA baru, Dinda nyaris tidak memiliki teman. Awal kedatangannya sudah disambut dengan kartu merah dari sang raja. Di mana, siapa saja yang mendapatkan kartu merah tersebut, akan dijadikan incaran oleh seseorang. Entah incaran bullyan, atau pun incaran keusilan lainnya. Dan itu tak lain adalah ulah Nathan. Cowok yang digadang-gadang satu sekolah menjadi raja di sana. Lalu, apakah Dinda mampu melalui semua keusilan dari teman-temannya? Di mana saat ini yang harus dia hadapi secara langsung adalah, sang raja sekolah yang siap menerkam dia hidup-hidup. Dan, kejahilan apa yang akan dilakukan Nathan? Mengingat cap sebagai cowok badboy di sekolah telah melekat manis pada dirinya.